29 Oktober, 2008

KARAKTERISTIK DUNIA

Dunia ini memiliki karakteristik. Sebaiknya kita memahami apa saja karakteristik dunia, karena dengan memahaminya, maka kita tidak akan terlena, terlarut dalam kehidupan dunia yang fana. Apa saja karakteristik dunia?


Karakteristik dunia diantaranya:
1.Dunia panggung sandiwara
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS 29:64)
Kalau kita tahu bahwa dunia ini sandiwara maka seharusnya kita mengorientasikan hidup ini untuk sesuatu yang abadi

2.Dunia tak pernah mengenyangkan
Dalam hadist riwayat Bukhari Muslim, disebutkan bahwa andaikan manusia mempunyai dua lembah harta (emas), maka dia inginkan yang ketiga, dan setelah dia punya lembah yang ketiga, maka dia ingin lembah yang keempat.
Pada akhirnya tidak akan ada yang mengeyangkan manusia kecuali kematian. Jadi, kalau hidup kita selalu mengikuti keinginan maka dunia ini tidak akan dapat memenuhi keinginan itu. Karena jika satu telah terpenuhi maka keinginan yang lain akan muncul.

3.Dunia suka memperhamba manusia
Ali bin Abi Thalib berkata: “Jadilah kamu hamba akhirat dan janganlah kamu menjadi hamba dunia, sesungguhnya dunia itu tempat berkarya (ibadah) dan bukan tempat penghisaban, sedangkan akhirat merupakan tempat penghisaban (perhitungan) dan bukan tempat beramal.” (HR Bukhari)

4.Dunia sering membuat manusia terlena
Ada 2 macam nikmat yang sering dilupakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan. Seringkali kita tidak bisa memanfa’atkan karunia sehat dan kesempatan ini sebaik-baiknya, yang pada akhirnya waktu berlalu tanpa sesuatu yang berarti bagi diri, terlebih lagi bagi lingkungan.

Sumber: Majelis Percikan Iman 4 Februari 2007


[+/-] Baca Selengkapnya...

28 Oktober, 2008

PERSFEKTIF KEGAGALAN

Terkadang ketika kita mendapati kegagalan, maka kekecewaan akan mendera……..kecewa sesaat boleh-boleh saja, karena inilah seninya hidup, hidup tak selamanya menyenangkan. Dan pernah merasakan kecewa bisa menjadi trigger, agar kedepannya kita jangan pernah mengalami hal yang sama atau mengecewakan orang lain…karena ternyata, kecewa itu gak enak…..Tapi jangan juga sampai berlarut-larut hidup dalam kekecewaan ………..

Ada orang yang ketika dia gagal menjadi calon bupati, gagal menikah, gagal dalam bisnis dan kegagalan-kegagalan lainnya, dia mengalami depresi berat, dan yang lebih fatal sampai bunuh diri. Padahal sebenarnya tidak ada yang gagal dalam hidup ini, yang ada hanyalah kesuksesan yang tertunda. Apa yang menimpa kita sebenarnya bukan gagal, disebut gagal karena apa yang terjadi tidak sesuai keinginan kita. Kita selalu melihat kegagalan dari perspektif manusia, perspektif kita yang selalu menginginkan apa yang kita rencanakan berhasil diwujudkan, kita terkadang lupa dengan perspektif Allah.

Ketika mendengar Tauisyah Aa Gym, di MQ pagi, Aa berkata, katanya ada SMS yang masuk ke beliau, dan isinya menarik sekali…”ketika aku minta bunga, aku diberi kaktus, ketika aku minta kucing yang lucu, aku diberi ulat berbulu yang menjijikan, kenapa ya Allah????........
Tapi ternyata setelah itu, dari kaktus tersebut ternyata muncul bunga yang sangat indah, dan ulat itu berubah jadi kupu-kupu yang luar biasa indah”……

So, jangan pernah menilai kegagalan hanya dalam persfektif diri kita sebagai manusia yang penuh dengan kedhaifan………. utamakanlah pandangan Allah, karena pastinya pandangan Allah tidak akan pernah salah………apa yang dipandang baik oleh kita, belum tentu baik dalam pandangan Allah. Belum tentu semua keinginan kita dapat terpenuhi, karena Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan……






[+/-] Baca Selengkapnya...

