28 Juni, 2008

ARTI SEBUAH TANGISAN

“Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang itu bisa tertawa dan bisa menangis” (QS 53:43)

Ada beberapa macam tangisan, yaitu:
1. Tangisan kebahagiaan
2. Tangisan kesedihan
3. Tangisan penyesalan
4. Tangisan kemarahan
5. Tangisan ketakutan
6. Tangisan buaya/tangisan penuh tipuan
Jenis tangisan buaya ini dapat ditemukan pada kasus dibuangnya Nabi Yusuf a.s oleh saudara-saudaranya.
Ketika saudara-saudara Yusuf mencelakainya ke dalam sumur, mereka mendatangi ayahnya sambil menangis.
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata “wahai ayah, kami berlomba-lomba, dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu tidak akan percaya kepada kami sekalipun kami adalah orang-orang yang benar” (QS 12:16-17)

Dalam hadist, tangisan ideal adalah tangisan orang yang menangis berdua-duaan dengan Allah.
Nabi bersabda “semua mata akan menangis pada hari kiamat, kecuali 3 mata, mata yang suka menangis karena takut pada Allah. (tangisan kekhusyuan), mata yang digunakan untuk merenungkan ayat-ayat Allah, mata yang digunakan untuk berjihad di jalan Allah.”

Mata yang suka menangis karena takut pada Allah
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka, sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.” (QS 17:109)
Orang-orang yang disebutkan dalam ayat tersebut menangis bukan karena pengkondisian, tetapi tangisan mereka terbentuk lansung oleh kualitas imannya sendiri.
Contoh menangis yang disebabkan karena pengkondisian diantaranya, jama’ah pengajian yang menangis karena ustadz nya berdo’a sambil menangis.
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dan bersujud dan menangis.” (QS 19:58)
Orang-orang yang membaca ayat-ayat Allah sering menangis karena takut dan rindu pada Allah.

Mata yang digunakan untuk merenungkan ayat-ayat Allah
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata “ ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad SAW).” (QS 5:83)

Mata yang digunakan untuk berjihad di jalan Allah
Jihad adalah seluruh ikhtiar yang kita lakukan di jalan Allah
“Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup, tapi kamu tidak menyadarinya.” (QS2:154)

Refensi: Majelis Percikan Iman, 15 Mei 2005

[+/-] Baca Selengkapnya...

27 Juni, 2008

MENDONGKRAK SEMANGAT BEKERJA

Yang namanya bekerja, apalagi status sebagai karyawan, kadang-kadang dihinggapi rasa malas, tidak bersemangat, ogah-ogahan dalam bekerja. Tapi sebenarnya kemalasan ini merupakan hal yang manusiawi. Agar tidak merugikan, maka ketika kemalasan itu tiba harus ada sesuatu yang bisa membangkitkan semangat.

Menurut pendapat saya ada beberapa hal yang bisa ditanamkan dalam diri, agar etos kerja dapat didongkrak, yaitu:

1. Luruskan niat pada setiap apapun yang kita kerjakan.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya segala pekerjaan itu ( diterima atau tidaknya di sisi Allah )hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya, maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan dia menikah dengannya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan. HR. Muttafaq 'alaih.

Bagi muslim/muslimah bekerja adalah suatu ibadah, jadi dalam bekerja, niatkan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Allah sangat mencintai orang yang bekerja keras. Pada zaman Rasulullah SAW ada seorang yang terus menerus berada di mesjid sementara anak dan istrinya terabaikan, dan dibiayai oleh saudaranya yang bekerja keras. Dari kasus ini, ternyata yang dinilai lebih mulia adalah saudaranya yang bekerja keras dibandingkan suaminya yang hanya melulu berada di mesjid.
Tidak ada hal yang sia-sia jika dikerjakan atas landasan ibadah pada Allah SWT. Meskipun pekerjaan kita dinilai tak bermakna di hadapan manusia, tetapi bermakna di hadapan Allah, maka sesungguhnya sekecil apapun usaha kita pasti akan mendapatkan imbalan dari Allah.

