23 Desember, 2008

SOK KENAL SOK DEKAT

Anda pernah ketemu dengan orang yang SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat gak?....atau anda sendiri berkepribadian SKSD......menurut anda bagus gak sih orang yang SKSD?....

Di kantor saya, ada karyawan baru yang menurut saya SKSD.....baru kenalan tapi ternyata sudah langsung akrab seolah-olah sudah berteman tahunan ........karyawan baru itu SKSD pada seluruh karyawan di perusahaan ini..........akhirnya dalam tempo singkat, dia sudah bisa berbaur dan berkomunikasi baik dengan karyawan lainnya........

Menurut saya, mental SKSD ini ternyata perlu juga agar kita bisa berbaur dengan lingkungan baru dengan cepat, karena ada juga orang-orang yang berkepribadian introvert, pendiam, dan hanya bergaul dengan orang yang dekat dengannya saja, akibatnya dia kesulitan untuk mendapatkan teman....

But, kalaupun mau bersikap SKSD, tetap harus dilakukan dalam koridor yang baik, maksudnya tetap harus santun dan tidak berlebihan......

Tapi kalau di kendaraan umum, hati-hati loh sama orang yang SKSD....secara hari gini banyak tindakan kejahatan berupa hipnotis....atau memberi obat tidur di minuman yang ia tawarkan setelah sebelumnya terjadi obrolan akrab.......


[+/-] Baca Selengkapnya...

22 Desember, 2008

SELAMAT HARI IBU…….

Pagi ini saya lagi duduk manizz di kantor, sambil mengevaluasi sebuah laporan yang masuk ke meja kerja saya………tiba-tiba HP saya berdering, ketika saya lihat nomornya, ternyata nomor rumah….saya angkat, dan ternyata mamah yang nelpon, beliau pun langsung bicara seraya bercanda “kok gak ada yang ngucapin hari ibu sama mamah”…glek, saya tersentak, saya lupa, tadi pagi saya begitu buru-buru pergi ke kantor, lagian di luar hujan, so saya harus lebih pagi angkat kaki dari rumah, karena biasanya hujan gini jalanan suka macet sih……

Selamat hari ibu mamahku, moga senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan, kenikmatan iman Islam, serta mendapatkan curahan rahmat dan kasih sayang Allah….
Terima kasih atas semua curahan kasih sayang yang tiada bertepi untuk kami anak-anakmu yang kadang masih suka menjengkelkan….terima kasih atas semua pengorbanan dan perjuanganmu….

Juga untuk seluruh ibunda tercinta dimanapun berada, selamat hari ibu…jasamu tiada tara…tak akan pernah bisa kami balas dengan apapun jua… karena engkaulah yang telah rela mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan kami……..




[+/-] Baca Selengkapnya...

16 Desember, 2008

HAK PEJALAN KAKI

Sudah lama saya merasakan kemirisan, melihat hak para pejalan kaki tercerabut…..saya sering merasakan “kasihan” melihat keangkuhan para pengendara bermotor, “kasihan” karena dibalik “kemewahannya” ternyata beberapa dari mereka gak punya etika kebaikan kepada pejalan kaki…

Jalan umum adalah jalan yang bisa digunakan oleh siapapun, termasuk para pejalan kaki, tapi pada kenyataannya para pejalan kaki menjadi fihak yang termajinalkan, terbukti untuk sekedar berjalan di trotoar saja terkadang hak itu diambil oleh para pengendara sepeda motor yang pada berlomba menjangkau trotoar di kala jalanan macet, udah gitu asep knalpotnya bisa nyemprot sembarangan lagi (hmmm, emang asap gak bisa diatur!!!)…..

Pada saat nyebrang jalan pun, terkadang para pengendara motor atau mobil sangat berat hati untuk sekedar memelankan kendaraannya atau menghentikannya untuk kemudian mempersilahkan para penyebarang untuk segera menyebrang dengan nyaman….

Dan yang lebih parah lagi ada pengendara mobil atau motor yang melaju dengan cepat, sementara di jalan itu ada lubang dengan genangan air, maka ketika mobil/ motor itu lewat, muncratlah air kotor itu mengenai pejalan kaki…..

Tadi pagi ada kejadian yang membuat tidak enak dipandang…..ada anak SMP yang mau nyebrang, keserempet motor, sampai anak itu terjatuh, padahal jalanan saat itu sedang becek, karena semalaman memang hujan,….kotorlah baju anak itu……tapi anak itu langsung berdiri, dia tidak memprotes pengendara motor (mungkin karena dia terlalu kecil untuk melawan orang dewasa)…. anak itu hanya membersihkan bajunya yang kotor…kasihan sekali, padahal pergi dari rumah udah cakep, bersih, rapi….pengendara motor itu sepertinya tak punya hati nurani….., jangankan menolong anak itu, untuk sekedar mengucapkan kata ma’af pun tidak ia lakukan, ia hanya memandangi anak itu, untuk kemudian pergi begitu saja, seolah tak ada kejadian apa-apa…..

Semoga, jika kita menjadi pengendara, maka jadilah pengendara yang baik hati, yang selalu menghormati hak orang lain!!!!


[+/-] Baca Selengkapnya...

11 Desember, 2008

SALAH SAMBUNG!!!!

Karyawati di kantor tempat saya kerja, seringkali minta bantuan pak Satpam untuk dibelikan makanan yang tempatnya diluar area kantor.......
Suatu pagi, teman saya dengan semangatnya menelpon dan langsung berkata “pak, saya pesan batagor ya....”, tak lama kemudian, tiba-tiba teman saya agak kaget, karena di ujung telpon sana, terdengar jawaban dengan suara yang begitu khas “apa????”.........suara itu ternyata suara Plant manager kami....ternyata, teman saya itu salah memijat no telpon, harusnya memijat angka 114 agar nyambung ke ruangan Pak Satpam, ini malah mijat 104, sehingga nyambungnya ke ruang pak PM..........”oh, ma’af pak salah sambung”, dengan cepat teman saya itu pun langsung menutup telpon......untung aja pak PM kami orangnya baik, sehingga teman saya itu tidak kena semprot........teman saya pun menceritakan kejadian itu pada kami, kami pun tertawa......aduh, masa pesan batagor ke pak PM, gak sopan deh...he..he....he...

Ada pelajaran menarik dari kasus ini.......seringkali, sebagai pihak yang menelpon, kita terlalu PD untuk langsung bicara, tanpa meyakini terlebih dahulu kebenaran lawan bicara kita.........terkadang bicara nyeroscos tanpa titik koma.........kalau salah sambung, bisa-bisa orang yang menerima telpon itu akan kebingungan mendengar cerocosan kita.........kejadian seperti diatas, mungkin bisa terjadi pada anda bukan?.........

Ada etika ketika melakukan komunikasi lewat telpon, sebagai penelpon sebaiknya anda menyebutkan terlebih dahulu nama anda, kemudian menanyakan kebenaran lawan bicara kita,.........tapi mungkin hal ini baru kita lakukan ketika kita berkomunikasi dengan orang yang kurang dikenal........kalau sama sahabat, teman atau keluarga kan gak pernah melakukan hal itu..........namun demikian, kalau pun menelpon orang dekat, sebaiknya setelah mengucapkan salam atau mengucapkan hallo........amati, resapi dulu suara lawan bicara kita, kalau sudah yakin suara diseberang sana adalah orang yang dituju, baru deh kita melanjutkan pembicaraan dengan nyaman,.........tapi kalau diseberang sana ternyata suara nya tidak dikenal, sebaiknya kita bertanya terlebih dahulu, dengan siapa kita bicara.........

Apakah anda memiliki tips atau etika lainnya saat kita melakukan komunikasi lewat telpon?...mohon di share ya ilmunya..........

[+/-] Baca Selengkapnya...

06 Desember, 2008

BE-TE…!!!!!!!!

Waktu itu, saya mungkin lagi sensi banget…….sehingga ada satu kejadian yang sebenarnya gak penting, tapi ternyata telah membuat saya jadi be-te….
Betapa tersiksanya diri ketika dilanda penyakit be-te….penyakit ini sungguh telah merontokkan semangat….meluruhkan kreatifitas….membuat hidup tidak produktif……..menguras energi positif …. membiarkan tumbuh suburnya radikal-radikal energi negatif……..gara-gara be-te, tensi darah pun bisa ikut-ikutan naik…….


Kalau sudah terkontaminasi penyakit be-te…….memang harus cepat-cepat istighfar dan terus beristighfar, mohon perlindungan dan petolongan Allah, agar kita jangan dikuasai hawa nafsu yang menjerumuskan pada perbuatan yang sia-sia …..