23 Oktober, 2008

AMANAH YANG DIBERIKAN PADA MANUSIA

Allah memberikan tiga perangkat kepada manusia, yaitu perangkat jasad, perangkat akal dan perangkat qalbu.

1.Perangkat jasad yang berfungsi untuk beramal dan bekerja
“Dan katakanlah:” Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS 9:105)

2.Perangkat akal yang berfungsi untuk menentukan ilmu dan peradaban
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (QS 17:36)

3.Perangkat qalbu yang berfungsi untuk memutuskan dan berkehendak
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasan.” (QS 75:13-15)

“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang zalim neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan di beri minum air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS 18:29)



Karena ketiga perangkat diataslah, kemudian manusia diberi amanah. Apa saja yang menjadi amanah manusia? Berikut ini amanah yang harus diemban oleh setiap manusia:
1.Amanah untuk ibadah
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka takut akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS 33:72)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS 51:56)

2.Amanah untuk menjadi khalifah
Khalifah memiliki dua pengertian, yaitu:

a)Khalifah dalam arti tugas hidup

Maksud khalifah sebagai tugas hidup artinya pengelola bumi untuk mencapai kemaslahatan
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?” (QS 2:30)
Jadi, pengertian khalifah dalam ayat ini, wajib dilakukan oleh semua manusia

b)khalifah dalam arti sistem kekuasaan
adalah sistem kepemimpinan Islam yang mengatur seluruh umat Islam tanpa mengenal batas-batas wilayah negara

Sumber: Majelis Percikan Iman, 17 Juli 2007



[+/-] Baca Selengkapnya...

19 Oktober, 2008

MEMAHAMI DIRI

Sebagai manusia, kita memiliki potensi positif dan negatif, oleh karena itu sebaiknya kita mengetahui apa saja sih potensi positif yang sudah dianugerahkan Allah untuk kita, dan potensi negatif apa saja yang ada pada diri kita. Dengan mengetahui ke-2 potensi tersebut, semoga kita dapat lebih memahami diri, untuk kemudian dapat mengembangkan setiap potensi positif yang ada dan melatih diri agar potensi negatif tidak bersarang pada diri kita.

Berikut ini potensi positif dan negatif yang ada pada setiap manusia.

Potensi positif manusia, diantaranya:

1.Memiliki kapasitas kecerdasan/intelegensia
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar. Mereka menjawab:”Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman:”Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:”Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.” ((QS 2: 31, 32,33)

2.Memiliki kecenderungan dekat dengan Allah (hanif)
Sebenarnya, sebejad-bejadnya manusia, ada keinginan dia untuk dekat dengan Allah, misal ketika dia benar-benar mentok, sebenarnya dia mengakui adanya kekuatan lain yaitu Allah SWT
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah diatas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS 3:30)

“Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah” (QS 3:43)

3.Memiliki kehendak bebas
Binatang juga memiliki kehendak bebas, tapi hanya berbasis pada insting.
Manusia memiliki kecerdasan, dengan kecerdasannya itu yang membuat manusia menjadi istimewa.
Allah SWT menjamin kehendak bebas sampai hal yang bersifat fundamental, yaitu agama, dimana disebutkan bahwa agama yang benar adalah Islam, tapi di ayat lain kita diberi kebebasan apakah kita akan berada dalam Islam atau tidak.
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan adapula yang kafir.” (QS 76:2,3)

4.Memiliki kesadaran moral
“Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS 91:7-10)

5.Mahluk yang diberi kemuliaan, karena itulah manusia diangkat menjadi khalifah
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rezki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan.” (QS 17:70)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?” (QS2:30)

Potensi negatif manusia, diantaranya:
1.Manusia suka melampui batas
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.” (QS 96:6)
“Karena dia melihat dirinya serba cukup”
(QS 96:7)

2.Suka tergesa-gesa
“Dan manusia berdo’a untuk (terjadinya) kejahatan sebagaimana ia berdo’a untuk (terjadinya) kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS 17:11)

3.Kikir/pelit
“Katakanlah:”Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia itu sangat kikir.” (QS 17:100)

4.Suka berkeluh kesah
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS 70:19-21)

5.Suka membantah (membela diri dalam arti negatif)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah.” (QS18:54)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 11 November 2007




[+/-] Baca Selengkapnya...