“Dan Katakanlah:”Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS 9:105)

“Dan bagi masing-masing mereka mendapatkan derajat menurut apa yang mereka kerjakan dan Allah akan mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka, sedang mereka tiada dirugikan” (QS 46:19)

Jadi, sangatlah merugi, jika dalam bekerja hanya untuk mencari dunia saja.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan “ (QS Huud : 15-16)
2. Awali hari dengan senyuman dan kebahagiaan, bersyukur bahwa masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa menghirup udara kehidupan, sehingga sebagai wujud terima kasih, kita harus mengisi hari tersebut se-produktif mungkin. Tidak boleh ada waktu yang tersia. Dalam konsep Islam, sungguh merugi orang yang menyia-nyiakan waktu. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS 103:1-3)

Ada 3 kategori manusia dalam menyikapi waktu.
a) Progresif.
Beruntung orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin
b) Stagnan.
Merugi orang yang hari ini sama dengan hari kemarin
c) Degradasi.
Celaka orang yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin

3. Senantiasa berdo’a
“Allaahumma inni a’uudzu bika minal hammi wal hazani wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatiddaini wa qahrirrijaal”
“Ya Allah aku berlindung pada Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung padaMu dari lemah dan malas, dan aku berlindung kepadaMu dari ketakutan dan kekikiran, dan aku berlindung kepadaMu dari tekanan utang dan paksaan orang lain”

4. Bergaul dengan teman yang memiliki semangat tinggi
Katanya kalau bergaul dengan minyak wangi maka akan kebagian wanginya, nah begitu pula jika bergaul dengan orang yang semangat maka akan kecipratan semangatnya. Jadi, ketika semangat sedang melemah, jangan sekali-kali mendatangi teman yang lemah semangat juga, nanti malah lemah semangat kuadrat deh…..

5. Program setiap kegiatan yang akan kita kerjakan.
Buat program tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Dengan adanya schedule, maka pekerjaan kita akan lebih terarah, dan tidak akan kebingungan dalam mengerjakan sesuatu.

[+/-] Baca Selengkapnya...

26 Juni, 2008

CARA MENDAPAT PERLINDUNGAN DAN PERTOLONGAN ALLAH

Perlindungan biasanya Allah turunkan sebelum suatu kejadian menimpa diri kita, sedangkan pertolongan diturunkan Allah ketika suatu kejadian sedang terjadi.
Allah biasanya menurunkan pertolongannya pada saat klimaks ujian, contohnya Nabi Musa a.s ditolong Allah ketika dikejar-kejar pasukan Fir’aun, dimana pada saat itu seolah sulit keluar dari cengkraman musuh karena maju menghadapi laut, mundur juga menghadapi laut.

Pertolongan Allah akan turun jika ada:
1. Mujahadah
Mujahadah adalah kerja keras yang sungguh-sungguh tanpa kenal lelah
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhoan kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS 29:69)
Allah akan tunjukkan jalan terbaik, setelah kita berikhtiar dengan sungguh-sungguh.
2. Muroqobah
Muroqobah adalah selalu merasa dilihat, ditatap, diawasi oleh Allah.
“Dan pada sisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah/ yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)” (QS 6:59)
3. Muhasabah
Muhasabah adalah instrospeksi diri.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 59:18)
Dari waktu ke waktu kita harus menjadi orang yang menuju ke arah yang lebih baik, seperti dalam hadist sebagai berikut: “Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia celaka, Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin maka ia merugi, Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia beruntung”
4. Menjadikan sabar dan shalat sebagai sarana pertolongan Allah
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS2:45)
Orang yang khusyu adalah orang yang yakin bahwa mereka akan kembali kepada Tuhannya
“(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS 2:46)
Ciri-ciri shalat yang khusyu:
a) Mampu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS 2:45)
b) Bisa mengobati penyakit-penyakit hati
Sifat-sifat buruk manusia (penyakit hati manusia):
· Zalim
“Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka takut akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS 33:72)
· Suka mempertahankan kebodohan/tidak mau belajar
(QS 33:72)
· Lemah
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS 4:28)
· Keluh kesah, kikir, putus asa
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”(QS 79:19-21)
· Suka mengingkari nikmat
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya.” (QS 100:6-7)
· Suka tergesa-gesa
“Dan manusia mendo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat teregsa-gesa.” (QS 17:11)
· Suka membela diri
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dlam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah.” (QS 18:54)
· Suka melampaui batas

5. Bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran Allah
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47:7)
6. Berdo’a minta pertolongannya
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS 7:55)

Referensi : Majelis Percikan iman 28 Agustus 2005

[+/-] Baca Selengkapnya...