Apakah be-te menunjukkan iman sedang lemah?…iman sedang turun?….apakah wajar jika iman kita turun?.........dalam tausiyahnya Ustadz Darlis Fajar mengatakan bahwa
sangat tidak wajar jika iman kita turun, karena ketika anda mengatakan wajar, berarti anda memang telah memberikan kesempatan kepada iman anda untuk turun…….maka ketika iman itu melemah, seharusnya kita berjuang untuk segera melejitkan kembali iman kita ke posisi atas…..

Kalau terserang penyakit be-te, kita harus terus mengevaluasi diri, tata kembali hati, jangan biarkan hati terkotori……

[+/-] Baca Selengkapnya...

01 Desember, 2008

YES, WE CAN……….

“Yes, we can….” ….kalimat ini diucapkan oleh Barack Obama pada pidato kemenangannya dalam Pilpres Amerika yang lalu. Kalimat itu cukup “menyentil” diri saya untuk kembali memancangkan sikap optimis dalam setiap langkah yang saya lakukan…..

Optimis harus terpancang dalam setiap diri kita, karena optimis dapat memberikan energi yang dahsyat sehingga mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai keinginan. Sebaliknya pesimis hanya akan melemahkan, hanya akan menurunkan energi, menjadikan kita sebagai pecundang…

Ada salah satu nasyid Bimbo yang saya dengar ketika sedang menuju perjalanan ke tempat kerja, liriknya sungguh memotivasi, pas banget buat kita yang lagi patah semangat…salah satu liriknya berbunyi “MARI KITA HAPUS KATA TIDAK BISA DARI BUKU HARIAN KITA”

Ya, kebanyakan dari kita suka menyerah di tengah jalan, ketika apa yang kita inginkan belum jua tercapai, padahal segala usaha dan pengorbanan, rasa-rasanya udah banyak dikerahkan….namun ternyata begitu banyak rintangan dan godaan di tengah jalan yang benar-benar bisa membuat kita down….sampai akhirnya keluarlah perkataan yang amat pesimis “ kayaknya saya udah gak bisa ngelanjutin deh, saya capek, saya lelah…..”

Dalam tausiyahnya di TV One, Ustadz Aam Amirudin, Lc. mengatakan bahwa indikasi orang yang putus asa bukan hanya diwujudkan dalam bentuk bunuh diri, tetapi ketika kita menjadi apatis, menghentikan langkah perjuangan, maka itu pun ciri orang yang putus asa….

Jalan ini masih panjang teman, so jangan pernah putus asa ……….masih jauh jalan yang harus ditempuh….masih banyak alternatif jalan yang dapat kita pilih……….

Tanamkan mind set bahwa kita semua bisa dengan iringan do’a dan ikhtiar yang tak pernah putus, afirmasilah diri anda terus menerus, anda berhak sukses, dan anda bisa sukses……..sekecil apapun usaha kita, pasti akan dinilai Allah, tak ada yang sia-sia dalam hidup ini…..

Sikap orang yang beriman adalah tak pernah kenal lelah berjuang, jika merasa buntu, maka segeralah bermuhasabah, susun kembali strategi, kuatkan hati, teguhkan niat dan mantapkan setiap gerak langkah kita…….

[+/-] Baca Selengkapnya...

24 November, 2008

ILMU KELAPA

Ilmu ini saya peroleh dari Aa Gym…..anda semua tahu kan yang namanya kepala…eh, kelapa…….....tahu kan pohonnya kayak apa, cara ngambil buah kelapanya gimana, bagaimana cara untuk mendapatkan santan yang gurih???

Pohon kelapa itu kan tinggi banget, ramping lagi……orang yang mau mengambil buahnya harus berjuang naik keatas, setelah kelapa dapat di raih, maka kelapa itu akan dijatuhkan dari ketinggian yang bisa bikin geger otak, patah tulang (jika yang jatuhnya si pengambil buah kelapa itu)…..Setelah ada di bawah, kelapa tersebut akan dijambak serabutnya…(bukan dibelai)….pokoknya gak ada mesra-mesranya deh, dijambak, seperti menjambak rambut orang yang sedang berkelahi…kalau serabutnya udah hilang, maka goloklah yang akan beraksi….beraksi untuk membelah kelapa, setelah terbelah, kulit coklatnya akan disisit pisau supaya bersih, lalu orang pun akan memarutnya untuk kemudian diperas sekuat tenaga, sehingga keluarlah sari pati kelapa yaitu santan……..santan kental inilah yang bisa membuat kenikmatan….makanan akan terasa lezat ketika dimasak bersama santan……..padahal dibalik kelezatan itu, ternyata ada perjuangan keras untuk memperolehnya………

Ilmu kelapa itu ibarat kehidupan kita. Sebagai manusia kita harus menyadari bahwa kehidupan ini tidaklah mudah, hidup ini butuh perjuangan. Hidup ini bakal terus dihadapkan dengan berbagai masalah….itulah sunatullahnya. Karenanya, setiap dari kita harus mempersiapkan diri menghadapi masalah, kita semua harus punya ilmunya, karena pupuk iman adalah ilmu, sehingga dengan mengetahui ilmunya, maka keyakinan kita pada Allah pun akan makin kuat, bahwa Allah tidak akan memberikan masalah di luar batas kemampuan kita, dan jangan menyebut diri kita sudah beriman kalau belum terbukti bagaimana sikap kita menghadapi masalah, apakah akan putus asa atau bersabar?
Sehingga pantas lah Nabi SAW pernah bersabda bahwa mental orang beriman itu sungguh mengagumkan, karena disaat susah dia sabar, dan disaat senang dia bersyukur.

Orang yang dirundung masalah dan berhasil keluar sebagai pemenang, ibarat santan, karena pada dirinya lah terdapat karakter yang kuat, pada dirinyalah ada kepribadian yang tangguh, pada dirinyalah ada manfa’at yang bisa ia bagi untuk orang lain……

[+/-] Baca Selengkapnya...

22 November, 2008

TANGAN YANG DICIUM RASULULLAH SAW

Tangan seperti apakah yang mendapat kehormatan dan kemuliaan begitu tinggi sehingga mendapat kesempatan dicium oleh Kekasih Allah SWT???

Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa tangan sahabat Sa’ad bin Mu’az yang kering kerontang dan kasar dicium oleh Rasulullah SAW, sahabat yang lain pun bertanya, kenapa baginda Rasulullah SAW melakukan hal itu. Rasulullah SAW pun menjelaskan, bahwa tangan itu adalah tangan yang tidak akan disentuh oleh api neraka, tangan itu adalah tangan yang dicintai Allah SWT karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras menghidupi keluarganya.


Riwayat tersebut menggambarkan betapa Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Orang yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah, seperti sabda Nabi SAW “siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah mujahid fi sabilillah” (HR Ahmad)

Mari kita menjadi pribadi yang cekatan, tidak pernah rela ada waktu yang terbuang untuk hal yang sia-sia. ………


[+/-] Baca Selengkapnya...

19 November, 2008

PANTANG MENYERAH

Dalam suatu tausiyah pagi, teh Ninih mengajak para muslimah untuk menjadi pribadi-pribadi yang tak mudah menyerah pada keadaan….

Coba lihat laba-laba yang rajin sekali membuat rumah. Rumah laba-laba merupakan rumah yang paling rapuh, ditiup angina aja bisa buyar seketika, atau ketika sarang laba-laba itu ada di pojok rumah kita, dan kita sapu, maka hancurlah rumah laba-laba tersebut. Tapi ternyata sang laba-laba tak memusingkan hancurnya rumah yang telah ia bangun. Laba-laba tersebut akan bangkit kembali dan segera membuat rumah baru………….

Mengambil ibrah dari perjuangan laba-laba, selayaknya kita pun dapat menjadi pejuang kehidupan, yang tak pernah gentar menghadapi kondisi apapun, karena kita yakin Allah senantiasa bersama kita……seterpuruk apapun keadaan yang menimpa diri kita, maka kita harus bangkit menyongsong kehidupan baru, mengisinya dengan perjuangan ………pantang untuk berkeluh kesah…..pantang menyerah




[+/-] Baca Selengkapnya...

17 November, 2008

“KITA DAN RASUL BEDANYA CUMA SEDIKIT”

Kalimat diatas, dikutip dari ucapan Ustadz Budi Prayitno dalam suatu talkshaw di radio….
Beliau berkata “kita sama Rasul kan bedanya Cuma sedikit. Kalau Rasul sedikit tidur, kita mah sedikit-sedikit tidur. Kalau Rasul sedikit-sedikit sedekah, kita sedikit sedekah, udah gitu dibilang-bilang lagi…”

Apa yang diucapkan Ustadz Budi tersebut memang benar, kebanyakan kita memang selalu dalam posisi “sedikit”, ……mungkin kebanyakan kita terlalu sedikit beramal, sedikit ilmu, sedikit senyum, sedikit bertobat……umumnya kita banyak pelitnya, banyak sok tahunya, banyak cemberutnya, banyak melakukan dosanya……





[+/-] Baca Selengkapnya...