15 Oktober, 2008

SIFAT-SIFAT HAMBA ALLAH YANG MENDAPAT KEMULIAAN

Ada berbagai macam penghambaan manusia, yaitu menjadi hamba Allah, hamba manusia, hamba harta, hamba nafsu dan hamba syaitan
Kalau dibandingkan antara ke-5 hamba diatas, maka yang paling ringan dan paling menguntungkan adalah menjadi hamba Allah, contohnya jika shalat, paling hanya membutuhkan waktu 5 menit, tapi keuntungan yang didapat karena kita tunduk patuh pada aturan Allah pastinya akan tiada tara, kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, mendapatkan ketenangan dalam hidup. Jika minta rezeki, pasti Allah akan memberikannya, meski rezeki tidak melulu berkaitan dengan uang. Nikmat sehat, nikmat bisa mendapatkan ilmu, nikmat bisa bergaul dengan orang-orang shaleh, dan nikmat lainnya yang tidak akan pernah bisa diukur oleh manusia adalah rezeki yang senantiasa Allah alirkan pada setiap hambaNya, diminta maupun tidak diminta.


Tapi jika menjadi hamba manusia? Mungkin manusia hanya akan memberi jika diminta, dan itu pun jika orang yang meminta telah memberikan sesuatu yang menguntungkan buat dirinya. Contohnya, sebagai pekerja, ketika harus mendapatkan upah, maka ia harus bekerja keras, membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Jika kita bandingkan dari berbagai segi, maka menjadi hamba Allah lah segala kesenangan dan kebahagiaan akan didapatkan. Dari segi imbalan, kita akan mendapat imbalan yang sangat besar di dunia, terlebih di akhirat. Dari segi mengukur kehormatan, orang-orang yang menjadi hamba Allah akan menjadi hamba-hamba yang terhormat

Ciri-ciri hamba Allah yang mendapat kemuliaan
1.Berjalan di muka bumi dengan rendah hati
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka tetap mengucapkan salam.” (QS 25:63)

2.Suka bersujud kepada Rabb nya di malam hari
“Dan orang yang diwaktu malam bersujud dan berdiri untuk (menyembah) Tuhan mereka.” (QS 25:64)

3.Suka berdo’a agar dijauhkan dari api neraka
“Dan orang-orang yang berkata:”Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal” (QS 25:65)

4.Menggunakan harta secara proporsional
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian” (QS 25:67)

5.Tidak menyekutukan Allah
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (balasan atas) dosa-dosa (nya)” (QS 25:68)

6.Rajin bertaubat
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu kejahatannya diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 25:70)
“Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya” (QS 25:71)

7.Jujur
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang yang melakukan) hal-hal yang tidak baik, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya ” (QS 25:72)

8.Hatinya selalu terbuka dengan nasehat
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhannya, mereka tidak menyambutnya sebagai orang-orang yang tuli dan buta ” (QS 25:73)

9.Bertanggung jawab terhadap keluarganya
“Dan orang-orang yang berkata:”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami danketurunan kami sebagai penghibur hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ” (QS 25:73)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 2 Desember 2007





[+/-] Baca Selengkapnya...

10 Oktober, 2008

CIRI-CIRI ORANG YANG KEMBALI KEPADA FITRAH

Ramadhan telah berlalu, semua orang yang menjalankan ibadah di bulan ini menginginkan dirinya kembali kepada fitrah, lalu seperti apakah ciri orang yang kembali kepada fitrah. Kembali kepada fitrah merupakan indikator keberhasilan menjalankan ibadah Ramadhan.........apakah kita termasuk ke dalam kelompok orang yang kembali kepada fitrah?, mari kita evaluasi kualitas diri kita setelah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan..........

