30 Agustus, 2008

MEMA’AFKAN DAN MELUPAKAN

Ketika seorang tersakiti, boleh jadi ia mema’afkan orang yang menyakitinya, tetapi kenapa sulit sekali untuk melupakannya. Sehingga ketika ia berinteraksi kembali dengan orang yang pernah menyakitinya, maka kemungkinan ada suatu psychological barrier, mutu interkasi mengalami degradasi, interaksi itu tidak seantusias dulu lagi, ada sedikit pengalaman traumatis yang bisa muncul ketika ia melihat kembali orang yang pernah menyakitinya. Menurut pendapat Ustadz Aam, jika hal itu terjadi, “anda mema’afkan tapi tidak bisa melupakan, anda tidak lagi bisa “klik” dengan dia, maka hal itu adalah sesuatu yang wajar”.
Menurut Ustadz Aam, mema’afkan tapi tidak bisa melupakan, bukan urusan hati, tapi itu sudah urusan memori. Memori dapat mempengaruhi frame of thinking seseorang, dan frame of thinking dapat mempengaruhi kerangka perilaku. Sehingga jika di kepala masih ada file peristiwa yang menyakitkan, maka wajar saja interaksi dengan seseorang yang telah menyakiti menjadi terhambat.....

Menurut saya, benar juga sih, kalau kita pernah disakiti, maka memori menyakitkan, orang yang menyakiti dan rasa sakit itu terkadang masih terekam, susah untuk di delete.......
Saya rasa semua orang pernah mengalami hal menyakitkan, dan ia tidak bisa melupakannya 100%, jika ada pemicu, hal menyakitkan itu bakal muncul lagi tanpa kita perintah, tanpa kita minta, muncul kembali walaupun dalam bentuk silhoutte (.....wajar...amat wajar, kecuali kalau orang tersebut amnesia, baru bisa 100% lupa)....kalau udah kayak gitu, harus banyak-banyak istighfar deh, soalnya kalau tidak di manage, jangan-jangan secara psikologis akan mempengaruhi perilaku kita sendiri, dan yang lebih parah lagi, dapat membentuk pribadi yang pendendam. Perlu riyadah dan memanage perasaan sebaik-baiknya, sekuat tenaga, yakini diri bahwa kita tidak boleh menghabiskan energi hanya untuk mengingat-ngingat peristiwa menyakitkan, yang sebenarnya sudah lama terjadi....ambil saja hikmah dari semua kejadian yang telah menimpa diri kita, jika kita berhasil menemukan hikmah itu, pasti kita akan merasa bersyukur..........jadi pasanglah mindset positif dalam cara pandang kita atas segala hal yang menyakitkan kita, dan ingatlah pesan Baginda Rasulullah SAW, yang mengingatkan ummatnya agar senantiasa membalas setiap keburukan dengan kebaikan.

Ada suatu pengalaman pribadi yang sungguh menghujam ke dasar hati, ke alam fikiran saya sebagai manusia yang dhaif........saya merasa bahwa saya telah melakukan kesalahan berat bin fatal kepada seorang muslimah. Maka ketika saya menyadari bahwa saya memang salah, saya memohon ma’af kepada beliau..........saya sudah berprasangka duluan, bahwa beliau mungkin akan ketus dalam menerima permohonan ma’af saya, tapi ternyata prasangka saya, sangat berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Kalimat yang muncul dari beliau justru kalimat-kalimat indah yang penuh bobot tausiyah. Beliau menanggapi permohonan ma’af saya dengan kalimat “justru saya yang harus memohon ma’af dan bla...bla...bla....(bla..bla...bla-nya off the record, rahasia perusahaan)...”.
Saya kaget juga, saya yang meminta ma’af tapi beliau juga malah minta ma’af, padahal jelas sekali, kesalahan ada di posisi saya.........point penting yang ingin saya garis bawahi adalah sungguh indah ketika kita justru berlomba untuk meminta ma’af dan mema’afkan. Saya yakin, sikap seperti itu tidak akan muncul pada orang biasa, tapi sikap ini muncul pada pribadi seorang yang memiliki kehalusan budi, kebeningan dan kerendahan hati, kemuliaan akhlak.........ya Allah, sampai sekarang saja saya masih mengingat beliau, meskipun saya tidak mengenal sosok beliau secara mendalam, tapi saya sangat menyanyaginya dan menghormatinya,. Hanya do’a yang bisa saya berikan kepada beliau, semoga Allah senantiasa mencintai, menyayangi, melindungi, memberikan kebahagiaan dan mencahayai dunia-akhirat beliau dan tentunya keluarganya. Semoga saya bisa mencontoh kebaikan beliau untuk bisa menjadi muslimah yang tangguh, tidak cengeng dan selalu optimis dalam menghadapi semua masalah....

[+/-] Baca Selengkapnya...

29 Agustus, 2008

KARAKTERISTIK ORANG YANG MENDAPAT RAHMAT ALLAH

Rahmat Allah selalu dihubungkan dengan ampunan dan kualitas hati
Kata rahmat dihubungkan dengan kualitas hati, seperti yang tercantum dalam QS Al Imran : 8 “Ya Allah, janganlah Engkau condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk pada kami.”

Karakteristik orang yang mendapat rahmat Allah:
1.Memiliki jiwa lembut dan pema’af
“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itulah ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” (QS 3:159)

2.Bersemangat dalam beriman, berjihad dan berhijrah
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 2:218)

3.Sabar dalam menghadapi ujian
Dan sungguh kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit-sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillaahi wainnailaihi raji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS2 : 155-157)

4.Bepegang teguh pada ajaran-ajaran agama
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)nya, niscaya Allah akan masukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari Nya (surga) dan limpahkan karunia Nya dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepadaNya.” (QS 4:175)

5.Mengisi hidup dengan berbagai macam kebaikan
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’a kepadanya dengan rasa takut (tidak akan) diterima dan harapan (akan dikabulkan). sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS 7:56)

6.Menyuruh yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, ta’at pada Allah dan RasulNya
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS 9:71)

7.Rajin mempelajari isi AL Qur’an
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasannya kami telah menurunkan kepadamu Al kitab (Al Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka, sesungguhnya dalam Al Qur’an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS 29:51)

Imbalan bagi orang yang mendapatkan rahmat
a)Akan dijauhkan dari azab
“Barangsiapa yang dijauhkan azabnya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.” (QS 6:16)

b)Memiliki wajah yang berseri
“Pada hari yang diwaktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga), mereka kekal didalamnya.” (QS 3: 106-107)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 30 Juli 2006

[+/-] Baca Selengkapnya...

ROKOK DAN FATWA HARAM

Fatwa MUI tentang keharaman rokok, mendapatkan protes keras……….tentunya protes dari user, produsen dan mereka yang terlibat dalam pemakaian dan bisnis rokok…..

Di acara cover story nya TV one, saya melihat suatu perdebatan sengit antara ulama dari MUI, Bu Nita dari Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), ustadz Arif Santoso dari ADA API (LSM kali ya…) , kang Richard sang wartawan dan satu orang bapak, saya gak tau nama bapak itu, soalnya lihat acaranya pas dipertengahan………

Saya gak tau ustadz Arif itu siapa? Baru lihat dan dengar namanya aja pas acara itu………..dia adalah salah satu orang yang kontra dengan fatwa haram merokok, alasannya sih, katanya dia gak setuju dengan penggunaan “hukum haram”, menurut dia merokok itu mubah (tapi pak ustadz dari MUI bilang, kalau sebelumnya para ulama telah meyatakan bahwa rokok itu hukumnya makruh, dan ustadz Arif adalah ustadz satu-satunya yang bilang rokok itu mubah)…………well, semua orang boleh berpendapat, sah-sah saja sih orang mau berpendapat apapun ……..tapi kalau menurut saya, pendapat kita adalah pendapat yang harus punya dasar keilmuan, pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan, pendapat yang mendukung pada kemaslahatan bukan pendapat yang asal, bukan pendapat yang terucap karena pengaruh hawa nafsu yang lebih dominan dibanding akal sehat dan bukan pendapat yang mendukung keburukan……..

Setahu saya, MUI adalah lembaga yang didalamnya terdiri dari kumpulan para ulama dari berbagai organisasi, dengan beragam bidang keilmuan, dan tentunya beliau-beliau adalah ahli agama, jadi gak mungkin jika beliau-beliau akan mengeluarkan fatwa secara sembarangan, tanpa landasan yang kuat………dan saya rasa tentunya fatwa haram tersebut sudah melalui kajian mendalam dari para ulama yang ada di MUI. Maka sebagai ummat pun sebaiknya kita mengikuti ijtihad para ulama tersebut, karena pada zaman Rasulullah SAW kan emang gak ada kasus rokok,jadi gak ada hukumnya….nah, kalau sekarang MUI mengeluarkan fatwa haram, itu kan suatu bentuk tanggung jawab ulama untuk mengarahkan ummat agar senantiasa berbuat yang baik, meninggalkan hal-hal yang jelas dan secara nyata adalah tidak baik……dalam hidup ini, kita memerlukan pengayom, yang senantiasa mengingatkan diri kita agar tidak terjebak pada perbuatan yang sia-sia, perbuatan yang tidak diridhai Allah……….

