14 November, 2008

IKLAN POLITIK, DAPATKAH MERUBAH PERSEPSI PUBLIK?

Suatu pagi saya mendengarkan talkshow di radio tentang iklan politik. Bentar lagi kan pemilu 2009, sejak 2008 ini sudah banyak kampanye dalam bentuk iklan di media elktronik maupun cetak yang dilakukan oleh perorangan (sebagai capres) dari kalangan idependen, mapun kampanye dari parpol itu sendiri.....


Di jalan juga banyak terpampang bendera partai atau pun gambar para CAD (Calon Anggota Dewan).
Gak ada yang salah, ketika mereka mempromosikan diri dengan cara itu, sah-sah saja, namanya juga promosi.........pastinya promosi harus dilakukan di area publik, sehingga publik pun bisa mengetahui siapa yang nantinya bakal dia pilih....dan itu penting.....jangan sampai “beli kucing dalam karung”.

Apakah iklan-iklan politik dapat merubah persepsi publik?.....hanya publik yang dapat menilai..........

Berikut ini, opini pribadi saya terhadap iklan politik:

1.Menurut saya, iklan yang baik adalah iklan yang dibuat berdasarkan ketulusan dan kejujuran, sehingga mereka yang mempromosikan diri harus membangun kredibilitas dan citra diri yang positif. Karena, jika seorang atau parpol memiliki track record yang negatif, mau gak mau respon publik pun akan negatif.....
”wah, si bapak itu kan dulunya pernah terlibat dalam skandal A, B, C...., kok berani-beraninya sih mencalonkan diri jadi presiden......emang siapa yang mau milih?”.....
”wah, parpol ini kan punya masa lalu hitam...de el...el”
Setidaknya, kalimat-kalimat itulah yang pernah saya dengar.............
Jadi ketika pribadi atau parpol yang punya track record buruk tampil dengan “baju” baru, publik pun masih bertanya-tanya, ......perlu waktu untuk mengembalikan kepercayaan publik......pastinya bakal banyak perntanyaan dari publik..... apakah benar ia telah berubah, apakah ia jujur pada dirinya bahwa ia akan menjadi pemimpin yang amanah bukan hanya ingin menjadi penguasa agar ia bisa banyak mendapatkan fasilitas, apakah ia memiliki ketulusan untuk membangun negri ini dengan bersih........
So, menurut saya siapapun dia yang berniat mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri ini, harus mengoreksi dan mengukur diri, apakah ia telah pantas dipilih??

2.Iklan politik yang menelan biaya besar....contoh, iklan yang diputar berulang-ulang di media elektronik, prime time pula...., justru akan mengurangi respect......karena saya sih berfikir, kenapa dananya tidak di aplikasikan langsung untuk kepentingan publik yang lebih urgen........masih banyak masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, malah di bumi pertiwi yang katanya “tongkat pun bisa jadi tanaman”, ternyata ada warganya yang menderita kelaparan ......masih banyak anak-anak yang gak bisa sekolah, karena orang tuanya tidak berdaya akibat keterbatasan ekonomi.

3.Iklan yang narsis, hanya membuat orang yang melihatnya bosen dan menjatuhkan wibawa.....karena iklan yang narsis, bisanya hanya membangga-banggakan diri, sambil gak ada bukti real pada masyarakat........

4.Iklan yang hanya omdo, “omong doang”, bisa menurunkan reputasi.....yang penting mah bukti, bukan hanya janji melulu. Banyak kejadian, ketika lagi pemilu semua pada janji kesana-sini, janji ini itu........tapi pas kepilih, kok “diem” gak kendengar kabarnya, gak ada buktinya......

5.Saya sering melihat poster-poster di tempel di pagar rumah orang tanpa seizin pemiliknya (pengalaman pribadi), wah rumah jadi kumuh deh......mungkin bagi para penempel poster, hal ini dianggap sepele....tapi tidak bagi yang ditempeli....soalnya kalau mau dibersihin juga susah, ......suka meninggalkan bekas, kadang cat pagar jadi terkelupas

6.Adanya bendera-bendera parpol yang di pasang di jalan, tanpa memperhatikan keselamatan pengguna jalan, terutama yang dipasang di jalan layang, bendera-bendera tersebut di pasang pada bambu dan diikat hanya dengan tali rapia....khawatirnya, ketika ada angin besar (apalagi sekarang musim hujan), bambunya jatuh ke bawah dan mencelakakan pengguna jalan.....lagian tali rapi itu kan sifatnya regas, jadi lama kelamaan bisa jadi rapuh

7.Menurut saya, kampanye akan lebih “ngena” ketika terjadi interaksi langsung antara yang berkampanye dengan masyarakat, misal melalui kegiatan ceramah, bedah buku (sekaligus mengkaji tingkat intelektualitas calon yang akan dipilih)........atau kampanye dalam bentuk aksi sosial........memang sih cara ini mungkin perlu biaya besar, waktu yang banyak, dan daya jangkaunya gak sebesar beriklan lewat media....
Jadi, seharusnya seseorang yang berniat untuk menjadi pemimpin, maka orang tersebut harus sudah mulai membangun reputasi sejak dini, intensif berkomunikasi dengan masyarakat ..........tidak ujug-ujug tampil......

Saya merasa optimis, Indonesia banyak memiliki calon pemimpin yang berakhlak mulia, cerdas dan amanah...........pada dasarnya iklan politik tetap diperlukan sehingga kita yang berperan sebagai pemilih dapat menunaikan tanggung jawab kita untuk memilih yang terbaik, sebagai partisipasi kita untuk ikut melakukan perubahan di negara yang kita cintai.....



3 komentar:

  1. abouT POLITICs???? waH aq udah muaL tingkaT kronis teH melihAT ulaH politikuS2 kita yg bermuka "BANYAK"....kumaHa tah teH?LieuR akuT neH...pGn "gOLpuT" tp ga sreG jg, secara gitcU aq kan WARGA NEGARA INDONESIA yg baikkk....tp utK memberikan haK piliHku yg notabenE berpengaRUh meskipun hY 1 suAra tP kan.......

    BalasHapus
  2. yes you are right...we've to be a godd citizen by use our rights, including in politic........jangan ikut golput dong...bener banget satu suara kita dapat memberikan pengaruh yang luar biasa....mudah-mudahan dinilai sebagai amal shaleh, karena kalau saudara-saudara kita ada yang berjuang di bidang politik dengan niat untuk menjadikan negara ini lebih baik, mengapa kita ikut mendukungnya lewat suara yang kita salurkan.....harapan itu selalu ada, jangan pesimis......memang ada "dirt politicians", but we have many good politicians....

    BalasHapus
  3. Pemimpin yang baik adalah memimpin dengan tauladan. Iklan politik, adalah jembatan untuk mengetahui seberapa besar ketauladanan yang mampu ditunjukkan. Seberapa besar kita dapat mengenal calon pemimpin yang akan kita pilih.
    Semoga bangsa ini mendapatkan pemimpin yang arif bijaksana dan berhati nurani. Amiin

    BalasHapus