Berikut ini ciri orang yang kembali kepada fitrah:
1.Memilki kesholehan sosial
Ciri keshalehan sosial dapat dilihat dalam QS Al-Ma’uun, ayat 1-7. Shaleh secara sosial, berarti memiliki kepedulian kepada sesama, ringan tangan, selalu ingin membantu mereka yang kekurangan.

2.Memiliki kesholehan vertikal
“Wahai manusia, sembahlah Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS 2:21)
Ibadah ritual berorientasi kepada ketakwaan dan keshalehan ritual ini harus berpengaruh pada keshalehan sosial secara signifikan.

3.Memiliki kecerdasan emosi
Cirinya, ia memiliki jiwa dermawan, pema’af, selalu membalas keburukan orang lain dengan kebaikan, rajin introspeksi, selalu ingin memperbaiki diri
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang dan pada waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan mema’afkan kesalahan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang bila berbuat keji atau zalim terhadap dirinya, mereka ingat kepada Allah, lalu mereka memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan siapa lagi yang dapat mengampunkan dosa melainkan Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui. Balasan mereka adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, dan itulah sebaik-baik balasan orang yang beramal” (QS3: 133-136)

4.Rajin berdo’a
“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahku) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2:186)

5.Memiliki kebutuhan untuk bergabung dalam lingkungan yang shaleh
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS 18:28)

6.Merasa mudah dalam beramal saleh
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS: Al An’am: 125)

7.Merasa rindu pada Allah, hatinya terbuka dengan nasehat, memiliki jiwa tawakal, rajin mendirikan shalat, memiliki kepekaan sosial
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (QS AL Anfal: 2-3)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 28 September 2008

[+/-] Baca Selengkapnya...

06 Oktober, 2008

MASUKKAN BAJU BARU DAN KELUARKAN BAJU LAMA

Bagi sebagian orang, memiliki baju baru menyambut hari raya mungkin sudah menjadi tradisi sehingga seperti menjadi suatu “keharusan”. Memang tidak pernah ada larangan untuk memiliki baju baru, meskipun contoh Rasul adalah menggunakan baju terbaik di hari raya, bukan baju baru...........ya, jika memang mampu untuk membelinya, why not? Asal jangan berlebihan........

Hanya, ada hal yang patut untuk kita lakukan, yang juga menjadi “keharusan”, yaitu ketika kita memiliki baju baru, maka segera keluarkan baju lama untuk disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan, karena tidak semua orang dapat membeli baju baru. Menebar kebahagiaan lewat baju kita yang masih layak pakai adalah suatu amal shaleh.............

Memang kecenderungan dari kita, adalah merasa berat ketika harus memberikan baju yang masih ia senangi, meski pun jarang dipakai karena terlalu banyak pilihan, tapi masih tetap dikumpul-kumpul, padahal ia tidak lagi memberi nilai manfa’at..........tapi mungkin itulah godaannya, bukankah kita dilarang untuk berlebih-lebihan?
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dan mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS 104:1-3).
Agar tidak menjadi golongan orang yang suka mengumpul-ngumpul harta yang diancam dengan neraka huthamah, maka kita perlu berjuang keras agar membiasakan diri melepas benda yang masih kita sayangi untuk disedekahkan pada saudara kita, memang awalnya terasa berat, tapi dengan tekad yang kuat semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan untuk bisa beramal shaleh dengan apa yang kita bisa......sesungguhnya yang menjadi rezeki kita adalah apa yang saat ini kita pakai, tumpukan baju yang ada di lemari, statusnya hanya titipan saja........

[+/-] Baca Selengkapnya...

BUNUH DIRI DI ISTIQLAL

Berita tentang bunuh dirinya seorang pria setelah shalat Ied di Istiqlal, mungkin sudah rada basi. Tapi saya tetap berminat untuk menulis hal ini, karena ingin mengupas hikmah dibalik kejadian itu.