Ada orang yang berkata, “ngapain sih MUI ngurusin rokok, padahal banyak urusan yang lebih penting yang harus diselesaikan…”
Kalau menurut saya, setiap orang memiliki porsi masing-masing untuk melakukan tugasnya dalam beragama, bermasyarakat maupun bernegara. Jadi, kalau MUI mengeluarkan Fatwa tentang rokok, ya boleh dong…….dan itu adalah porsi MUI untuk mengajak ummat untuk menjauhi hal yang tidak bermanfa’at

Ada yang mengatakan bahwa industri rokok memberikan devisa yang sangat besar kepada Negara. Menurut opini saya, apa yang mereka sebut keuntungan hanyalah keuntungan sesaat saja….karena kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan lebih penting di banding devisa sebesar apapun……..bayangkan saja, jika memang negara kita menjadi kaya karena devisa dari rokok, tapi kalau rakyatnya berpenyakit, apalah artinya devisa itu. Sesungguhnya yang bisa menggerakkan kemajuan suatu bangsa, kan tidak hanya melulu karena materi, tapi yang lebih penting adalah kualitas dari SDM nya itu sendiri
Penelitian sudah banyak membuktikan, bahwa asap rokok menimbulkan berbagai macam penyakit dan merusak lingkungan……sebenarnya tinggal tekad yang kuat saja untuk bisa menghentikan kebiasaan buruk itu…..

Saya merasa prihatin, ketika melihat seorang bapak merokok di depan anaknya, seorang guru merokok di depan murid-muridnya, bahkan seorang kyai merokok di depan jama’ahnya….bukankah beliau-beliau itu harus menjadi teladan dalam keluarga dan masyarakatnya? Kalau kata Aa Gym mah, jangan salahkan kalau ada anak, murid atau santri yang terjerumus menjadi pengguna narkoba, karena mereka sudah mengawalinya dengan kebiasaan merokok…….dan menurut hasil research yang disampaikan Bu Nita dari WITT, ternyata 99 % pengguna narkoba, asalnya adalah perokok

Memang merokok adalah hak pribadi orang yang mau melakukannya, tapi suatu hak juga harus dibatasi oleh hak orang lain…… jadi ingat cerita Aa Gym, katanya kalau mau merokok, tutup aja kepalanya dengan kantong keresek (kantong plastik) supaya asapnya dihirup sendirian……….

Dari pengalaman saya pribadi, saya sangat merasa terganggu, ketika sedang berada di kendaraan umum, ada orang yang dengan “cuek bebek”nya merokok tanpa rasa berdosa sedikit pun, padahal di sekitarnya ada para penumpang yang sudah mulai terbatuk-batuk, atau bahkan ada bayi yang juga tercemar asap rokok…..kata pak ustadz, sesungguhnya orang yang seperti itu telah berbuat kedzhaliman……..saya setuju banget, karena memang ternyata saya merasa terdzhalimi, hak saya untuk menghirup udara bersih terampas oleh orang semacam itu……

Dari diskusi di TV one, pak Kyai dari MUI memberikan nasehatnya berupa peringatan Allah yang tertuang dalam Al Qur’an, diantaranya:
“Dan berikanlah kepada keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu dengan boros” (QS 17:26)
Dan beliau pun mengingatkan bahwa kita dilarang menjatuhkan diri pada kebinasaan …(beliau menyebutkan ayatnya, hanya saya lupa …)
Betul sekali, merokok adalah suatu pemborosan dan kesia-siaan. Ada seorang ayah, yang bisa membelanjakan hartanya hanya untuk membeli rokok, tapi kalau untuk keperluan anak sekolah atau makan keluarganya sangat sulit, boleh jadi karena memang uangnya habis untuk membeli rokok. Orang yang tengah merokok, berarti dia sedang membakar uang dan sedang memproses pembentukan penyakit pada dirinya……..
Jika kita masih ragu akan hukum rokok atau merokok, coba saja mulai untuk jujur pada diri sendiri, apakah benar memberikan manfa’at?
Muslim yang baik adalah yang selalu menjaga dirinya dari hal yang meragukan, menjauhkan diri dari hal yang sia-sia…..

[+/-] Baca Selengkapnya...

22 Agustus, 2008

PAGI DAN SEMANGAT

Biasanya yang membuat orang malas adalah bagun di pagi hari, apalagi kalau hari senin, karena aura liburan di hari sabtu dan minggu masih melekat kuat sehingga begitu terasa menyatu dalam diri........

”I don’t like Monday”, begitu kata orang-orang yang malas untuk mulai beraktifitas di hari senin, jika tidak cepat-cepat menata diri dan menata hati, maka aura kemalasan itu so pasti gak bakalan mau hilang...........

Yang saya maksud menata diri disini adalah, bahwa kita harus sudah tahu schedule mingguan kita, sebenarnya seminggu kedepan kita mau ngapain aja?, target kita apa? Apa yang ingin kita capai? And so on....jadi kalau kita udah punya schedule mingguan, sebenarnya udah harus tau dong jadwal esok mau ngapain aja....lalu kita harus cepat-cepat mempersiapkan seluruh kebutuhan yang harus disiapkan minggu depan. Sehari sebelumnya, kita harus sudah melakukan check list untuk keperluan besok paginya, jadi ketika besok pagi, maka semuanya sudah beres, gak ada lagi tuh acara sibuk-sibuk yang gak jelas di pagi hari.........bahkan sampai ke urusan besok pagi mau pake baju apa?, kerudung apa?, warna apa?, sebaiknya sudah direncanakan sehari sebelumnya atau malam sebelumnya. Dan kita pun harus sudah menyetrika semuanya, sehingga besok paginya udah siap tinggal dipake.............

Sedangkan yang saya maksud dengan menata hati disini adalah, bahwa kita harus selalu memperhatikan, memperbaiki kembali niat kita. Tanyakan pada diri, sebenarnya apa sih tujuan hidup kita, untuk apa sih semua yang kita kerjakan?. Kalau dalam Islam sendiri, kita selalu diarahkan bahwa semua yang kita kerjakan harus diniatkan untuk beribadah dan mencari ridha Allah. Yakini, bahwa tidak akan ada hal yang sia-sia dihadapan Allah. Sekecil apapun perbuatan kita maka akan mendapatkan balasannya....

Kalaupun kita dihinggapi rasa malas, sebenarnya sih manusiawi sekali, kadang kita pun dihinggapi kejenuhan, jenuh ditempat pekerjaan, jenuh mengerjakan pekerjaan.........dan sejumlah kejenuhan lainnya...........terkadang bisikan-bisikan kemalasan itu selalu ditiupkan ke telinga dan hati kita, oleh siapa? Oleh siapa lagi, kalau bukan oleh musuh sejati umat manusia hingga hari hari akhir, syaitan laknatullah...........jadi kalau kita berhasil dikalahkan oleh kemalasan, maka kita bakal jadi sahabatnya syaitan.....dan kalau kemalasan itu terus kita ikuti, maka kita akan menjadi mahluk yang paling merugi, karena kita tidak menjadi mahluk yang produktif dalam beramal shaleh..........semua hal yang dikerjakan atas dasar mencari ridha Allah adalah sebuah amal shaleh........dan kita pun tidak akan pernah mendapatkan suatu perubahan untuk kemajuan diri kita. Allah tidak akan merubah nasib seorang manusia, kalau dia tidak mau merubah dirinya sendiri.

Buatlah hari ini menjadi hari terbaik. Jangan lupa awali hari dengan senyuman. Bahagiakan diri dan tanamkan semangat membara dalam setiap detik yang kita lalui.......

[+/-] Baca Selengkapnya...

GELISAH ITU MANUSIAWI……….

“Gelisah itu manusiawi sekali pak, kita tidak usah menafikkan hal itu”, itulah jawaban Ustadz Aam kepada seorang Bapak, yang bertanya pada acara Percikan Iman Pagi di Radio Oz. Bapak itu bertanya, kenapa pada saat ia shalat, ia merasa tenang, tetapi setelah selesai shalat ia merasa gelisah lagi, gelisah karena memikirkan masalah dalam hidupnya.