22 Juni, 2008

MENGATASI PENYAKIT "LAPAR MATA"

Penyakit “lapar mata” adalah penyakit yang bisa menimpa kaum adam maupun hawa. Hanya saja, penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum hawa. Bukan rahasia lagi, jika sebagian besar kaum wanita memiliki kebiasaan belanja. Setiap melihat barang yang “kinclong”, selalu saja “lapar mata”. Padahal sebenarnya, di rumah sudah punya jenis barang terebut, misalnya saja kerudung. Sudah sekian banyak kerudung menumpuk di lemari, tetapi tetap saja ketika jalan-jalan di mall, jika “iman” sedang tidak kuat, selalu tergoda untuk mendekati, memegang sampai akhirnya memutuskan untuk membelinya. Pada saat itu, seolah-olah diri sedang dihipnotis oleh keinginan membeli yang amat kuat, sehingga tidak dapat berpikir secara rasional lagi. Yang ada di fikiran adalah anggapan bahwa jika menunda membeli barang yang saat itu menarik hati, boleh jadi hari berikutnya sudah tidak ada……… akhirnya keluarlah uang dari dompet, perilaku seperti inilah yang biasanya menyebabkan besar pasak daripada tiang……dan kacaulah rencana anggaran rumah tangga. Ketika tiba di rumah……baru nyadar deh, ternyata kita punya kerudung yang se-tipe atau mirip tapi hanya beda warna.

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada TuhanNya” (QS 17:27)
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu ditengah-tengah antara yang demikian” (QS 25:67)

Dari ayat diatas, sudah seangat jelas bahwa sikap boros sangat dilarang agama, kalau begitu marilah kita lakukan evaluasi terhadap sikap kita dalam membelanjakan harta.
Menurut saya, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk menghindari hal yang sia-sia dalam berbelanja, yaitu:
1. Buat rencana anggaran
Jika sudah membuat rencana anggaran, maka diperlukan komitmen untuk melaksanakannya, dan kedisiplinan untuk mematuhi rencana anggaran inilah yang dirasakan paling berat. Saya juga masih terus belajar, agar dapat mendisiplikan diri terhadap rencana anggaran yang telah dibuat.
2. Jauhi tempat belanja jika tidak ada keperluan
Jika hanya ingin mengisi waktu dengan cara jalan-jalan di mall atau di tempat perbelanjaan, maka sesungguhnya kita hanya membuang-buang waktu saja, padahal waktu yang sangat berharga ini tidak akan pernah kembali. Boleh saja sesekali jalan-jalan ke mall, tapi jangan sampai menjadi kebiasaan buruk yaitu menjadikan kita sebagai orang yang konsumtif. Ketika berjalan-jalan di mall, harus ada nilai positif dan bersifat produktif, misalnya ketika keliling dari satu outlet ke outlet lain, maka hal ini kita lakukan dalam rangka “mengamati”, misal mengamati model busana yang sedang trend di pasar, untuk kemudian kita aplikasikan untuk bisnis, atau mengamati produk lain sesuai dengan keinginan yang akan kita aplikasikan dalam rencana bisnis kita.
3. Selalu bawa catatan ketika akan berbelanja, hal ini untuk membantu agar kita fokus terhadap barang yang memang telah direncanakan untuk dibeli, dan dengan cara ini, kita pun akan lebih cepat dalam berbelanja, tidak akan menghabiskan waktu percuma, hanya karena masih bingung dengan apa yang akan di beli.
4. Segera tinggalkan tempat belanja jika sudah tidak ada keperluan lagi, jangan biarkan diri anda berkeliling untuk “melihat-lihat” sekadar untuk cuci mata
5. Terus lakukan evaluasi terhadap setiap tindakan dalam membelanjakan harta, sehingga dapat terhindar dari kemubaziran, serta ingatkan diri, bahwa masih banyak orang yang kekurangan, yang hanya untuk memenuhi keperluan makan saja harus berjuang susah payah.