15 November, 2008

JIHAD DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Kita semua tentunya sering sekali mendengarkan kata jihad. Sebenarnya, apa sih jihad itu? Bagaimana cara kita berjihad? Apakah jihad identik dengan kekerasan?

Kata jihad merupakan sesuatu yang melekat dalam ajaran Islam. Dengan mengetahui ilmunya, semoga kita dapat lebih prosporsional dalam menyikapi masalah jihad.


A.Pengertian Jihad
Imam Ar - Roqib mengatakan jihad, adalah:
1.Mencurahkan segala kesungguhan menghadapi hal-hal yang akan mencelakakan kita
2.Mencurahkan segala kekuatan untuk menghadapi musuh yang akan mencelakakan kita
3.Mencurahkan segala kekuatan untuk mendapatkan kemaslahatan

B.Keutamaan Jihad
Orang yang berjihad karena Allah akan mendapatkan keutamaan sebagai berikut:

1.Mendapat rahmat
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Mereka itu mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 2:218)

2.Menjadi tiket ke surga
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS 3:142)

3.Sebagai jalan menuju Allah/ jalan menuju keberuntungan
“Hai orang-orang yang berikman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendektkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalanNya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS 3:35)

4.Jalan menuju kemenangan
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah, serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan.” (QS 9:20)

C.Ruang Lingkup Jihad
1.Jihad melawan hawa nafsu
Ada 4 macam jihad terhadap hawa nafsu, yaitu:

a.Bersungguh-sungguh dalam mempelajari islam
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS 29:69)

b.Bersungguh-sungguh dalam mengamalkan Islam
“Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Tuhan-mu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara mereka.” (QS 76:24)

c.Bersungguh-sungguh dalam mendakwahkan Islam
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS 41:33)
Tidak ada perkataan yang lebih baik, kecuali perkataan yang menyeru kepada Allah.

d.Bersungguh-sungguh dalam menghadapi tantangan dakwah
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan Allah.” (QS 31:17)

2.Jihad melawan setan
Setan artinya menjauhkan manusia dari jalan kebenaran/membengkokkan manusia di jalan lurus
Jihad melawan setan artinya bersungguh-sungguh menolak segala bisikan buruk atau dorongan buruk
Bentuk-bentuk jihad melawan setan
a.Bersungguh-sungguh menolak kemusyrikan yang dibingkai dengan simbol-simbol Islam
”Iblis menjawab:” Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur kepada Engkau” (QS 7: 16-17)

b.Bersungguh-sungguh menolak bisikan setan yang menanamkan keraguan ketika akan melakukan amal shaleh
“Katakanlah :”Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikan (kejahatan) ke dalam hati manusia. Dari jin dan manusia.”(QS 114:1-6)

c.Bersungguh-sungguh menolak bisikan setan yang membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab itu Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat. Pasti akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka.” (QS39-40)

d.Bersungguh-sungguh menolak bisikan setan yang menanamkan angan-angan
“Selain itu memberi janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka. Padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka. “ (QS 4: 120)
Maksud angan-angan disini, contohnya kita ingin berbuat kebaikan tidak akan mengulangi kemaksiatan, tapi ternyata keinginan itu hanya angan-angan bukan kenyataan. Jadi harusnya kita berjihad untuk mewujudkan angan-angan itu

e.Bersungguh-sungguh menolak bisikan setan yang menanamkan permusuhan
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”Ayat diatas sebenarnya berbicara tentang khamar dan perjudian, tapi dari ayat tersebut dapat diambil intinya bahwa setan selalu menimbulkan/menanamkan kebencian dan permusuhan

f.Bersungguh-sungguh menolak bisikan setan yang menakut-nakuti dengan kemiskinan
Biasanya setan menanamkan hal ini, kepada orang-orang kaya
“setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari padaNya dan karunia. Dan Allah Maha luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:268)

3.Jihaddul kuffar
Bersungguh-sungguh menghadapi serangan orang-orang yang memusuhi/ memerangi umat Islam
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:216)
Ayat diatas menunjukkan tentang berperang (serangan fisik), tapi hakikatnya di Zaman sekarang, perang tidak hanya fisik (seperti di Palestina), tapi juga non fisik seperti perang melawan ideologi.
Dalam Islam, ada guidance bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap non muslim, berikut ini ahlak berdampingan dengan non muslim:
a.Tidak boleh memaksakan ajaran Islam kepada non muslim dan kita wajib menolak ajaran non Islam yang dipaksakan pada kita
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 2: 256)

b.Tidak boleh mencampuradukkan ritual
“Katakanlah hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku bukan penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu pun bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, untukku agamaku.” (QS 109:1-9)

c.Harus berlaku adil
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 5:8)

d.Jika non muslim meninggal, kita tidak boleh mendo’akannya

e.Tidak boleh menikah dengan non muslim
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin), sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang-orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya (perintah-perintyahNya) kepada manusia suapaya mereka mengambil pelajaran.” (QS2:221)

Dari uraian diatas, dapat difahami bahwa ladang jihad yang dapat kita lakukan sangat banyak sekali ……
Jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan ideologi/kebudayaan yang sangat jauh dengan syari’ah Islam, jihad menjadikan umat ini cerdas, menjadikan umat ini bisa mandiri, sehingga pada akhirnya dapat menampilkan jati diri umat Islam yang santun tapi tegas, menjadi umat terbaik…….
Maka, teruslah meng-up grade kualitas keimanan, kualitas keilmuan, agar kita tidak gampang dibodohi, tidak gampang terjerat oleh rayuan duniawi atau tipuan yang mencelakakan hidup kita di dunia terlebih lagi di akhirat

Sumber : Majelis Percikan Iman, 27 Agustus 2006




[+/-] Baca Selengkapnya...

14 November, 2008

IKLAN POLITIK, DAPATKAH MERUBAH PERSEPSI PUBLIK?

Suatu pagi saya mendengarkan talkshow di radio tentang iklan politik. Bentar lagi kan pemilu 2009, sejak 2008 ini sudah banyak kampanye dalam bentuk iklan di media elktronik maupun cetak yang dilakukan oleh perorangan (sebagai capres) dari kalangan idependen, mapun kampanye dari parpol itu sendiri.....


Di jalan juga banyak terpampang bendera partai atau pun gambar para CAD (Calon Anggota Dewan).
Gak ada yang salah, ketika mereka mempromosikan diri dengan cara itu, sah-sah saja, namanya juga promosi.........pastinya promosi harus dilakukan di area publik, sehingga publik pun bisa mengetahui siapa yang nantinya bakal dia pilih....dan itu penting.....jangan sampai “beli kucing dalam karung”.

Apakah iklan-iklan politik dapat merubah persepsi publik?.....hanya publik yang dapat menilai..........

Berikut ini, opini pribadi saya terhadap iklan politik:

1.Menurut saya, iklan yang baik adalah iklan yang dibuat berdasarkan ketulusan dan kejujuran, sehingga mereka yang mempromosikan diri harus membangun kredibilitas dan citra diri yang positif. Karena, jika seorang atau parpol memiliki track record yang negatif, mau gak mau respon publik pun akan negatif.....
”wah, si bapak itu kan dulunya pernah terlibat dalam skandal A, B, C...., kok berani-beraninya sih mencalonkan diri jadi presiden......emang siapa yang mau milih?”.....
”wah, parpol ini kan punya masa lalu hitam...de el...el”
Setidaknya, kalimat-kalimat itulah yang pernah saya dengar.............
Jadi ketika pribadi atau parpol yang punya track record buruk tampil dengan “baju” baru, publik pun masih bertanya-tanya, ......perlu waktu untuk mengembalikan kepercayaan publik......pastinya bakal banyak perntanyaan dari publik..... apakah benar ia telah berubah, apakah ia jujur pada dirinya bahwa ia akan menjadi pemimpin yang amanah bukan hanya ingin menjadi penguasa agar ia bisa banyak mendapatkan fasilitas, apakah ia memiliki ketulusan untuk membangun negri ini dengan bersih........
So, menurut saya siapapun dia yang berniat mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri ini, harus mengoreksi dan mengukur diri, apakah ia telah pantas dipilih??