Kejadian ini sungguh ironis, lelaki itu melakukan aksi bunuh diri ditengah umat Islam yang sedang berbahagia karena menyambut hari raya Idul Fitri, menyambut kemenangan setelah melatih diri mengendalikan segala macam hawa nafsu.
Lelaki itu bunuh diri, setelah rombongan Presiden SBY meninggalkan mesjid Istiqlal. Sampai ada yang mengira bahwa aksi bunuh diri lelaki itu adalah suatu protes kepada pemerintah karena beban hidup di negeri ini sunggguh terlalu berat untuk ditanggung rakyat kecil, lelaki itu menjadi martir bagi jutaan rakyat yang hidup dalam keadaaan gundah gulana karena himpitan ekonomi yang mendera begitu kuat. Harga sembako menjulang tinggi, biaya pendidikan dan kesehatan sulit dijangkau masyarakat kecil, meski telah ada Askeskin dan sekolah gratis, tapi sepertinya tetap masih terbatas, sehingga belum dapat meng-cover seluruh orang yang memerlukannya.

Ditengah kebahagiaan umat Islam yang lain, ternyata ada saudara kita yang melakukan tindakan nekat dan sangat dimurkai Allah..... bunuh diri.........suatu gambaran keputusasaan dari rahmat Allah, padahal sebagai orang beriman kita harus yakin, bahwa Allah tidak akan pernah menurunkan cobaan di luar batas kemampuannya. Dan putus asa adalah suatu dosa besar.
“Katakanlah:” Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 39:53)
Ketika seseorang melakukan tindakan bunuh diri, maka pintu untuk bertobat telah di kunci rapat, ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bertobat, memperbaiki diri dan meraih kehidupan yang lebih baik.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS 4:31).

Semua orang pasti bisa melalui setiap ujian yang ia terima, asal ia sabar dan tawakal. Ketika seseorang sabar, maka ia akan istiqamah dalam jalan kebenaran, tidak larut pada ajakan nafsu, jiwanya tidak pernah mengenal putus asa dan lidahnya tidak pernah mengeluh kecuali pada Allah SWT.

Terlepas dari tindakan lelaki tersebut, ada hal yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Esok paginya saya melihat wawancara ustadz Yusuf Mansyur dan seorang psikolog di TV One. Ustadz Yusuf Mansyur mengingatkan kepada kita semua, bahwa sebagai manusia, kita jangan hanya puas dapat beribadah secara vertikal, kita bagus dalam hablumminallah tapi kurang bagus dalam hablumminannaas, kita kurang memiliki kepedulian sosial. Seharusnya orang yang hablumminallahnya baik, akan tercermin pada hablumminannaas nya yang juga baik. Kita harus berusaha memperluas ibadah dengan sesama, semampu kita. Apapun posisi kita, kita bisa menebar kebaikan pada siapapun. Tidak harus menjadi seorang ustadz, tidak harus selalu lewat harta, tetapi dengan ucapan-ucapan yang memotivasi, ucapan-ucapan yang membesarkan hati, wajah yang senantiasa berseri dan siap menerima keluh kesah.........semua itu sudah dapat membantu mereka yang didera rasa putus asa.

Katanya nih, ustadz Yusuf Mansyur juga dulunya (sebelum jadi ustadz), pernah dipenjara dan dililit hutang, sehingga pernah juga putus asa dan ada niatan untuk bunuh diri, tapi dengan motivasi dari sahabat-sahabatnya, niat itu akhirnya dibelokkan Allah. Jadi dengan sekadar sapaan, ucapan yang baik, malah bisa membangkitkan orang yang berputus asa, karena mereka merasa dihargai, merasa diperhatikan. Sehingga ketika melihat sahabat kita yang kelihatannya merasa sendiri ditengah keramaian, karena ternyata memang sedang ada masalah, maka sapaan kita, atensi kita dengan menanyakan kabarnya dan mungkin menawarkan diri untuk membantunya, mungkin akan memberikan secercah semangat, bahwa ia tidak sendiri.............

[+/-] Baca Selengkapnya...

PROFILE KHADIMAT

Ketika libur lebaran tiba, televisi ramai-ramai menayangkan kesibukan para selebritis yang ditinggal mudik khadimat (PRT-nya), tapi saya yakin gak hanya para seleb aja yang kerepotan, orang-orang biasa juga banyak yang kelimpungan ditinggal mudik khadimat.....mungkin mereka yang benar-benar kelimpungan adalah tipe keluarga yang memang menyerahkan pekerjaan rumah tangga sepenuhnya atau hampir penuh kepada sang khadimat. Bagi mereka yang memiliki khadimat tapi tetap mandiri artinya tidak selalu mengandalkan khadimat ketika suatu pekerjaan masih bisa ia tangani, akan merasa biasa-biasa saja, peningkatan volume kerjaan masih dianggap wajar-wajar saja......