Memang dunia tidak pernah mengenyangkan, manusia tidak pernah puas terhadap dunia. “Andaikan manusia punya 2 lembah harta (emas), maka dia inginkan yang ke-3, dan setelah dia punya lembah yang ke-3 maka dia ingin lembah yang ke-4” (HR Bukhari Muslim).
Tinggal bagaimana diri kita bersikap terhadap harta, apakah dapat diperbudak oleh hawa nafsu dunia atau sudah memikirkan kemanfaatan harta kita, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi harta yang ada didalam gengaman kita harus memberikan manfa’at untuk orang lain juga.

[+/-] Baca Selengkapnya...

PEMILIHAN WALIKOTA BANDUNG

Setelah sukses dengan pemilihan Gubernur Jabar, Agustus 2008 ini, warga kota Bandung akan mengikuti pemilihan walikota Bandung secara langsung. Sebagai warga yang baik, maka seharusnya kita memanfaatkan hak kita untuk memilih pemimpin yang terbaik.

Saya salah seorang warga negara yang senatiasa menggunakan hak pilih......tapi pernah juga sih tergoda untuk ikut-ikutan menjadi golput, gara-garanya sih karena agak pesimis terhadap kualitas pemimpin yang ada sekarang, benar gak sih mereka amanah dan dapat membawa perbaikan? .............tapi saya disadarkan oleh tausiyah ustadz dimana saya sering ikut pengajian, beliau mengingatkan bahwa manusia itu hidup dalam jamaah, kita gak mungkin bisa hidup sendirian, maka setiap jamaah harus memiliki imam. Jadi menggunakan hak suara adalah salah satu amanah yang harus ditunaikan. Alangkah tidak bertanggung jawabnya saya, jika saya tidak menggunakan hak suara saya, karena jika nantinya yang menjadi pemimpin adalah orang yang “bobrok”, maka sebenarnya saya sudah memberikan andil terhadap kebobrokan yang nantinya terjadi di masyarakat.

Agar tidak salah pilih, maka kita harus cerdas dalam mengamati calon-calon pemimpin yang akan kita pilih........ amati “track record” nya, pelajari visi misi nya.....
Sebenarnya bagi muslim/muslimah, kriteria pemimpin ideal adalah seperti yang ada pada sosok Rasulullah SAW, yaitu shidiq, amanah, fathanah, tabligh.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS 33:21)
Memang tidak ada manusia yang sesempurna Rasulullah SAW, maka pilihlah yang mendekatinya.

Selain sifat Rasulullah SAW diatas, maka menurut saya pemimpin yang layak dipilih adalah:
1. Yang amanah, kompeten dan mampu memimpin
jika merasa tidak mampu untuk memimpin, sebaiknya segera mengevaluasi diri, untuk kemudian mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, jika sudah siap baru deh maju.
“Bila amanah disia-siakan, tunggulah kehancurannya. Dikatakan bagaimana bentuk penyia-nyiaannya?, beliau bersabda, “Bila diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, maka tunggulah kehancurannya”. (HR Bukhari Muslim)
Kadang geli juga, melihat fenomena yang terjadi sekarang, dimana kaum selebritis beramai-ramai dicalonkan dalam pilkada, ya kalau memang benar-benar mampu, why not? Sah-sah saja, hanya prihatinnya, jika parpol menarik selebritis yang tidak punya latar belakang berorganisasi yang kuat hanya dijadikan sarana untuk “get votters” saja.
2. Memiliki komitmen terhadap kebenaran
Pemimpin yang baik adalah yang tidak gentar menghadapi kemungkaran yang ada disekelilingnya, senantiasa mendukung nilai-nilai kebaikan karena salah satu tugas pemimpin adalah amar ma’ruf nahi munkar.
3. Low profile dan bersahaja
Disaat pemimpin menyuruh rakyatnya untuk berhemat, apalagi pada kondisi negara yang serba krisis, krisis BBM sehingga uang transport jadi membengkak, krisis energi sehingga listrik di rumah dan di kantor sering mendapat pemadaman PLN secara bergilir, dan krisis-krisis lainnya........maka sesungguhnya pemimpinlah yang harus memberi contoh penghematan dan kebersahajaan itu, istilah kata, kalau rakyat kecil mah udah gak tahu lagi apa yang harus dihemat karena memang kesehariannya juga sudah sangat pas-pasan. Sudah seharusnya-lah, pemimpin menjadi orang yang paling banyak berkorban.
4. Bebas dari skandal
Intinya pemimpin yang dipilih harus memiliki “track record” yang bersih....