2.Iklan politik yang menelan biaya besar....contoh, iklan yang diputar berulang-ulang di media elektronik, prime time pula...., justru akan mengurangi respect......karena saya sih berfikir, kenapa dananya tidak di aplikasikan langsung untuk kepentingan publik yang lebih urgen........masih banyak masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, malah di bumi pertiwi yang katanya “tongkat pun bisa jadi tanaman”, ternyata ada warganya yang menderita kelaparan ......masih banyak anak-anak yang gak bisa sekolah, karena orang tuanya tidak berdaya akibat keterbatasan ekonomi.

3.Iklan yang narsis, hanya membuat orang yang melihatnya bosen dan menjatuhkan wibawa.....karena iklan yang narsis, bisanya hanya membangga-banggakan diri, sambil gak ada bukti real pada masyarakat........

4.Iklan yang hanya omdo, “omong doang”, bisa menurunkan reputasi.....yang penting mah bukti, bukan hanya janji melulu. Banyak kejadian, ketika lagi pemilu semua pada janji kesana-sini, janji ini itu........tapi pas kepilih, kok “diem” gak kendengar kabarnya, gak ada buktinya......

5.Saya sering melihat poster-poster di tempel di pagar rumah orang tanpa seizin pemiliknya (pengalaman pribadi), wah rumah jadi kumuh deh......mungkin bagi para penempel poster, hal ini dianggap sepele....tapi tidak bagi yang ditempeli....soalnya kalau mau dibersihin juga susah, ......suka meninggalkan bekas, kadang cat pagar jadi terkelupas

6.Adanya bendera-bendera parpol yang di pasang di jalan, tanpa memperhatikan keselamatan pengguna jalan, terutama yang dipasang di jalan layang, bendera-bendera tersebut di pasang pada bambu dan diikat hanya dengan tali rapia....khawatirnya, ketika ada angin besar (apalagi sekarang musim hujan), bambunya jatuh ke bawah dan mencelakakan pengguna jalan.....lagian tali rapi itu kan sifatnya regas, jadi lama kelamaan bisa jadi rapuh

7.Menurut saya, kampanye akan lebih “ngena” ketika terjadi interaksi langsung antara yang berkampanye dengan masyarakat, misal melalui kegiatan ceramah, bedah buku (sekaligus mengkaji tingkat intelektualitas calon yang akan dipilih)........atau kampanye dalam bentuk aksi sosial........memang sih cara ini mungkin perlu biaya besar, waktu yang banyak, dan daya jangkaunya gak sebesar beriklan lewat media....
Jadi, seharusnya seseorang yang berniat untuk menjadi pemimpin, maka orang tersebut harus sudah mulai membangun reputasi sejak dini, intensif berkomunikasi dengan masyarakat ..........tidak ujug-ujug tampil......

Saya merasa optimis, Indonesia banyak memiliki calon pemimpin yang berakhlak mulia, cerdas dan amanah...........pada dasarnya iklan politik tetap diperlukan sehingga kita yang berperan sebagai pemilih dapat menunaikan tanggung jawab kita untuk memilih yang terbaik, sebagai partisipasi kita untuk ikut melakukan perubahan di negara yang kita cintai.....



[+/-] Baca Selengkapnya...

08 November, 2008

PERNIKAHAN RASULULLAH SAW- SITI AISYAH

Akhir-akhir ini, media Indonesia diributkan oleh pernikahan antara Syekh Puji yang berumur 40-an dengan Ulfa yang masih 12 tahunan. Pernikahan itu dianggap sesuatu yang kontroversi. Syekh Puji sendiri, ketika di sorot kamera televisi menenteng sebuah buku yang berjudul “Aisyah Saja Menikah Dini” ........

Pernikahan Syekh Puji ini, akhirnya membuat sebagian orang kembali kepada pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Aisyah, pernikahan ini menjadi senjata kaum orientalis serta pihak-pihak yang memusuhi Islam untuk menjatuhkan Islam, mereka telah menuduh Rasulullah SAW sebagai seorang phedopilia. Padahal bagi kita ummatnya, Rasulullah SAW adalah manusia pilihan, segala ucapan dan tindakannya senantiasa dibimbing wahyu.
Penghinaan terhadap Rasulullah SAW sungguh menyakitkan orang-orang beriman, karena menyakiti beliau SAW berarti menyakiti Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah menghadapi para sahabatku, setelah aku wafat nanti janganlah kamu menghinakan mereka. Sebab barang siapa mencintai mereka, berarti dia mencintaiku, dan barang siapa yang membencinya, berarti dia membenciku, barang siapa yang menyakitiku berarti dia menyakiti Allah, dan barang siapa yang menyakiti-Nya niscaya Dia akan mengazabnya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dari Abdullah bin Mugaffal)

Dalam milis “motivasi-islami” ada tulisan yang membantah kebenaran usia Siti Aisyah r.a ketika dinikahi baginda Rasulullah SAW (dengan segala argumennya), ada yang menyebutkan bahwa pernikahan Siti Aisyah di usia sangat belia adalah mitos semata. Tapi ada juga yang meng-counter pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya ukuran baligh dalam Islam adalah ditandai dengan menstruasi (untuk wanita) dan mimpi basah untuk laki-laki. Ukuran baligh itu bukan ditentukan oleh umur seseorang, jadi syari’ah tidak melarang seseorang yang sudah baligh untuk segera menggenapkan agamanya dalam naungan pernikahan.

Pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah r.a, adalah suatu fakta kebenaran. Sekali lagi, segala tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, semuanya adalah atas bimbingan wahyu, termasuk pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Aisyah.
“Sebelum menikahimu, aku pernah melihatmu dua kali di dalam mimpi. Aku melihat malaikat membawa secarik kain yang terbuat dari sutra. Kukatakan kepadanya,”Singkaplah”. Malaikat itu pun menyingkapnya. Dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu kukatakan, “Jika ini merupakan ketentuan Allah, maka Dia pasti akan membuatnya terjadi”. Pada kesempatan lain, aku kembali melihatnya datang membawa secarik kain yang terbuat dari sutera. Maka kukatakan,”Singkaplah”. Dan ternyata kain itu memuat gambarmu. Lalu aku berkata, “Jika ini merupakan ketentuan Allah, maka Dia pasti akan membuatnya terjadi”. (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Setelah Rasulullah SAW menikahi Siti Aisyah, beliau SAW tidak langsung serumah dengan Siti Aisyah. Siti Aisyah masih tinggal bersama keluarganya dan masih mendapatkan didikan, gemblengan dari ayahandanya yang juga merupakan sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar As shidieq. Siti Aisyah telah dipersiapkan dan dididik untuk menjalani kehidupan berumah tangga bersama Rasulullah, ikut serta dalam misi kerasulan. Siti Aisyah baru menjalani kehidupan rumah tangga dalam satu rumah bersama Rasulullah SAW 3 tahun setelah dinikahi Rasulullah SAW.

Menurut pendapat saya, adanya tuduhan orang yang menghinakan Rasulullah SAW karena menikahi Siti Aisyah yang masih belia, disebabkan karena orang tersebut menggunakan sudut pandang dirinya.
Ada pertanyaan, mana mungkin anda akan menyerahkan putri anda yang masih kecil kepada seseorang yang sudah tua, menurut saya pertanyaan ini adalah suatu pertanyaan yang sifatnya subjektif. Cara berfikir seseorang sangat ditentukan oleh latar belakang, latar budaya atau pun latar keilmuannya......boleh jadi pernikahan dini menjadi suatu hal yang aneh bagi kultur masyarakat tertentu, tapi boleh jadi dianggap biasa-biasa saja pada suatu kultur yang lainnya. Sekali lagi, ukuran baligh dalam islam bukan ditentukan oleh umur.

Rasulullah SAW adalah manusia paling mulia, kekasih Allah, banyak orang tua yang ingin punya menantu orang mulia, dan banyak wanita yang berlomba ingin dinikahi oleh Rasulullah SAW, sampai suatu ketika ada seorang wanita yang menawarkan dirinya untuk dinikahi Baginda Rasul SAW
Tsabit al Bunnani berkata,
"Aku berada di sisi Anas dan disebelahnya ada anak perempuannya. Anas
berkata, 'Seorang wanita datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menawarkan dirinya seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau
berhasrat kepadaku?' Maka anak perempuan Anas berkata, 'Alangkah sedikit
perasaan malunya... 'Anas berkata, 'Dia lebih baik daripada
engkau. Dia menginginkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menawarkan
dirinya kepada beliau."
(HR. Bukhari).