Setiap orang tentunya pernah merasakan kegelisahan, dan saya rasa semua manusia akan merasakan kegelisahan sampai ujung usia, karena setiap manusia tak akan luput dari ujian kehidupan. Tinggal bagaimana kita memandang dan menyikapi masalah itu, apakah mau di anggap sebagai ujian yang berat, atau menganggapnya sebagai bentuk tarbiyah dari Allah SWT?

Hanya pada saat kanak-kanak, kita masih merasa enjoy menikmati hidup tanpa beban, karena belum merasakan arti perjuangan hidup. Tetapi seiring pertambahan usia, dan kita pun sudah dapat berfikir….. sudah dapat merasakan persoalan hidup…. mulailah kita akan ditimpa kegelisahan. Pada saat sekolah atau kuliah, timbul kegelisahan karena khawatir gak bisa lulus ujian. Setelah lulus kuliah, khawatir gak bisa bekerja atau menciptakan pekerjaan, dan khawatir jodoh tidak bersahabat dengan kita sehingga telat menikah. Setelah menikah, khawatir gak bisa dapat buah hati. Setelah dapat anak, khawatir dengan biaya membesarkan dan menyekolahkan anak yang semakin membumbung tinggi …….dan seterusnya-dan seterusnya………….(aduh, kalau dirasakan semua itu sebagai beban, kayaknya capek hati tuh…)

Menurut saya, boleh aja dan sangat boleh kita memikirkan persoalan yang menimpa diri kita, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas diri, supaya kita juga diingatkan, bahwa hidup itu tidak mudah, butuh banyak pengorbanan,……….dengan memikirkan masalah, maka kita pun di picu untuk bekerja keras agar kita bisa keluar dari masalah tersebut dengan memabawa ibrah yang banyak, yang bisa menjadi pembelajaran untuk hidup kita kedepannya….so, kayaknya jangan menyesal telah mendapat masalah, asal…..jangan masalah yang dibuat-buat, atau masalah yang diakibatkan kesalahan atau kelalaian diri kita………dengan masalah, berarti Allah masih sayang sama kita, Allah masih memperhatikan kita. Seberapa kuat sih kita bisa menerima cobaannya, sehingga bisa ketahuan apakah kita mahluk yang tergolong pandai bersyukur atau mahluk yang kufur.

Menurut nasehat Ustadz Aam, ketika kita ditimpa kegelisahan, maka perbanyaklah berdzikir, memohon pertolongan Allah, dan berdo’a sebanyak-banyaknya sesuai keinginan yang sedang kita fikirkan saat itu…..

Jadi, jalani….nikmati saja semua kegelisahan yang sedang dirasakan sebagai salah satu episode yang harus dijalani. Yakinlah, bahwa hidup ini bagaikan roda, Allah tidak akan pernah membiarkan kita ada di bawah terus menerus, asal kita terus berjuang…..fight….sekuat tenaga, lawan semua kegelisahan……..lawan semua masalah, yakini bahwa kita bisa keluar dan bisa menyelesaikan semua masalah yang menggelisahkan itu. Bahwa sebuah kesulitan selalu diapit dengan dua kemudahan.
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS 94:5-6)
Tuh kan……Allah udah janji kok, bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya……..so, jangan gelisah berlebihan……….

[+/-] Baca Selengkapnya...

17 Agustus, 2008

HATI BAGAIKAN CERMIN

Hati bagaikan cermin, karena jika hati ini bersih maka kita akan dengan mudah dan jelas melihat semua objek yang ada di depannya, termasuk melihat sosok diri, memperhatikan sedetil mungkin penampilan diri, apakah masih ada “kotoran” yang melekat pada diri. Cermin yang bersih dapat memantulkan cahaya, dan hati yang bersih akan terpancar pada tutur kata, perilaku yang bercahaya. Hati yang bersih akan menuntun pemiliknya untuk sering melakukan muhasabah.

Cermin yang kotor tidak memiliki kemampuan untuk melihat secara jelas objek yang ada di depannya, atau bahkan tidak dapat melihatnya sama sekali. Begitupun dengan hati, kotoran di hati adalah kemaksiatan yang terus menerus dilakukan.
“Sekali-kali tidak (demikian) , sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS 83:14)
Rasulullah SAW pernah mengungkapkan bahwa di dalam diri manusia ada segumpal darah yang disebut qalbu, jika baik qalbunya maka akan baik pula seluruh perilakunya, begitu pun sebaliknya.

Sebenarnya manusia diciptakan dengan kualitas hati yang sama, seperti yang tercantum dalam surat Al A’raaf berikut ini:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menjadikan keturunan Bani Adam dari tulang punggung mereka dan Allah mengambil kesaksian atas diri mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, kami menjadi saksi,” Yang demikian supaya kamu tidak mengatakan di hari kiamat, “Sesungguhnya kami orang-orang yang lalai tentang ini.” (QS 7:172)
Tetapi seiring perjalanan waktu, kualitas itu menjadi berbeda-beda pada setiap individu. Karena kemaksiatan dan kelalain kepada Allah, hati akan menjadi keras dan menutupi cahaya yang akan masuk. Model hati seperti inilah yang dilarang oleh Allah.
“Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras.” (QS Al- Hadid: 16).

Seorang ulama hadist, Fiqih dan Ushul yang terkemuka, yaitu Ibnu Rajab, memaparkan penyebab yang membuat hati menjadi keras dan sulit menerima hidayah, yaitu:
1.Banyak bicara, dan meninggalkan dzikrullah
“Janganlah kamu banyak bicara kecuali dzikrullah. Sungguh, banyak bicara itu membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)
Dan memang kalau banyak bicara, maka peluang jatuh pada kebohongan akan lebih besar lagi.

2.Banyak tertawa
“Janganlah kalian banyak tertawa, karena hal itu dapat mematikan hati” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Terkadang tanpa kita sadari, kita sering mentertawakan lawakan-lawakan yang mengandung unsur penghinaan atau merendahkan derajat orang lain. Maka mulai saat ini, harus selektif melihat tayangan televisi atau bahkan bergurau dengan teman pun harus lebih dievaluasi lagi.

3.Banyak makan
Sekarang ini, banyak sekali makanan yang sangat menggiurkan dipampang di etalase mall-mall, ataupun restoran-restoran. Tapi pernahkah kita mempertanyakan kehalalan nya? Yang terjadi, seringkali kita memakan makanan yang dianggap enak, padahal selain unsur nutrisi dan thoyib, maka unsur halal dan haramnya makanan pun harus menjadi salah satu kriteria yang kita perhatikan. Ada seorang teman, yang begitu wara nya beliau terhadap makanan, sampai ketika disuguhi makan ayam saja tidak mau, karena beliau merasa ragu apakah ayam itu disembelih dengan cara yang halal.

4.Banyak dosa dan maksiat
Rasulullah SAW mengibaratkan dosa seperti titik hitam yang menempel di hati. Jika pelakunya bertobat lalu meninggalkan kemaksiatannya dan memohon ampun pada Allah, hatinya berubah mengkilat. Jika kemaksiatan itu bertambah, bertambah juga titik itu. (HR Tirmidzi)

Untuk mendapatkan hati yang bersih sehingga akan mudah menerima kebenaran, maka ada beberap resep sbb:
1.Banyak mengingat Allah dalam hati dan lisan.
Yahya bin Mu’adz dan Ibrahim Al-Khawwash, menggolongkan 5 penawar hati, yaitu:
a)Membaca Al-Qur’an dan merenunginya
b)Mengosongkan perut
c)Qiyamullail
d)Beribadah di malam hari
e)Berkawan dengan orang shaleh
Dzikir membuat hati terasa sejuk dan tentram.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram ( QS Ar-Ra’d:28)

2.Berbuat baik pada anak yatim dan fakir miskin
“Jika anda ingin melunakkan hati anda, sentuhlah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.” (HR Ahmad)

3.Banyak mengingat mati
Kematian adalah suatu yang psti terjadi pada mahluk yang bernyawa. Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya “perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan (mati).”

4.Menziarahi kubur dan memikirkan penghuninya
Ziarahilah kuburan karena hal itu dapat mengingatkan kalian dengan kematian.” (HR Muslim)

Semoga kita senantiasa menjadi seseorang yang senantiasa rajin membersihkan cermin di hati kita, sehingga kita akan mudah menerima cahaya kebenaran.

[+/-] Baca Selengkapnya...