[+/-] Baca Selengkapnya...

21 Juni, 2008

RIBUT-RIBUT SOAL AHMADIYAH

Akhirnya keluar juga SKB (Surat keputusanBersama) 3 menteri tentang Ahmadiyah, SKB ini ditetapkan pada tanggal 9 Juni 2008, ditetapkan oleh Menteri Agama, Jaksa Agung, Menteri Dalam Negeri. Keluarnya SKB ini ternyata masih tetap jadi perdebatan.
Isi dari SKB 3 menteri ini adalah sbb:
1. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI sepanjang mengaku beragama Islam untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
3. Penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu dan diktum kedua dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan warga masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak melakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI.
5. Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu dan diktum keempat dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Memerintahkan aparat pemerintah dan pemerintah daerah melakukan langkah-langkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan Bersama ini.

Pihak yang pro Ahmadiyah menganggap bahwa SKB 3 menteri tersebut hanya menghalangi kebebasan warga negara dalam menjalankan keyakinannya, sementara pihak yang kontra Ahmadiyah menganggap bahwa SKB 3 menteri sebagai keputusan yang tidak tegas, malah ada yang bilang sebagai keputusan “banci”, karena memang seharusnya Ahmadiyah dibubarkan.

Saya melihat, adanya perbedaan tersebut, karena memang “frame of thinking” dari ke-2 kubu tidak sama. Pihak yang pro Ahmadiyah hanya melihat dari sisi “kebebasan” berkeyakinan. Memang benar, keyakinanan adalah salah satu hak paling asasi bagi manusia, Islam juga tidak memberikan suatu paksaan kepada manusia dalam hal keyakinan, mau beriman ataupun mau kufur dipersilahkan untuk memilih, karena semua juga ada pertanggungjawabannya di yaumil hisab kelak.
“Tidak ada paksaan dalam beragama (Islam). Telah nyata perbedaan yang iman dari yang kufur. Barangsiapa tidak percaya (mengingkari) akan Taghut dan percaya kepada Allah, sesungguhnya ia telah berpegang dengan tali yang kukuh yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”(QS2:256)

Yang tidak bisa diterima oleh umat Islam adalah karena Ahmadiyah mengaku sebagai Islam tetapi mempunyai Nabi lain yang bertentangan dengan apa yang ditetapkan dalam Islam. “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS 33:40)
Bagi umat Islam, keyakinan bahwa Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW adalah suatu keyakinan yang pasti.

Pada prinsipnya umat Islam sangat toleran terhadap orang yang berkeyakinan lain, termasuk dengan Ahmadiyah, tetapi umat Islam juga akan terusik pada saat ada orang yang mengaku-ngaku Islam tapi menodai ajaran Islam itu sendiri. Maka menjadi hak umat Islam untuk membela kemurnian ajarannya. Boleh saja, saudara-saudara Ahmadiyah bebas beribadah menurut keyakinannya, tetapi jika memang masih mengakui Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi maka janganlah mengatasnamakan Islam.

Untuk kasus kekerasan dalam rangka permohonan pembubaran Ahmadiyah, perlu dilakukan evaluasi terhadap metode dakwah, agar dakwah yang disampaikan dapat diterima atas landasan kesadaran bukan paksaan. Karena kekerasan malah membuat orang semakin antipati. Karena hanya Allah SWT jua lah yang dapat memberikan hidayah. Islam adalah agama yang mengajarkan dakwah dengan landasan cinta.
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman” (QS 16:125)
“Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguhn orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.” (QS12:108)

So, agar tidak terjerumus pada hal yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama, maka ummat harus cerdas. Mulai dari diri sendiri, mulai dari keluarga, dari lingkungan terdekat dan mulai saat ini harus terus berjuang untuk mempelajari ajaran Islam yang mulia ini secara kaffah. Juga merupakan tugas berat para da’i untuk tidak kenal lelah mengajak ummat kembali ke ajaran Islam sesuai dengan aturan AL Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan petunjukNya.
Walluhua’lam…….

[+/-] Baca Selengkapnya...