Mana ada sih yang nolak untuk dijadikan istri oleh seorang kepala negara, pemimpin ummat dan yang lebih penting adalah kekasih Allah. Menjadi istri Rasul adalah suatu kehormatan dan kenikmatan, anugerah dari Allah yang tiada terkira. Pernah ada kasus, ketika istri-istri Rasulullah SAW berdemo karena menuntut maisyah yang lebih, dan Rasulullah SAW pun merasa bersedih atas kejadian ini, maka turunlah firman Allah yang memberikan opsi kepada istri-istri Rasulullah SAW,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhoan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab 28-29
Teguran dari Allah kemudian menyadarkan istri-istri Rasulullah SAW, untuk kemudian istri-istri Rasulullah SAW lebih memilih kehidupan akhirat dan kapok untuk tidak menuntut kesenangan dunia yang fana. Beliau-beliau tetap berada dalam suatu tim solid yang ikut serta dalam misi kerasulan. Suatu kemuliaan yang amat besar dapat menjadi ummul mukminin (ibu orang-orang beriman).................

Ada yang berpendapat, anak usia 7 tahun, 9 tahun 12 tahun bisa mikir apa? Gimana bisa menjadi istri, manajer dalam rumah tangga? Sekali lagi, pertanyaan ini merupakan sudut pandang diri sang penanya.............ya, mungkin saja karena umumnya kita, ketika berusia seperti itu masih pada culun....masih kekanak-kanakan.....dan mungkin saja masih (mohon ma’af) oon....tapi boleh jadi, ada anak-anak tertentu di usia tersebut telah memiliki tingkat kedewasaan yang baik. Dan tidak sedikit ada orang yang sudah dewasa (dari segi umur), tapi masih kekanak-kanakan dalam sikap ataupun cara berfikirnya.

Siti Aisyah r.a adalah pribadi cemerlang dengan potensi yang luar biasa, kemampuan intelektualnya pun diatas rata-rata. Di usia belia, karena anugerah Allah SWT, Siti Aisyah telah memiliki kecerdasan, kematangan dan kedewasaan berfikir. Allah SWT menakdirkan Siti Aisyah untuk mendapatkan bagian terbesar dari khazanah hadist-hadit Rasulullah SAW.
Tema besar dari ilmu hadist adalah pribadi Rasulullah SAW itu sendiri, sehingga orang yang paling banyak tahu tentang Rasulullah SAW, tentang ibadah-ibadah beliau SAW tentunya orang yang paling dekat dan banyak berinteraksi langsung, yaitu istri-istri beliau SAW. Siti Aisyah r.a pun adalah salah satu dari orang yang paling banyak meriwayatkan hadist Nabi SAW, disamping Abu Hurairah r.a, Abdullah bin Umar r.a dan Anas bin Malik. Dari Siti Aisyah lah, umat Islam banyak mengetahui prosedur detil dari ibadah yang dicontohkan Nabi SAW. Pemahaman Siti Aisyah r.a terhadap fiqih pun sangat luar biasa, sehingga beliau r.a menjadi rujukan utama bagi sahabat –sahabat Rasulullah SAW yang lain.

Allah telah mempersiapkan Siti Aisyah r.a untuk menjadi istri Rasulullah SAW, karenanya banyak hikmah dari pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah, diantaranya:
1. Mendobrak tradisi

a) Pada masa itu, orang-orang Arab enggan menikahi putri dari teman yang telah diangkat menjadi saudaranya. Abu Bakar telah menganggap Rasulullah SAW sebagai saudaranya. Ada anggapan di masa itu, bahwa hubungan saudara angkat menyebabkan hubungan perbesanan menjadi terlarang. Abu Bakar sempat ragu dan pernah bertanya kepada Khaulah binti Hakim (istri dari Ustman bin Mazh’un, salah seorang sahabat), Khaulah merekomendasikan Siti Aisyah untuk dijadikan istri Rasulullah SAW. “bolehkah beliau menikahi putriku? Bukankah Aisyah adalah anak dari saudaranya sendiri?” tanya Abu bakar. Rasulullah pun memberikan penegasan, dan menyuruh Khaulah untuk kembali kepada Abu Bakar “Kembalilah kepada Abu Bakar. Katakan kepadanya bahwa ia adalah saudarku seagama dan putrinya halal untuk kunikahi”. (HR Bukhari, Ahmad dan Baihaqi).

b) Bangsa Arab tidak mau menikahkan putri mereka pada bulan Syawwal, karena ada mitos bahwa penyakit sampar akan mewabah di bulan Syawwal. Rasululla SAW berniat untuk menghilangkan kepercayaan yang tidak berdasar tersebut

c) Bangsa Arab terbiasa menyalakan api di hadapan mempelai, suami mendatangi istrinya pertama kali dengan cara ditandu. Dan Rasulullah SAW menghapus kebiasaan-kebiasaan itu

2. Mengukuhkan hubungan antara kekhalifahan dan kenabian

Jadi sekali lagi, pernikahan baginda Rasulullah SAW dengan Siti Aisyah adalah bimbingan wahyu, segala tindakan/ perbuatan, ucapan Nabi SAW adalah langsung dibimbing Allah SWT. Sebagai ummatnya, kita harus meyakini hal itu. Kita tidak bisa selalu bermain dengan perasaan atau merasionalisasikan semua ajaran agama, karena memang tidak semua ajaran agama dapat dirasionalkan, kenapa? Karena akal kita sebagai manusia yang penuh kelemahan ini, tidak akan mampu menjangkau segala kekuasaan, segala kehendak dari Allah sang Maha pencipta, Sang Pengatur kehidupan...... Hanya iman di dada lah yang dapat membuat kokohnya keyakinan akan Islam yang mulia.

Ada kalimat yang menurut saya bagus dan saya pun sependapat, dilontarkan oleh Kang Rahmat di milis “motivasi-islami”, beliau berpendapat bahwa yang paling penting ketika manusia menganggap kontroversi, maka yang harus terpancang dalam setiap diri yang merasa Islam sebagai jalan hidupnya adalah, adanya penerimaan dan kerelaan untuk menerima semua ajaran Islam, jika semua itu ada dalilnya yang memang shahih (pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Aisyah ra diriwayatkan dalam HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Darini). Tidak peduli apakah manusia menganggapnya melanggar HAM, feminisme, demokrasi, humanisme, prulalisme, atau isme-isme lainnya, apapun ismenya tidak ada yang lebih tinggi dan pantas kita pegang kecuali sejalan Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Islam adalah agama yang benar, kita harus terus menggali kebenaran ajaran Islam, maka jika orang Islam sendiri merasa risih terhadap ajarannya maka selayaknya harus belajar lebih banyak lagi tentang Islam.

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 5:54)

Semoga kita menjadi ummat Rasulullah SAW yang tidak pernah goyah keyakinan kita karena fitnah-fitnah yang menjerumuskan.........semoga kita senantiasa menjadi ummat Rasulullah SAW yang mencintai Rasulullah sepenuh hati, sebagai bukti cinta kita kepada Allah SWT
“Katakanlah:”Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS 9:24)

Referensi: Aisyah the True Beauty


[+/-] Baca Selengkapnya...

06 November, 2008

BRAINSTORMING!!!!

Brainstorming alias pengungkapan pendapat alias tukar pendapat alias mencurahkan ide, menjadi kata yang menarik untuk menjadi bahan tulisan saya kali ini..........
Ketika sedang meeting di kantor, atasan sering meminta kami untuk melakukan brainstorming tentang suatu masalah.....

Suatu waktu, saya mengikuti seminar tentang “Perbaikan Mutu yang Berkesinambungan dengan Pendekatan Lean Six Sigma”, sang pemberi materi, memberikan ilmunya tentang brainstorming ini. Beliau bertanya “Ibu dan Bapak ada yang tahu aturan brainstorming gak?”.........
Saya dan teman kantor saling melirik dengan mata penuh tanda tanya, “emang brainstorming ada aturannya ya?” bisik saya pada teman ..... .”gak tau tuh....he..he...” jawab teman saya sama-sama bingung.......hih, gak mutu banget ya pertanyaan saya ini, tapi emang saya gak tahu sih kalau ternyata brainstorming tuh ada aturannya, maklum kalau di kantor, kita melakukan brainstorming semau gue, mengalir tanpa aturan, tapi memang efeknya malah gak terstruktur alias kacau balau, kesana-kemari alias gak fokus, sehingga ketika rapat usai dan kami berhamburan dari ruang meeting, seringkali saya dapati wajah teman-teman (termasuk saya) yang kebingungan,.............bingung karena rapat hari itu tidak mendapatkan hasil yang memuaskan...................

Dari seminar itu, saya dapat ilmu baru.....katanya nih, aturan brainstorming ini terdiri dari
1. Tidak ada ide yang bodoh
2. Seluruh ide bagus
3. Tidak ada dikusi

Tidak ada ide yang bodoh dan seluruh ide bagus.