12 Agustus, 2008

MUSLIMAH HARUS BANYAK KABISA

“Kabisa” adalah salah satu kata dalam bahasa sunda yang artinya kemampuan atau keahlian. Kenapa muslimah harus banyak memiliki keahlian?, karena peran dan tanggung jawab muslimah baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat sangatlah besar.
Orang sering menyebut bahwa wanita itu tiang negara, jika baik wanitanya maka baik pula negara itu, jika hancur ahlak wanitanya maka hancur pula negara itu. Hal ini memang dapat dimengerti, karena wanita, terlebih peran dia sebagai ibu, maka ibunda adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibundalah murobbiah (guru) pertama bagi anak-anaknya. Ibundalah yang harus mentarbiyah anak-anaknya secara intensif, sistematis dan terorganisir secara baik. Maka kabisa yang harus ada pada seorang ibu adalah, well informed, artinya ibu harus memiliki stock of knowledge yang banyak. Sehingga ketika seorang anak, menanyakan sesuatu pada dirinya, maka ia dapat meng-handle pertanyaan tersebut secara bijak dan benar. Jangan sampai gagap kalau ditanya, mau jawab satu pertanyaan saja loading di otaknya sangat lambat, dia berusaha mencari file di otaknya, tapi kalau tidak pernah mengisi otaknya dengan ilmu, maka otaknya pun akan kosong, sekeras apapun usahanya untuk menjawab pertanyaan anak, dia tidak pernah bisa menjawab pertanyaan anak, ujung-ujungnya memarahi anak dan mematikan kreatifitas anak “ diam kamu, jangan banyak nanya dong, mamah capek nih.”, biasanya jawaban seperti itu yang dilontarkan oleh ibu-ibu yang putus asa karena tidak bisa memenuhi rasa keingintahuan sang anak. Maka, sesibuk apapun seorang ibu, ia harus memiliki waktu untuk meng-up date dirinya dengan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia maupun ilmu ukhrowi. So, kalau jadi ibu harus keren............keren abis, karena inner beauty nya terpancar dari kemampuannya mendidik anak..........

Ketika seorang muslimah yang jadi ibu rumah tangga tulen, tidak pernah mengasah keahliannya, tidak pernah dilatih untuk menjadikan dirinya mandiri, maka ketika dia di tinggal suaminya, karena suaminya telah dipanggil Allah lebih dulu atau mungkin karena suami menikah lagi dan berbuat dzhalim dengan meninggalkan begitu saja keluarganya, maka demi mempertahankan dan melanjutkan kehidupan dirinya dan anak-anaknya, runtuhlah pertahanan dirinya. Wanita tersebut menghinakan, menistakan dirinya dengan cara melakukan pekerjaan yang tidak diridhai Allah SWT. Maka kabisa lain yang harus dimiliki muslimah adalah kemampuannya untuk mencari maisyah. Ketika kondisi suami sukses, keuangan keluarga sangat mencukupi sehingga tidak lagi menuntut peran istri untuk mencari maisyah. Menurut saya, tetap saja muslimah jangan membiarkan dirinya terlena dengan kenikmatan itu, sehingga dia hanya mengandalkan 100% dari penghasilan suami. Tapi ketika suami memberikan uang yang lebih, maka jangan pernah memboroskannya hanya untuk sesuatau yang sia-sia, uang habis untuk shopping di mana-mana. Gunakanlah uang lebih itu selain untuk menabung, juga untuk meng-up grade kemampuan diri, misalnya ikut berbagai macam kursus. Kursus bahasa asing, kursus masak, kursus jahit, atau kursus-kursus lain yang diminatinya, dan ilmu dari hasil kursus tersebut dapat digunakan untuk memproduksi hal-hal yang memiliki daya jual.

Maka suatu keharusan, bahwa setiap muslimah harus bisa memanfa’atkan waktu sebaik mungkin. Isi setiap waktu luang yang dimiliki untuk terus meningkatkan kualitas diri. Jangan biarkan waktu habis hanya untuk hal yang sia-sia ...............

[+/-] Baca Selengkapnya...

MACAM-MACAM SHAUM SUNAH

This article is dedicated to all my bestfriends who wants to know about shaum sunah.........

Berikut ini adalah macam-macam shaum sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW
1.Shaum Muharram dan Sya’ban
“Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR.Muslim)
Dari ‘Aisyah ra., ia berkata:”Tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa adri suatu bulan yang lebih banyak dari pada bulan Sya’ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban.” Dan di dalam riwayat lain dikatakan:”Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban, kecuali sedikit (beberapa hari saja beliau tidak berpuasa). “ (HR./ Bukhari dan Muslim)

2.Shaum Dzul hijjah
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:”Tidak ada suatu hari dimana amal shalih lebih disukai Allah daripada dalam sepuluh hari permulaan bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, walaupun berjuang di jalan Allah?” Beliau bersabda :”Walaupun berjuang di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak menginginkan balasan apa-apa dari yang telah dikorbankannya.” (HR Bukhari)

3.Shaum Arafah, Tasu’a dan Asyura
Dari Abu Qathadah ra., ia berkata: Rasulullah SAW, pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab: “Puasa itu melebur dosa satu tahun yang lewat dan yang tinggal.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata:”Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya seandainya aku masih sampai pada tahun depan, niscaya aku akan puasa tasu’a pada hari ke sembilan (dari bulan Muharram).” (HR.Muslim)
Dari Abu Qathadah ra., bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura, kemudian beliau menjawab: “Puasa itu dapat menebus dosa setahun yang telah lewat.”
(HR Muslim)

4.Shaum enam hari di bulan Syawal
Dari Abu Ayyub ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari pada bulan Syawal, maka puasa enam hari itu bagaikan puasa sepanjang
masa.”
(HR. Muslim)

5.Shaum Senin-Kamis
Dari Abu Qathadah ra., dari Rasulullah SAW beliau bersabda:”Amal perbuatan itu diserahkan (dilaporkan) pada hari Senin dan Kamis, karena itu aku suka apabila amalku dilaporkan dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. Muslim)

6.Shaum 3 hari tiap bulan
Dari Mu’adzah AL Adawiyyah bahwasannya ia pernah bertanya kepada “Aisyah ra.: “Adakah Rasulullah SAW berpuasa tiga hari setiap bulaj?” “’Aisyah menjawab:”Ya.” Sya (Mu’adzah) bertanya:”Dari bulan apakah beliau berpuasa?” “’Aisyah menjawab:”Saya tidak memperhatikan dari bulan yang manakah beliau berpuasa.” (HR Muslim)
Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu berpuasa tiga hari setiap bulan, maka berpuasalah pada hari ketiga belas, keempat belas dan kelima belas.”
(HR.Turmudzi)

Referensi: Riyadhus Shalihin, karangan Imam Nawawi

[+/-] Baca Selengkapnya...

09 Agustus, 2008

“PILIH PEMIMPIN YANG TIDAK MAU JADI PEMIMPIN..........”

Beberapa tulisan saya akhir-akhir ini, ternyata banyak berkaitan dengan masalah politik...........bagaimana tidak, setelah pilgub Jabar, pilwakot dan nanti pilpres, otomatis gema kampanye menghiasi berbagai sudut kota.........ketika menghadap kanan ada baligho parpol, menghadap ke kiri ada spanduk parpol, menghadap ke depan ada spanduk KPU..........

Last time i don’t care about this, tapi sekarang mau tidak mau harus ikut meng-up date informasi yang berkaitan dengan pilkada ataupun pilpres.......... banyak banget info perpolitikan yang lewat di otak saya, belum lagi, kalau adik saya ada di rumah, seringkali membawa misi promosi parpol dimana dia aktif berpartisipasi di dalamnya, sehingga perbincangan di keluarga kami pun terkadang ngebahas politik juga. Jadinya, saya sudah seperti dikondisikan untuk segera “melek” politik.........Ketika saya nonton berita di TV, ya politik lagi politik lagi. Ketika baca koran, informasinya juga banyak tentang politik. Ketika dengerin radio sepanjang perjalanan ke kantor, radio favorit saya seringkali ngebahas politik juga........bahkan ketika makan siang bareng temen kantor, juga ada bahasan tentang politiknya.........tapi bagus juga sih, otak saya dicekoki berbagai informasi perpolitikan, biar tambah cerdas dan enggak gagap politik........dalam Islam, politik adalah ibadah, politik adalah dakwah..............anggapan bahwa politik itu kotor boleh jadi benar, kalau orang-orang yang terjun di dalamnya memang juga “kotor”.............maka harus ada orang-orang yang memiliki niat yang lurus, hati yang ikhlas, track record yang bersih untuk ikut serta membenahi carut marut perpolitikan di negara ini, sesuatu yang memang sulit, perlu waktu untuk memperbaikinya tapi dengan tekad yang kuat, sedikit demi sedikit diharapkan ada perubahan ke arah yang lebih baik tentunya...............