Dari kasus tersebut, dapat dipetik pelajaran, bahwa keberadaaan sang khadimat, yang terkadang tidak dihargai majikannya sungguh berarti.........seringkali saya tonton di TV atau baca di media cetak, nasib mereka sungguh tragis, orang-orang kaya yang tak berhati nurani telah tega memperlakukan mereka semena-mena, ada yang gaji nya ditahan gak dibayar-bayar (padahal seharusnya ketika kita mempekerjakan orang, upahnya harus dibayar sebelum “keringatnya kering”), ada yang gak di kasih makan padahal kerjaannya memforsir tenaga, ada yang dikasih makan tapi jenis makanannya dibedakan dengan majikan serta harus makan di tempat yang tidak sama dengan majikan, ada yang dimarahi habis-habisan ketika melakukan kesalahan, bahkan majikannya itu melakukan tindakan kekerasan secara fisik hingga akhirnya menewaskan sang khadimat (na’udzubillah)..........kenapa mereka harus mendapatkan perlakuan seperti itu, padahal semua manusia adalah sama di mata Allah, yang membedakannya adalah ketakwaannya. Kalau sang khadimat lebih shaleh/shalehah dalam pandangan Allah dibanding majikannya, maka boleh jadi derajat mereka pun sesungguhnya lebih tinggi...........

Ketika keberadaan mereka tidak lagi ada, maka barulah kita “ngeh”, betapa mereka sangat dibutuhkan, maka sudah selayaknya kita selalu menghargai, menghormati mereka yang telah berjasa membantu keluarga kita, dan seharusnya khadimat tersebut harusnya dianggap sebagai bagian keluarga, hak-haknya sebagai manusia harus dipenuhi........mereka harus bisa merasakan waktu istirahat, merasakan bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, merasakan bisa menikmati hiburan yang positif, bahkan sebagai majikan harus memberikan pembinaan agar kemampuan mereka dapat terus ditingkatkan, sehingga suatu waktu dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, juga pembinaan keimanan sehingga sama-sama dapat meningkatkan amal shaleh.....

Mudiknya khadimat, merupakan suatu kesempatan besar bagi seluruh anggota keluarga untuk menjalin kebersamaan dan kekompakan dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga.
Bagi mereka yang belum terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, maka ini lah saat yang tepat untuk menikmati betapa melelahkannya pekerjaan rumah tangga, pekerjaan yang terkadang dianggap sepele........

Dari pengalaman pribadi, keseharian saya banyak dihabiskan bekerja di kantor, tapi ternyata secapek-capeknya kerja di kantor, tidak lebih capek dibanding mengerjakan pekerjaan rumah tangga..........belum lagi situasi di rumah cenderung lebih monoton .........rasanya semakin membuat bosan, mungkin karena tidak terbiasa berjibaku dengan pekerjaan rumah tangga dan situasi yang monoton (tapi sebagai wanita ujung-ujungnya kita memang harus bisa mengurus rumah)..........sehingga dari pengalaman itu, saya rasa para muslimah yang waktunya benar-benar di dedikasikan di rumah tangga adalah orang-orang hebat...... menjadi ibu rumah tangga “tok” adalah suatu status yang teramat mulia, berjuang membesarkan buah hati, mengurus seluruh keperluan rumah tangga, berkutat dengan urusan yang mungkin hanya itu-itu saja ..........bagi kita yang belum menjalaninya mungkin akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang membosankan..........tapi saya yakin kalau niatnya memang ikhlas mengharap ridha Allah, tentunya semua bisa dinikmati, karena jihad utamanyanya seorang ibu dan istri ada di rumah ...........semoga Allah selalu memberikan curahan rahmat, keberkahan, kebahagiaan dunia akhirat untuk para muslimah yang telah menegakkan jihadnya di rumah..............

[+/-] Baca Selengkapnya...