Semua ide dari para peserta harus mendapatkan penghargaan. Jangan pernah menganggap remeh, ide atau pendapat orang lain. Ada budaya yang amat jelek, dan kayaknya masih terpupuk hingga kini, yaitu mental pemalu, rendah diri, hanya untuk sekedar mengangkat tangan untuk berkata saja sangat sulit. Mungkin hal ini terjadi karena pola pendidikan dalam keluarga dan sekolah. Orang tua terkadang terlalu otoriter dengan menyepelekan pendapat anak, atau bahkan gak pernah nganggap pendapat anak. Atau guru yang merendahkan pertanyaan anak sehingga menyebabkan trauma pada diri anak untuk bertanya. Boleh jadi timbul stigma pada diri anak, bahwa bertanya sama dengan memalukan, bertanya sama dengan ditertawakan, bertanya sama dengan dimarahi de el el.....pada akhirnya, ketika jadi mahasiswa pun, kebanyakan dari kita lebih banyak diam dan menjadi pendengar yang baik ........

Adanya penghargaan terhadap suatu pertanyaan, misal dengan kalimat “pertanyaan anda bagus sekali”....wah, rasanya gembira banget (menambah semangat untuk memberikan pertanyaan berikutnya), padahal mungkin aja pertanyaan kita gak nyambung.....jadi ingat pak Tino Sidin, yang selalu berkomentar “bagus...!” pada semua gambar yang dikirim oleh anak-anak.....ternyata komentar positif, secara psikologis akan memberikan dampak luar biasa

Tidak ada diskusi
Nih, dia.......ketika saya dan teman-teman kantor melakukan suatu brainstorming, yang ada malah diskusi berkepanjangan terhadap suatu pokok persoalan yang ternyata dengan diskusi itu, pembahasannya jadi melebar gak karuan, dan terkadang gak bisa di rem, tau-tau udah jam istirahat.....tau-tau udah jam pulang...

Hmm, ntar kalau ada brainstorming lagi, saya mau coba terapkan ilmu ini ....

[+/-] Baca Selengkapnya...

29 Oktober, 2008

KARAKTERISTIK DUNIA

Dunia ini memiliki karakteristik. Sebaiknya kita memahami apa saja karakteristik dunia, karena dengan memahaminya, maka kita tidak akan terlena, terlarut dalam kehidupan dunia yang fana. Apa saja karakteristik dunia?


Karakteristik dunia diantaranya:
1.Dunia panggung sandiwara
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS 29:64)
Kalau kita tahu bahwa dunia ini sandiwara maka seharusnya kita mengorientasikan hidup ini untuk sesuatu yang abadi

2.Dunia tak pernah mengenyangkan
Dalam hadist riwayat Bukhari Muslim, disebutkan bahwa andaikan manusia mempunyai dua lembah harta (emas), maka dia inginkan yang ketiga, dan setelah dia punya lembah yang ketiga, maka dia ingin lembah yang keempat.
Pada akhirnya tidak akan ada yang mengeyangkan manusia kecuali kematian. Jadi, kalau hidup kita selalu mengikuti keinginan maka dunia ini tidak akan dapat memenuhi keinginan itu. Karena jika satu telah terpenuhi maka keinginan yang lain akan muncul.

3.Dunia suka memperhamba manusia
Ali bin Abi Thalib berkata: “Jadilah kamu hamba akhirat dan janganlah kamu menjadi hamba dunia, sesungguhnya dunia itu tempat berkarya (ibadah) dan bukan tempat penghisaban, sedangkan akhirat merupakan tempat penghisaban (perhitungan) dan bukan tempat beramal.” (HR Bukhari)

4.Dunia sering membuat manusia terlena
Ada 2 macam nikmat yang sering dilupakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan. Seringkali kita tidak bisa memanfa’atkan karunia sehat dan kesempatan ini sebaik-baiknya, yang pada akhirnya waktu berlalu tanpa sesuatu yang berarti bagi diri, terlebih lagi bagi lingkungan.

Sumber: Majelis Percikan Iman 4 Februari 2007


[+/-] Baca Selengkapnya...

28 Oktober, 2008

PERSFEKTIF KEGAGALAN

Terkadang ketika kita mendapati kegagalan, maka kekecewaan akan mendera……..kecewa sesaat boleh-boleh saja, karena inilah seninya hidup, hidup tak selamanya menyenangkan. Dan pernah merasakan kecewa bisa menjadi trigger, agar kedepannya kita jangan pernah mengalami hal yang sama atau mengecewakan orang lain…karena ternyata, kecewa itu gak enak…..Tapi jangan juga sampai berlarut-larut hidup dalam kekecewaan ………..

Ada orang yang ketika dia gagal menjadi calon bupati, gagal menikah, gagal dalam bisnis dan kegagalan-kegagalan lainnya, dia mengalami depresi berat, dan yang lebih fatal sampai bunuh diri. Padahal sebenarnya tidak ada yang gagal dalam hidup ini, yang ada hanyalah kesuksesan yang tertunda. Apa yang menimpa kita sebenarnya bukan gagal, disebut gagal karena apa yang terjadi tidak sesuai keinginan kita. Kita selalu melihat kegagalan dari perspektif manusia, perspektif kita yang selalu menginginkan apa yang kita rencanakan berhasil diwujudkan, kita terkadang lupa dengan perspektif Allah.

Ketika mendengar Tauisyah Aa Gym, di MQ pagi, Aa berkata, katanya ada SMS yang masuk ke beliau, dan isinya menarik sekali…”ketika aku minta bunga, aku diberi kaktus, ketika aku minta kucing yang lucu, aku diberi ulat berbulu yang menjijikan, kenapa ya Allah????........
Tapi ternyata setelah itu, dari kaktus tersebut ternyata muncul bunga yang sangat indah, dan ulat itu berubah jadi kupu-kupu yang luar biasa indah”……

So, jangan pernah menilai kegagalan hanya dalam persfektif diri kita sebagai manusia yang penuh dengan kedhaifan………. utamakanlah pandangan Allah, karena pastinya pandangan Allah tidak akan pernah salah………apa yang dipandang baik oleh kita, belum tentu baik dalam pandangan Allah. Belum tentu semua keinginan kita dapat terpenuhi, karena Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan……






[+/-] Baca Selengkapnya...

23 Oktober, 2008

AMANAH YANG DIBERIKAN PADA MANUSIA

Allah memberikan tiga perangkat kepada manusia, yaitu perangkat jasad, perangkat akal dan perangkat qalbu.

1.Perangkat jasad yang berfungsi untuk beramal dan bekerja
“Dan katakanlah:” Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS 9:105)

2.Perangkat akal yang berfungsi untuk menentukan ilmu dan peradaban
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (QS 17:36)

3.Perangkat qalbu yang berfungsi untuk memutuskan dan berkehendak
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasan.” (QS 75:13-15)

“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang zalim neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan di beri minum air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS 18:29)



Karena ketiga perangkat diataslah, kemudian manusia diberi amanah. Apa saja yang menjadi amanah manusia? Berikut ini amanah yang harus diemban oleh setiap manusia:
1.Amanah untuk ibadah
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka takut akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS 33:72)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS 51:56)

2.Amanah untuk menjadi khalifah
Khalifah memiliki dua pengertian, yaitu:

a)Khalifah dalam arti tugas hidup

Maksud khalifah sebagai tugas hidup artinya pengelola bumi untuk mencapai kemaslahatan
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:” Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?” (QS 2:30)
Jadi, pengertian khalifah dalam ayat ini, wajib dilakukan oleh semua manusia

b)khalifah dalam arti sistem kekuasaan
adalah sistem kepemimpinan Islam yang mengatur seluruh umat Islam tanpa mengenal batas-batas wilayah negara

Sumber: Majelis Percikan Iman, 17 Juli 2007



[+/-] Baca Selengkapnya...

19 Oktober, 2008

MEMAHAMI DIRI

Sebagai manusia, kita memiliki potensi positif dan negatif, oleh karena itu sebaiknya kita mengetahui apa saja sih potensi positif yang sudah dianugerahkan Allah untuk kita, dan potensi negatif apa saja yang ada pada diri kita. Dengan mengetahui ke-2 potensi tersebut, semoga kita dapat lebih memahami diri, untuk kemudian dapat mengembangkan setiap potensi positif yang ada dan melatih diri agar potensi negatif tidak bersarang pada diri kita.

Berikut ini potensi positif dan negatif yang ada pada setiap manusia.