“Pilih pemimpin yang tidak mau menjadi pemimpin”, meluncur dari seorang bapak yang ikut nimbrung dalam suatu acara talkshow yang membahas tentang kepemimpinan, di radio MQ.........saat itu saya yang sedang mendengarkan radio lewat telphone genggam, sekaligus membaca. Sejenak, saya segera menghentikan kegiatan membaca, agak-agak merhatiin percakapan si bapak dan sang penyiar...........hmmmm, menarik juga statement bapak itu. Apalagi kalau kita amati, saat ini kan lagi rame-ramenya gelaran pilkadal (pemilihan kepala daerah langsung)..........orang pada berburu untuk bisa menjadi penguasa, gimanapun caranya, mungkin bagi orang tertentu, dia bakalan menggunakan segala cara, sekalipun dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama, tapi peduli amat, yang penting kepilih.......

Pagi hari, sebelum saya berangkat ke kantor, saya melihat berita di televisi tentang seorang bapak yang akan bunuh diri karena ia terlilit hutang sekitar 2,9 M, uang itu digunakannya untuk pencalonan dan kegiatan kampanye dirinya sebagai calon bupati di suatu daerah....namun sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata bapak itu kalah, hingga setelah gelaran pemilihan bupatinya selesai, bapak itu tinggal menanggung hutang yang begitu besar, istrinya pun minta cerai, hal tersebut membuat dia akhirnya depresi berat dan harus masuk rumah sakit. Bapak itu telah berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. Dan pada tayangan di TV tersebut, merupakan usaha bunuh diri yang kesekian kalinya.

Ada dialog yang direkam oleh wartawan ketika bapak itu ditolong oleh pak polisi, bapak tersebut marah besar kepada pak polisi yang dianggapnya telah menghambat usaha bunuh dirinya....”saya ingin mati, saya ingin mati.....” teriaknya. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi bapak itu. Teriakan yang memang timbul dari hati seorang yang sedang mengalami depresi berat, yang hidupnya begitu terhimpit, menjadi sempit karena tekanan hutang. Kasihan juga melihat bapak itu, semoga Allah segera menyembuhkan dan menyadarkannya kembali.....bahwa hidup ini tidak akan pernah menjadi sempit jika yakin bahwa Allah senantiasa bersama kita

Tapi ketika melihat kelakuan bapak itu, hati saya pun secara spontan berucap “untung juga bapak itu gak kepilih”, jangan-jangan tipe orang seperti bapak itulah yang akan menggunakan jabatannya untuk menutupi hutang-hutangnya, dengan menyelewengkan amanah yang diberikan kepadanya, misalnya dengan melakukan suatu tindakan korupsi..................dan satu lagi, bagaimana mungkin orang yang bermental pecundang seperti bapak itu mau dipilih...........(wah, suara hati saya ini rada-rada su’udzhan nih....)

Jadi benar, orang-orang yang memiliki keinginan kuat untuk jadi penguasa karena memiliki motif duniawi yang begitu besar, bisa melakukan cara apa saja, termasuk dengan cara berhutang. Kalau dalam Islam, yang saya tahu, kita jangan meminta untuk bisa jadi pemimpin (penguasa) tapi jangan menolak jika diberi amanah menjadi pemimpin.........

[+/-] Baca Selengkapnya...

MITOS ANGKA 8

Ketika saya menginformasikan nomor hand phone saya yang kebetulan banyak angka 8 nya pada seorang teman, teman saya itu berkata “wah angka hoki tuh”.........saya balik bertanya ”maksudnya? kenapa juga disebut hoki?”.
“Menurut orang tionghoa, katanya angka 8 adalah angka hoki, kenapa disebut hoki, karena angka 8 ini adalah angka yang tidak terputus, tulisannya nyambung gitu loh” papar teman saya..........” oh, itu mah mitos atuh”, jawab saya.
Saya benar-benar tidak tahu dan memang tidak mau tahu mitos-mitos yang seperti itu, bahkan saya baru tahu mitos angka 8 adalah angka hoki, dari teman saya itu...........lagian, ngapain juga “ngulik” hal-hal kayak gitu, bisa jatuh pada syirik...........

Dan ketika nonton berita sore di salah satu televisi swasta yang memberitakan launching no.urut PKS, pada tanggal 8, bulan 8 tahun 2008, penyiar TV nya berkomentar, “apakah PKS yang berbasis Islam, percaya akan hal-hal klenik?”..........idih geli juga dengarnya.....
Launching di tanggal 8-8-2008, tentunya dijadikan momentum yang tepat bagi PKS untuk mempromosikan dan mensosialisasikan nomor urut 8 pada pemilu 2009 nanti, so masyarakat bisa lebih mengenal no.urut 8 ini sejak dini...............

Saya pernah beberapa kali mendengar orang yang mempermasalahkan mitos angka. Yang paling dikenal tentunya angka 13, yang sering dipojokkan sebagai angka sial.........berabe juga tuh kalau cara berfikir kita sudah dipengaruhi mitos-mitos seperti itu. Ya, seperti yang terjadi pada masyarakat yang masih mempercayai mitos-mitos terhadap penanggalan, kayaknya ribet banget.............ada orang yang mau nikah aja, para sesepuhnya berdebat soal tanggal pernikahannya, sesepuh dari pihak wanita ingin tanggal sekian, sedangkan sesepuh dari pihak pria tidak setuju karena mengganggap jika menikah pada tanggal tersebut tidak baik, dari keluarga pria inginnya tanggal yang lain............akhirnya lama lah penentuan tanggal pernikahannya, yang lebih ngeri malah jadi berantem atau jangan-jangan gak jadi nikah, gara-gara ngeributin soal tanggal.......
Ustadz di tempat pengajian pernah bilang, “kalau saya, malah ingin mengerjakan sesuatu yang dimitoskan, saya menikah di bulan yang bayak dihindari orang, orang banyak yang bilang kalau menikah di bulan tersebut kehidupan rumah tangganya tidak langgeng, buktinya, alhamdulillah saya dan keluarga baik-baik saja sampai sekarang. Justru enak juga, menikah di waktu orang lain menghindari untuk menikah, karena jadi gampang buat nyewa gedung, katering, dan hal lainnya lebih mudah di urus”................

[+/-] Baca Selengkapnya...

“FENOMENA KEBODOHAN TIM SUKSES”

Ucapan ini terlontar dari Ustadz Aam, ketika menanggapi seorang bapak yang menanyakan masalah money politic, seperti kasus bagi-bagi uang saat kampanye, apakah hal seperti ini termasuk sogok menyogok yang sangat dilarang dalam Islam. Menurut saya, jawaban Ustadz Aam cukup menarik. Ustadz Aam kemudian bercerita, bahwa ketika beliau ngobrol dengan seorang bapak penarik becak yang dikenalnya, diperoleh informasi bahwa bapak penarik becak tersebut ikut kampanye dan memperoleh uang yang dibagi-bagikan oleh parpol yang sedang mempromosikan kandidatnya, tapi ada kalimat cerdas yang diberikan bapak penarik becak tersebut, bahwa bapak tersebut menerima uang yang diberikan oleh parpol, tapi kalau urusan memilih gimana nanti.

“lumayan kenging artos 50 ribu, tapi mun nyolok mah kumaha urang weh” (lumayan dapat uang 50 ribu, tapi kalau nyoblos gimana kita aja). Bapak penarik becak itu ikut memeriahkan kampanye, bukan untuk mendengarkan visi, misi ataupun program para kandidat, tapi ia tertarik karena akan mendapatkan uang. Boleh jadi, ketika para kandidat berorasi, si bapak mah kagak ngerti, sebagai rakyat kecil mungkin ia hanya mengharapkan kehidupan yang layak, kemudahan memperoleh rezeki. Maka ikutan kampanye sambil dapat duit, itu namanya side job. Bisa jadi penghasilan dari ikut kampanye, malah lebih besar dibanding penghasilannya sehari sebagai penarik becak.

Ternyata bapak penarik becak tersebut telah memiliki suatu kecerdasan politik, dimana ia hanya akan memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani saja. Sedangkan tim sukses itu telah melakukan kebodohan, karena dia membagi-bagikan uang kepada orang yang belum jelas dan pasti akan memilihnya. Parpol yang masih melakukan modus seperti ini, nampaknya masih menganggap rakyat bodoh, karena menganggap dengan uang maka suara rakyat akan didapat......”menurut saya itu bukan sogok menyogok, itu hanya fenomena kebodohan tim sukses” begitu penjelasan dari Ustadz Aam.

[+/-] Baca Selengkapnya...

SIAPAKAH YANG PANTAS MENJADI PRESIDEN INDONESIA?

Pemilu Presiden Indonesia 2009 kian dekat. Stasiun televisi maupun media cetak telah ramai membahasnya, sampai pada pembahasan tentang sosok yang layak menjadi orang nomor satu di Republik ini, apakah sosok tua atau sosok muda?