Potensi positif manusia, diantaranya:

1.Memiliki kapasitas kecerdasan/intelegensia
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar. Mereka menjawab:”Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman:”Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:”Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.” ((QS 2: 31, 32,33)

2.Memiliki kecenderungan dekat dengan Allah (hanif)
Sebenarnya, sebejad-bejadnya manusia, ada keinginan dia untuk dekat dengan Allah, misal ketika dia benar-benar mentok, sebenarnya dia mengakui adanya kekuatan lain yaitu Allah SWT
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah diatas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS 3:30)

“Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah” (QS 3:43)

3.Memiliki kehendak bebas
Binatang juga memiliki kehendak bebas, tapi hanya berbasis pada insting.
Manusia memiliki kecerdasan, dengan kecerdasannya itu yang membuat manusia menjadi istimewa.
Allah SWT menjamin kehendak bebas sampai hal yang bersifat fundamental, yaitu agama, dimana disebutkan bahwa agama yang benar adalah Islam, tapi di ayat lain kita diberi kebebasan apakah kita akan berada dalam Islam atau tidak.
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan adapula yang kafir.” (QS 76:2,3)

4.Memiliki kesadaran moral
“Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS 91:7-10)

5.Mahluk yang diberi kemuliaan, karena itulah manusia diangkat menjadi khalifah
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rezki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan.” (QS 17:70)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?” (QS2:30)

Potensi negatif manusia, diantaranya:
1.Manusia suka melampui batas
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.” (QS 96:6)
“Karena dia melihat dirinya serba cukup”
(QS 96:7)

2.Suka tergesa-gesa
“Dan manusia berdo’a untuk (terjadinya) kejahatan sebagaimana ia berdo’a untuk (terjadinya) kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS 17:11)

3.Kikir/pelit
“Katakanlah:”Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia itu sangat kikir.” (QS 17:100)

4.Suka berkeluh kesah
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS 70:19-21)

5.Suka membantah (membela diri dalam arti negatif)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah.” (QS18:54)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 11 November 2007




[+/-] Baca Selengkapnya...

15 Oktober, 2008

SIFAT-SIFAT HAMBA ALLAH YANG MENDAPAT KEMULIAAN

Ada berbagai macam penghambaan manusia, yaitu menjadi hamba Allah, hamba manusia, hamba harta, hamba nafsu dan hamba syaitan
Kalau dibandingkan antara ke-5 hamba diatas, maka yang paling ringan dan paling menguntungkan adalah menjadi hamba Allah, contohnya jika shalat, paling hanya membutuhkan waktu 5 menit, tapi keuntungan yang didapat karena kita tunduk patuh pada aturan Allah pastinya akan tiada tara, kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, mendapatkan ketenangan dalam hidup. Jika minta rezeki, pasti Allah akan memberikannya, meski rezeki tidak melulu berkaitan dengan uang. Nikmat sehat, nikmat bisa mendapatkan ilmu, nikmat bisa bergaul dengan orang-orang shaleh, dan nikmat lainnya yang tidak akan pernah bisa diukur oleh manusia adalah rezeki yang senantiasa Allah alirkan pada setiap hambaNya, diminta maupun tidak diminta.


Tapi jika menjadi hamba manusia? Mungkin manusia hanya akan memberi jika diminta, dan itu pun jika orang yang meminta telah memberikan sesuatu yang menguntungkan buat dirinya. Contohnya, sebagai pekerja, ketika harus mendapatkan upah, maka ia harus bekerja keras, membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Jika kita bandingkan dari berbagai segi, maka menjadi hamba Allah lah segala kesenangan dan kebahagiaan akan didapatkan. Dari segi imbalan, kita akan mendapat imbalan yang sangat besar di dunia, terlebih di akhirat. Dari segi mengukur kehormatan, orang-orang yang menjadi hamba Allah akan menjadi hamba-hamba yang terhormat

Ciri-ciri hamba Allah yang mendapat kemuliaan
1.Berjalan di muka bumi dengan rendah hati
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka tetap mengucapkan salam.” (QS 25:63)

2.Suka bersujud kepada Rabb nya di malam hari
“Dan orang yang diwaktu malam bersujud dan berdiri untuk (menyembah) Tuhan mereka.” (QS 25:64)

3.Suka berdo’a agar dijauhkan dari api neraka
“Dan orang-orang yang berkata:”Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal” (QS 25:65)

4.Menggunakan harta secara proporsional
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian” (QS 25:67)

5.Tidak menyekutukan Allah
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (balasan atas) dosa-dosa (nya)” (QS 25:68)

6.Rajin bertaubat
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu kejahatannya diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 25:70)
“Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya” (QS 25:71)

7.Jujur
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang yang melakukan) hal-hal yang tidak baik, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya ” (QS 25:72)

8.Hatinya selalu terbuka dengan nasehat
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhannya, mereka tidak menyambutnya sebagai orang-orang yang tuli dan buta ” (QS 25:73)

9.Bertanggung jawab terhadap keluarganya
“Dan orang-orang yang berkata:”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami danketurunan kami sebagai penghibur hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ” (QS 25:73)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 2 Desember 2007





[+/-] Baca Selengkapnya...

10 Oktober, 2008

CIRI-CIRI ORANG YANG KEMBALI KEPADA FITRAH

Ramadhan telah berlalu, semua orang yang menjalankan ibadah di bulan ini menginginkan dirinya kembali kepada fitrah, lalu seperti apakah ciri orang yang kembali kepada fitrah. Kembali kepada fitrah merupakan indikator keberhasilan menjalankan ibadah Ramadhan.........apakah kita termasuk ke dalam kelompok orang yang kembali kepada fitrah?, mari kita evaluasi kualitas diri kita setelah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan..........

Berikut ini ciri orang yang kembali kepada fitrah:
1.Memilki kesholehan sosial
Ciri keshalehan sosial dapat dilihat dalam QS Al-Ma’uun, ayat 1-7. Shaleh secara sosial, berarti memiliki kepedulian kepada sesama, ringan tangan, selalu ingin membantu mereka yang kekurangan.

2.Memiliki kesholehan vertikal
“Wahai manusia, sembahlah Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS 2:21)
Ibadah ritual berorientasi kepada ketakwaan dan keshalehan ritual ini harus berpengaruh pada keshalehan sosial secara signifikan.

3.Memiliki kecerdasan emosi
Cirinya, ia memiliki jiwa dermawan, pema’af, selalu membalas keburukan orang lain dengan kebaikan, rajin introspeksi, selalu ingin memperbaiki diri
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang dan pada waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan mema’afkan kesalahan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang bila berbuat keji atau zalim terhadap dirinya, mereka ingat kepada Allah, lalu mereka memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan siapa lagi yang dapat mengampunkan dosa melainkan Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui. Balasan mereka adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, dan itulah sebaik-baik balasan orang yang beramal” (QS3: 133-136)

4.Rajin berdo’a
“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahku) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2:186)

5.Memiliki kebutuhan untuk bergabung dalam lingkungan yang shaleh
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS 18:28)

6.Merasa mudah dalam beramal saleh
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS: Al An’am: 125)

7.Merasa rindu pada Allah, hatinya terbuka dengan nasehat, memiliki jiwa tawakal, rajin mendirikan shalat, memiliki kepekaan sosial
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan lah mereka bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (QS AL Anfal: 2-3)

Dikutip dari Majelis Percikan Iman, 28 September 2008

[+/-] Baca Selengkapnya...

06 Oktober, 2008

MASUKKAN BAJU BARU DAN KELUARKAN BAJU LAMA

Bagi sebagian orang, memiliki baju baru menyambut hari raya mungkin sudah menjadi tradisi sehingga seperti menjadi suatu “keharusan”. Memang tidak pernah ada larangan untuk memiliki baju baru, meskipun contoh Rasul adalah menggunakan baju terbaik di hari raya, bukan baju baru...........ya, jika memang mampu untuk membelinya, why not? Asal jangan berlebihan........

Hanya, ada hal yang patut untuk kita lakukan, yang juga menjadi “keharusan”, yaitu ketika kita memiliki baju baru, maka segera keluarkan baju lama untuk disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan, karena tidak semua orang dapat membeli baju baru. Menebar kebahagiaan lewat baju kita yang masih layak pakai adalah suatu amal shaleh.............

Memang kecenderungan dari kita, adalah merasa berat ketika harus memberikan baju yang masih ia senangi, meski pun jarang dipakai karena terlalu banyak pilihan, tapi masih tetap dikumpul-kumpul, padahal ia tidak lagi memberi nilai manfa’at..........tapi mungkin itulah godaannya, bukankah kita dilarang untuk berlebih-lebihan?
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dan mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS 104:1-3).
Agar tidak menjadi golongan orang yang suka mengumpul-ngumpul harta yang diancam dengan neraka huthamah, maka kita perlu berjuang keras agar membiasakan diri melepas benda yang masih kita sayangi untuk disedekahkan pada saudara kita, memang awalnya terasa berat, tapi dengan tekad yang kuat semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan untuk bisa beramal shaleh dengan apa yang kita bisa......sesungguhnya yang menjadi rezeki kita adalah apa yang saat ini kita pakai, tumpukan baju yang ada di lemari, statusnya hanya titipan saja........