Ada masyarakat yang masih menaruh harapan pada sosok pemimpin yang sudah tua, tetapi banyak juga masyarakat yang menaruh harapan besar pada sosok pemimpin yang masih muda. Katanya kalau pemimpin muda akan lebih idealis, lebih progresif, semangatnya masih tinggi, dan tentunya memiliki stamina dan energi yang lebih besar dibandingkan dengan pemimpin yang lebih tua.
Kalau pemimpin yang tua, meskipun sudah banyak pengalamannya, tapi cenderung kurang kreatif, sulit menerima kritik, dan terutama berkaitan dengan masalah kesehatan. Bagaimana mungkin bisa memimpin negara ini dalam kondisi kesehatan yang tidak prima. Negara ini sudah terlalu lama dililit krisis multidimensi, dan seolah sangat sulit untuk keluar dari lilitan krisis, masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan, tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya karena untuk makan sehari-hari saja sudah kesulitan. KKN yang tak kunjung pudar, tetap masih dipelihara, menyebabkan kinerja mereka sungguh sangat dibawah standar. Para penguasa yang bermental korup, tapi tidak hanya kalangan atas saja yang bermental korup, lapisan bawah juga masih banyak yang mengidap mental seperti itu. Masih terjadinya perang saudara, gontok-gontokan dari mulai tingkat elit, yang kemudian dicontoh oleh lapisan bawah. Sungguh menunjukkan betapa belum dewasanya sikap seperti itu.

Pemuda mempunyai peranan yang sangat besar dalam kemajuan suatu bangsa, bahkan para nabi dan Rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu Allah adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda berusia sekitar empat puluhan.
“Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim (QS Al Anbiya: 60)

Untuk menjadi pemimpin, maka ada 3 potensi yang harus saling menguatkan, yaitu potensi ruhiyah, akal dan jasmani
Karena begitu beratnya amanah yang akan diemban oleh Presiden Indonesia nanti, maka dari prespektif saya pribadi, saya berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kondisi fisik yang prima, sehat lahir batin, kreatif, inovatif, progresif, futuristik........(kalau syarat pemimpin yang utama, telah saya sebutkan dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Pemilihan Walikota Bandung”).

Tapi semua kembali kepada rakyat yang nantinya akan memilih secara langsung. Siapapun nanti yang dipercaya rakyat untuk menjadi presiden Indonesia, jika dia berasal dari kalangan sesepuh, maka barisan muda harus siap berada di garda terdepan untuk membantu menyukseskan kepemimpinannya. Tetapi jika pilihan rakyat jatuh kepada sosok muda, maka para sesepuh harus legowo menerimanya, dan mereka pun harus berada di garda terdepan untuk siap selalu mengayomi, berbagi pengalaman dan nasehat, untuk kejayaan negeri ini dan kesejahteraan bangsa yang kita cintai......

[+/-] Baca Selengkapnya...

GOLPUT BUKAN SUATU PILIHAN YANG BIJAK

Di televisi, kita semakin sering melihat para pejabat yang tertangkap KPK, karena tindakan korupsi.
Adanya reformasi di tahun 1998, juga belum dapat mengeluarkan Indonesia dari krisis yang berkepanjangan. Sebagian masyarakat akhirnya menjadi apatis, tidak percaya lagi pada siapapun kandidat calon pemimpin yang ditawarkan untuk dipilih secara langsung, dan pada akhirya, setiap ada pemilu, golongan masyarakat yang apatis itu lebih memilih untuk berada di jalan golput.

Menurut saya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang menjadikan golput sebagai pilihannya karena itu hak dia juga, tapi saya punya pendapat lain, bahwa memilih untuk menjadi golput adalah suatu tindakan yang tidak bijak (meski dulu sekali....saya pernah terkontaminasi dan terlintas untuk ikut jadi golput). Tapi setelah banyak mengikuti kajian, fikiran saya rada-rada kebuka.... dapat pencerahan......dan tentunya kita memang harus berubah ketika kita mendapatkan informasi yang membimbing kita ke arah kebaikan....maka orientasi yang salah harus segera diluruskan.

Bagaimana mungkin kita tidak ikut serta untuk memperbaharui keadaan di daerah kita atau negara kita. Menjadi golput berarti membiarkan keadaan semakin terpuruk, padahal seharusnya kita bisa menggunakan hak politik sebagai warga negara untuk ikut berperan serta merubah keadaan, salah satunya dengan memilih pemimpin, kalau memang menurut penilaian kita semua pemimpin jelek, rasanya tidak mungkin juga, pasti mereka memiliki sisi baik, wajarkan namanya juga manusia. Jika baik, tidak ada cacat keburukan, itu mah bukan manusia, tapi malaikat. Dan jika jelek semua, tidak ada sisi kebaikan, itu mah setan namanya. Manusia telah diciptakan dengan potensi kebaikan, meskipun ada juga potensi keburukannya.

Menurut Ali Syari’ati, tanpa pemimpin umat manusia akan mengalami disorientasi dan alienasi. Islam adalah agama yang selalu mengajarkan kebersamaan. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup dalam suatu jama’ah, maka setiap jama’ah harus memiliki pemimpin. Jama’ah tidak akan terbentuk tanpa adanya pemimpin. Pemimpin diperlukan agar ia dapat mengarahkan umatnya

Dalam hadist Bukhari disebutkan, ketika tiga orang keluar dalam sebuah perjalanan jauh, hendaklah diangkat salah satu diantaranya menjadi pemimpin, tidak halal tiga orang berada dalam sebuah perjalanan jauh, kecuali salah seorang diantaranya diangkat menjadi pemimpin.

Ketika bepergian saja harus ada pemimpin, apalagi menjalankan roda kehidupan di suatu daerah/negara yang membutuhkan seorang yang bisa menentukan arah kebijakan..........

Satu suara kita adalah amanah yang tentunya akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Jika kita memilih pemimpin yang bobrok, maka kita telah membiarkan kebobrokan merajalela di sekitar kita. Maka dari itu, pilihlah pemimpin yang memiliki komitmen pada nilai-nilai kebenaran.

[+/-] Baca Selengkapnya...

KARENA AKU CEMBURU

“KARENA AKU CEMBURU” adalah judul bukunya Asma Nadia. Buku yang menceritakan pengalaman cemburunya para istri pada suami........
Dari uraian di buku tersebut, tergambar bahwa wanita adalah mahluk yang halus perasaannya, sensitif, dan memiliki rasa cemburu yang besar kepada orang yang dicintainya.........ketika seorang istri sedang berjuang di medan kecemburuannya, ternyata ada juga suami yang cuek alias tidak berempati pada kondisi istrinya.
Mungkin bagi seorang suami yang pergaulannya luas, berbicara dengan teman-teman wanita nya adalah hal yang biasa, tapi ternyata tidak demikian bagi istrinya yang ibu rumah tangga tulen, kesehariannya di habiskan untuk mengurus anak dan keperluan rumah tangga, sampai akhirnya dia menjadi gagap sosial, maka kedekatan suaminya dengan teman-teman wanitanya boleh jadi sebagai pemicu kecemburuannya. Terlebih sang suami yang senantiasa pergi ke kantor dalam keadaan cakep, bersih, rapi, wangi. Begitupun teman-teman wanita suami, yang bertemu dengan suaminya dalam keadaan cantik, bersih, rapi, wangi. Sedangkan ketika suami pulang, suami sudah dalam kondisi “sisa”, alias penampilan yang sudah tidak segar lagi, kusut, kelihatan capek, apalagi kalau sedang ada masalah di kantor, mood jeleknya kebawa sampai ke rumah. Begitupun dengan sang istri yang menyambut suami dalam keadaan “kacau” karena hanya berpenampilan ala kadarnya. Gimana mau dandan, ngurus anak saja sudah sangat menyita waktu para ibunda kita ini.............

Sebenarnya, apa sih cemburu itu?
Kecemburuan adalah berubah-rubahnya hati dan bergejolaknya kemarahan disebabkan kesertaan orang lain dalam sesuatu yang seharusnya khusus untuknya..............

Apakah cemburu itu normal? Apakah cemburu itu tanda cinta atau tanda ketidakpercayaan diri?
Menurut saya, cemburu adalah sesuatu yang normal sebagai bentuk kasih sayang pada orang yang dicintainya, asal jangan cemburu buta yang tidak bermakna.........
Salah satu ummul mukminin yaitu Siti Aisyah r.a juga memiliki kecemburuan yang besar terhadap baginda Rasulullah SAW, ketika Rasulullah SAW sering menyebut-nyebut nama Siti Khadijah.
Begitupun dengan Rasulullah SAW yang pernah cemburu kepada Siti Aisyah r.a
Ketika terjadi fitnah dimana Siti Aisyah r.a ketinggalan rombongan, kemudian Siti Aisyah r.a bertemu dengan seorang pemuda, Shafwan, tersiarlah fitnah perselingkuhan. Sebagai seorang suami, Rasulullah SAW merasa galau, sampai beliau SAW tidak menegur Siti Aisyah r.a selama sebulan. Tapi dengan pertolongan Allah, kejadian itu di clear kan, lewat QS An Nur:11-20

Jadi, selevel nabi saja mengalami peristiwa kecemburuan, apalagi kita sebagai manusia biasa, hanya saja tetap kecemburuan yang ada adalah kecemburuan yang normal. Jangan cepat memvonis pasangan hidup kita melakukan penghianatan, sebelum melakukan tabayun (melakukan cross check).

Jadi, ketika seorang istri melihat suaminya sering melirik wanita lain, maka boleh-boleh saja istri cemburu, apalagi kalau suaminya sudah melebihi batas, bukan hanya boleh cemburu, tapi istri wajib mengingatkan suami. Karena istri pun harus ikut menegakkan amar ma’ruf dan nahyi munkar. Jangan membiarkan suami larut dalam perbuatan yang tidak di ridhai Allah.
“Tidak ada seorang muslim yang memandang keindahan seorang wanita, lalu ia menahan pandangannya itu, melainkan Allah akan menjadikan baginya satu ibadah yang akan ia rasakan kemanisannya di dalam hatinya.” (HR Ahmad dan Ath-Thabrani).

Ketika seorang istri membiarkan suaminya melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah dan ia terdiam seolah tidak mencemburuinya, maka ada sesuatu yang harus di evaluasi dari istri tersebut.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu, dan cemburunya Allah Ta’ala yaitu apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

[+/-] Baca Selengkapnya...

MIMPI BAIK BOLEH DICERITAKAN, MIMPI BURUK JANGAN…………..

Siapa sih yang tidak pernah merasakan mimpi. Tentunya kita semua pernah merasakan mimpi hadir sebagai bunga di tidur kita yang lelap. Bisa berupa bunga yang indah dan harum, karena mimpi kita berisi mimpi indah yang membahagiakan. Tapi bisa juga berupa bunga layu, penuh duri dan bau, karena mimpi kita adalah mimpi menyeramkan, menyedihkan atau melelahkan.

Definisi mimpi
Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga

Boleh menceritakan mimpi yang baik dan di larang menceritakan mimpi buruk
Ketika kita memimpikan sesuatu yang baik, maka diperbolehkan untuk menceritakannya kepada orang lain, tapi sebaliknya, jika mimpinya buruk, maka jangan diceritakan
Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. Bahwasannya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Apabila salah seorang diantara kamu bermimpi dengan impian yang disukainya, maka sesungguhnya impian itu dari Allah Ta’ala, oleh karena itu hendaknya ia memuji kepada Allah dan menceritakannya kepada orang lain.” Dan di dalam riwayat lain dikatakan:”Janganlah ia menceritakan impian itu kecuali kepada orang-orang yang disukainya.” Dan apabila ia bermimpi dengan impian yang tidak disukainya maka sesungguhnya impian itu dari setan, maka hendaklah ia berlindung diri dari kejelekan impiannya dan janganlah ia menceritakan impian itu kepada siapapun juga, karena impian itu tidak akan membahayakan dirinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Yang harus dilakukan ketika mendapat mimpi buruk
Dalam hadist riwayat Muslim, ketika seseorang bermimpi buruk, maka yang harus dilakukannya adalah:
1.Meludah ke sebelah kiri tiga kali
Tapi sebelum melakukan hal ini, lihat dulu, siapa yang ada di sebelah kiri kita. Jangan sampai salah meludah

2.Meniup ke sebelah kiri tiga kali

3.Membaca ta’awudz tiga kali

4.Membalikkan diri dari tidurnya yang semula

Agar terhindar dari mimpi buruk
Karena mimpi buruk itu datangnya dari setan, maka ketika akan pergi tidur, kita harus mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, yaitu senantiasa berdo’a memohon perlindungan kepada Allah SWT. Berikut ini hadist tentang tata cara Rasulullah ketika akan tidur plus do’a-doa yang dibaca menjelang tidur.

1.Dari Barra’ bin Azib ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada saya:”Apabila kamu mendatangi pembaringanmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada lambung kananmu dan ucapkanlah: ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WA WAJJAHTU WAJHII LAIKA WAFAWWADLTU AMRII ILAIKA WALJA’TU DHAHRII ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA-A LAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AAMANTU NIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WABINABIYYIKAL LADZII ARSALTA (ya Allah, saya serahkan diriku kepada-Mu, saya hadapkan wajahku kepada-Mu, saya pasrahkan urusan kepada-MU, saya lindungkan punggungku kepada-Mu, dengan senang hati dan takut kepada-Mu. Tak ada tempat berlindung dan tak ada pula tempat keselamatan dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus). Maka seandainya kamu mati di malam itu, kamu berada dalam keadaan fitrah (tanpa dosa). Jadikanlah kalimat-kalimat tersebut sebagai akhir apa yang kamu ucapkan.” (HR Bukhari dan Muslim)

2.Dari Hudzaifah dan Abu Dzarr. Bahwasannya Rasulullah SAW apabila menuju ke tempat tidurnya, beliau mengucap: “BISMIKALLAHUMMA AHYAA WA AMMUT (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, hamba hidup dan hamba mati).” (HR Bukhari)

3.“Apabila Nabi SAW mendatangi tempat tidurnya pada setiap malam, maka beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian beliau meniupnya lantas membaca QULHUWALLAAHU AHAD, QUL A’UDZUU BIRABBIL FALAQ dan QUL A’UDZUU BIRABBINNAAS. Kemudian beliau mengusapkan kedua tangannya ke seluruh badannya, dimulai dari kepala, muka dan badan bagian depan, dengan diulangi tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[+/-] Baca Selengkapnya...

TA’ARUF JANGAN LAMA-LAMA......

Ta’aruf merupakan suatu cara untuk saling mengenal calon pasangan hidup, yang nantinya akan dijadikan suami atau istri. Bagi saya ta’aruf diperlukan untuk mengenal kepribadian, cara berfikir, cara bersikap seseorang..........

Menurut tausiyah Ustadz, ketika kita berta’aruf dengan seseorang, maka kita tidak akan pernah bisa menyelami diri orang itu 100%, maka selama apapun anda berta’aruf dengan si dia, maka anda tetap tidak akan bisa mengetahui kepribadiannya, kita hanya bisa mengetahui permukaannya saja, terlebih ketika berta’aruf, setiap diri akan menonjolkan segala kelebihan yang dimiliki dan menutupi segala kekurangan yang dimiliki.....jadi buat apa ta’aruf lama-lama????

Katanya, ketika telah menikah pun, suami-istri tetap tidak akan mengenal pasangannya 100%, suami/ istri akan mengenal pasangan hidupnya ketika salah satunya sudah meninggal duluan. Si istri baru menyadari kebaikan-kebaikan yang ada pada diri suaminya, ketika suaminya telah meninggal, begitu pun dengan suami.

Saya pernah mendengar di radio, di suatu acara curhatan keluarga muslim, ada seorang ibu yang curhat karena sang suami tidak dapat memperlakukan dirinya secara ma’ruf, padahal suaminya dikenal sebagai seorang penceramah, yang nota bene seharusnya pemahaman agamanya pun baik, tapi ternyata pemahaman dan pengamalan tidak sejalan.....begitulah, ketika seseorang tampak seperti sholeh dari luar, bahkan dikenal oleh masyarakat juga begitu, tapi ternyata setelah jadi pasangan hidup tidak seperti kenyataan yang diinginkan, so, ta’aruf memang tidak bisa membuat kita mengenal 100% calon pasangan kita.

Menurut saya, yang terpenting ketika berta’aruf, adalah do’a pada Allah nya yang harus diperkuat, mohon perlindungan dan pertolongan pada Allah, karena hanya Allah yang Maha Pelindung, yang Maha Tahu yang Terbaik. Jika orang yang berta’aruf dengan kita memang yang terbaik, maka Allah pasti akan melancarkan jalannya, tetapi jika ia bukan yang terbaik, pasti ada cara untuk menjauhkan diri kita dengan dirinya.
Saya sangat salut dengan beberapa teman kuliah saya dulu. Mereka adalah aktivis-aktivis dakwah, ketika menempuh proses ke arah pernikahan, rata-rata mereka berta’aruf dalam waktu yang singkat, hanya sebulan- dua bulan, bahkan ada yang hanya beberapa minggu. Dan dengan proses ta’aruf yang singkat seperti itu, mereka tetap dapat mengarungi pernikahan yang bahagia hingga kini.......

So, jangan takut untuk berta’aruf dalam tempo singkat.......

[+/-] Baca Selengkapnya...

01 Agustus, 2008

SUDAHKAH ANDA BERWAJAH CERIA HARI INI

Ekspresi wajah adalah cerminan hati, hati yang diliputi kebahagiaan tercermin pada wajah segar, berbinar, dan bercahaya.
Wajah yang ceria adalah cerminan sang pemilik wajah

Apakah anda telah berwajah ceria hari ini? Dengan wajah itu anda dapat menyenangkan keluarga anda, teman-teman anda dan semua orang yang anda cintai dan mencintai anda.

Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada saya: “Janganlah sekali-kali meremehkan perbuatan baik, walaupun menyambut saudaramu dengan muka ceria.” (HR. Muslim)

Teruslah berusaha, agar kita memiliki struktur wajah yang menyejukkan dan menentramkan. Buang jauh-jauh raut wajah yang ketus, tidak ramah, tidak menentramkan dan tidak menyejukkan.

Setiap pagi, ketika akan memulai hari yang akan anda jalani, tataplah wajah anda di cermin, wajah apakah yang ingin anda miliki? Yang paling penting adalah keikhlasan di hati

[+/-] Baca Selengkapnya...

PENCURI INFORMASI DARI LANGIT

Setiap menjelang awal tahun baru Masehi, televisi selalu ramai menayangkan pendapat paranormal alias “orang pintar” , dengan lancar mereka menginformasikan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa datang..........
Sesungguhnya, acara seperti itu sangat tidak mendidik, bahkan malah mengajak masyarakat ke dalam ke musyrikan.

Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana dan dari mana paranormal tersebut mengetahui informasi tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan, padahal secara jelas dinyatakan dalam QS Luqman: 34 “...Dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.....”
Jadi, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang terjadi di masa depan.

Dari pengajian yang pernah saya ikuti, pak Ustadz pernah menyampaikan bahwa informasi yang disampaikan paranormal tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan adalah hasil kolaborasi mereka dengan setan. Dan ketika saya membaca buku Riyadush shalihin, saya mendapatkan informasi sebagai berikut:
Dari riwayat Bukhari dan ‘Aisyah ra. Dikatakan bahwasannya ‘Aisyah pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya malaikat itu turun di ‘anan yaitu awan kemudian menceritakan hal-hal yang diputuskan di langit (oleh Allah), dan setan sempat ikut mendengarkannya, lantas setan itu memberi tahu kepada para dukun kemudian mereka membubuhinya dengan seratus kebohongan dari diri mereka sendiri.”
Jadi ternyata si pencuri informasi dari langit itu adalah setan yang terlaknat...........

Menurut Nabi SAW, jika ternyata ramalan sang dukun ada yang betul terjadi, maka sesungguhnya itu hanya kebetulan, seperti yang diriwatkan dalam hadist berikut
Dari Mu’awiyah bin AL Hakam ra., ia bertanya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya baru saja melewati masa jahiliyah dan Allah ta’ala telah mendatangkan agama Islam. Diantara sebagian kami masih ada yang suka mendatangi tukang ramal.”Rasulullah bersabda:”Janganlah kamu mendatangi mereka.” Saya berkata:”Diantara kami masih ada yang percaya pada burung terbang.” Rasulullah bersabda: “Itu adalah kepercayaan yang berada di dalam dada mereka, maka biarkanlah mereka.” Sya berkata lagi: “Diantara kami masih ada orang yang suka corat-coret, barang siapa yang coretannya cocok maka itu hanyalah kebetulan.” (HR. Muslim)

Marilah kita hindari, melihat tayangan ataupun membaca sesuatu yang bersifat ramalan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, agar kita terhindar dari kemusyrikan.

[+/-] Baca Selengkapnya...

HUKUMAN MATI DAN PRESPEKTIF KEADILAN

Akhir-akhir ini sedang ramai diberitakan tentang eksekusi hukuman mati atas para terpidana tindakan kejahatan pembunuhan sadis, narkoba dan terorisme.

Pelaksanaan hukuman mati ini mendapatkan beberapa reaksi, ada yang mendukung, tapi ada pula yang menolak. Para pendukung menyatakan bahwa hukuman mati telah memenuhi rasa keadilan bagi para korbannya, sedangkan yang menolak berpendapat bahwa hanya Allah saja yang berhak mengambil nyawa mereka, katanya tidak sesuai dengan hak asasi manusia, salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk hidup.

Tapi bagaimana pula dengan korban yang dibunuhnya? Bagaimana nasib keluarga korban?, katanya membunuh satu orang berarti ia telah menghilangkan satu generasi umat manusia.
Pembunuhan adalah suatu tindakan kejahatan yang sangat menyengsarakan para korban dan keluarganya. Jika yang dibunuh adalah seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga, maka pembunuhan terhadap ayah telah merenggut paksa kebahagian istri dan anak-anaknya, membuyarkan semua harapan dan cita-cita masa depan keluarganya. Jika yang dibunuh seorang ibu, maka si pembunuh telah menghilangkan belaian kasih sayang, kelembutan dan pendidik bagi anak-anaknya. Jika yang dibunuh seorang anak, si pembunuh telah menghilangkan harapan besar orang tuanya.

Dalam ajaran Islam, pembunuhan dikategorikan sebagai jinayat, yaitu bentuk-bentuk perbuatan jahat yang berkaitan dengan jiwa manusia atau anggota tubuh. Pembunuhan yang disengaja adalah suatu dosa besar
“ Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (balasan atas) dosa-dosa (nya).” (QS 25:68)
“Dan baragsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahanam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS 4:93)

Tindak kejahatan pembunuhan dapat dikenai sanksi yang disebut qishash dan diyat. Hukuman tertinggi bagi para pembunuh yang disengaja adalah di qishahs. Qishahs adalah balasan yang sepadan yaitu hukuman bagi pembunuh maka di qishash dengan cara dibunuh lagi, kecuali jika ahli waris korban mema’afkan, maka pembunuh harus membayar diyat. Diyat adalah ganti rugi, misal orang yang membunuh tidak sengaja, diyatnya adalah memerdekakan hamba sahaya dan membayar 100 ekor unta

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu melakukan qishahs berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat ma’af dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS2: 178)
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang mukmin serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya, kecuali jika mereka bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhi, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka hendaklah (si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya serta memerdekan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS 4: 92)

[+/-] Baca Selengkapnya...

NILA SETITIK RUSAK SUSU SEBELANGA

Peribahasa ini menunjukkan pudarnya atau bahkan hilangnya nilai kebaikan seseorang, gara-gara orang tersebut berbuat sesuatu yang dianggap buruk.
Menurut saya jika peribahasa ini digunakan untuk melakukan suatu penilaian, maka peribahasa ini menggambarkan suatu ketidak adilan dalam menilai sesuatu.

Tidaklah bijak, ketika memvonis orang lain jelek hanya karena beberapa kesalahan yang pernah dia lakukan, padahal boleh jadi dia memiliki kebaikan yang lebih banyak dibandingkan kesalahannya. Allah memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil dalam hal apapun.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu berbakti karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS5: 8)

Selayaknya kita melakukan suatu pertimbangan sebelum menjatuhkan vonis menyalahkan orang. Ada sisi kebaikan dibalik kelemahan seseorang dan ada kelemahan di balik kebaikan seseorang. Hal ini sangat manusiawi sekali. Tetapi apakah daftar kebaikan yang sebenarnya sudah sangat banyak, bisa rusak hanya gara-gara sesuatu yang di mata kita adalah salah. Sesungguhnya manusia tempatnya khilaf dan dosa. Kita menilai orang lain salah, padahal boleh jadi kesalahan itu ada juga pada diri kita, bahkan mungkin saja lebih banyak. Buatlah suatu daftar kebaikan, dan bandingkan dengan daftar kesalahan yang ia buat, apakah benar kesalahan dia lebih banyak dari pada kebaikannya?. Apakah bukan karena ego diri kita, sehingga menganggap orang lain jelek?, jika ego itu telah menutup hati, maka akan sulit untuk dapat mengekspos seluruh kebaikan yang pernah dilakukannya.

Ketika melakukan penilaian, minimalkanlah subjektivitas anda. Memang jika harus 100% objektif, rasa-rasanya sangat sulit, tapi tetap harus berjuang agar dapat objektif Buka mata hati, luruskan niat saat mulai menilai. Marilah kita dudukan segala sesuatu secara proporsional, sehingga kita dapat berlaku adil dalam memberikan suatu penilaian.

[+/-] Baca Selengkapnya...