[+/-] Baca Selengkapnya...

BUNUH DIRI DI ISTIQLAL

Berita tentang bunuh dirinya seorang pria setelah shalat Ied di Istiqlal, mungkin sudah rada basi. Tapi saya tetap berminat untuk menulis hal ini, karena ingin mengupas hikmah dibalik kejadian itu.

Kejadian ini sungguh ironis, lelaki itu melakukan aksi bunuh diri ditengah umat Islam yang sedang berbahagia karena menyambut hari raya Idul Fitri, menyambut kemenangan setelah melatih diri mengendalikan segala macam hawa nafsu.
Lelaki itu bunuh diri, setelah rombongan Presiden SBY meninggalkan mesjid Istiqlal. Sampai ada yang mengira bahwa aksi bunuh diri lelaki itu adalah suatu protes kepada pemerintah karena beban hidup di negeri ini sunggguh terlalu berat untuk ditanggung rakyat kecil, lelaki itu menjadi martir bagi jutaan rakyat yang hidup dalam keadaaan gundah gulana karena himpitan ekonomi yang mendera begitu kuat. Harga sembako menjulang tinggi, biaya pendidikan dan kesehatan sulit dijangkau masyarakat kecil, meski telah ada Askeskin dan sekolah gratis, tapi sepertinya tetap masih terbatas, sehingga belum dapat meng-cover seluruh orang yang memerlukannya.

Ditengah kebahagiaan umat Islam yang lain, ternyata ada saudara kita yang melakukan tindakan nekat dan sangat dimurkai Allah..... bunuh diri.........suatu gambaran keputusasaan dari rahmat Allah, padahal sebagai orang beriman kita harus yakin, bahwa Allah tidak akan pernah menurunkan cobaan di luar batas kemampuannya. Dan putus asa adalah suatu dosa besar.
“Katakanlah:” Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 39:53)
Ketika seseorang melakukan tindakan bunuh diri, maka pintu untuk bertobat telah di kunci rapat, ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bertobat, memperbaiki diri dan meraih kehidupan yang lebih baik.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS 4:31).

Semua orang pasti bisa melalui setiap ujian yang ia terima, asal ia sabar dan tawakal. Ketika seseorang sabar, maka ia akan istiqamah dalam jalan kebenaran, tidak larut pada ajakan nafsu, jiwanya tidak pernah mengenal putus asa dan lidahnya tidak pernah mengeluh kecuali pada Allah SWT.

Terlepas dari tindakan lelaki tersebut, ada hal yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Esok paginya saya melihat wawancara ustadz Yusuf Mansyur dan seorang psikolog di TV One. Ustadz Yusuf Mansyur mengingatkan kepada kita semua, bahwa sebagai manusia, kita jangan hanya puas dapat beribadah secara vertikal, kita bagus dalam hablumminallah tapi kurang bagus dalam hablumminannaas, kita kurang memiliki kepedulian sosial. Seharusnya orang yang hablumminallahnya baik, akan tercermin pada hablumminannaas nya yang juga baik. Kita harus berusaha memperluas ibadah dengan sesama, semampu kita. Apapun posisi kita, kita bisa menebar kebaikan pada siapapun. Tidak harus menjadi seorang ustadz, tidak harus selalu lewat harta, tetapi dengan ucapan-ucapan yang memotivasi, ucapan-ucapan yang membesarkan hati, wajah yang senantiasa berseri dan siap menerima keluh kesah.........semua itu sudah dapat membantu mereka yang didera rasa putus asa.

Katanya nih, ustadz Yusuf Mansyur juga dulunya (sebelum jadi ustadz), pernah dipenjara dan dililit hutang, sehingga pernah juga putus asa dan ada niatan untuk bunuh diri, tapi dengan motivasi dari sahabat-sahabatnya, niat itu akhirnya dibelokkan Allah. Jadi dengan sekadar sapaan, ucapan yang baik, malah bisa membangkitkan orang yang berputus asa, karena mereka merasa dihargai, merasa diperhatikan. Sehingga ketika melihat sahabat kita yang kelihatannya merasa sendiri ditengah keramaian, karena ternyata memang sedang ada masalah, maka sapaan kita, atensi kita dengan menanyakan kabarnya dan mungkin menawarkan diri untuk membantunya, mungkin akan memberikan secercah semangat, bahwa ia tidak sendiri.............

[+/-] Baca Selengkapnya...

PROFILE KHADIMAT

Ketika libur lebaran tiba, televisi ramai-ramai menayangkan kesibukan para selebritis yang ditinggal mudik khadimat (PRT-nya), tapi saya yakin gak hanya para seleb aja yang kerepotan, orang-orang biasa juga banyak yang kelimpungan ditinggal mudik khadimat.....mungkin mereka yang benar-benar kelimpungan adalah tipe keluarga yang memang menyerahkan pekerjaan rumah tangga sepenuhnya atau hampir penuh kepada sang khadimat. Bagi mereka yang memiliki khadimat tapi tetap mandiri artinya tidak selalu mengandalkan khadimat ketika suatu pekerjaan masih bisa ia tangani, akan merasa biasa-biasa saja, peningkatan volume kerjaan masih dianggap wajar-wajar saja......

Dari kasus tersebut, dapat dipetik pelajaran, bahwa keberadaaan sang khadimat, yang terkadang tidak dihargai majikannya sungguh berarti.........seringkali saya tonton di TV atau baca di media cetak, nasib mereka sungguh tragis, orang-orang kaya yang tak berhati nurani telah tega memperlakukan mereka semena-mena, ada yang gaji nya ditahan gak dibayar-bayar (padahal seharusnya ketika kita mempekerjakan orang, upahnya harus dibayar sebelum “keringatnya kering”), ada yang gak di kasih makan padahal kerjaannya memforsir tenaga, ada yang dikasih makan tapi jenis makanannya dibedakan dengan majikan serta harus makan di tempat yang tidak sama dengan majikan, ada yang dimarahi habis-habisan ketika melakukan kesalahan, bahkan majikannya itu melakukan tindakan kekerasan secara fisik hingga akhirnya menewaskan sang khadimat (na’udzubillah)..........kenapa mereka harus mendapatkan perlakuan seperti itu, padahal semua manusia adalah sama di mata Allah, yang membedakannya adalah ketakwaannya. Kalau sang khadimat lebih shaleh/shalehah dalam pandangan Allah dibanding majikannya, maka boleh jadi derajat mereka pun sesungguhnya lebih tinggi...........

Ketika keberadaan mereka tidak lagi ada, maka barulah kita “ngeh”, betapa mereka sangat dibutuhkan, maka sudah selayaknya kita selalu menghargai, menghormati mereka yang telah berjasa membantu keluarga kita, dan seharusnya khadimat tersebut harusnya dianggap sebagai bagian keluarga, hak-haknya sebagai manusia harus dipenuhi........mereka harus bisa merasakan waktu istirahat, merasakan bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, merasakan bisa menikmati hiburan yang positif, bahkan sebagai majikan harus memberikan pembinaan agar kemampuan mereka dapat terus ditingkatkan, sehingga suatu waktu dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, juga pembinaan keimanan sehingga sama-sama dapat meningkatkan amal shaleh.....

Mudiknya khadimat, merupakan suatu kesempatan besar bagi seluruh anggota keluarga untuk menjalin kebersamaan dan kekompakan dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga.
Bagi mereka yang belum terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, maka ini lah saat yang tepat untuk menikmati betapa melelahkannya pekerjaan rumah tangga, pekerjaan yang terkadang dianggap sepele........

Dari pengalaman pribadi, keseharian saya banyak dihabiskan bekerja di kantor, tapi ternyata secapek-capeknya kerja di kantor, tidak lebih capek dibanding mengerjakan pekerjaan rumah tangga..........belum lagi situasi di rumah cenderung lebih monoton .........rasanya semakin membuat bosan, mungkin karena tidak terbiasa berjibaku dengan pekerjaan rumah tangga dan situasi yang monoton (tapi sebagai wanita ujung-ujungnya kita memang harus bisa mengurus rumah)..........sehingga dari pengalaman itu, saya rasa para muslimah yang waktunya benar-benar di dedikasikan di rumah tangga adalah orang-orang hebat...... menjadi ibu rumah tangga “tok” adalah suatu status yang teramat mulia, berjuang membesarkan buah hati, mengurus seluruh keperluan rumah tangga, berkutat dengan urusan yang mungkin hanya itu-itu saja ..........bagi kita yang belum menjalaninya mungkin akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang membosankan..........tapi saya yakin kalau niatnya memang ikhlas mengharap ridha Allah, tentunya semua bisa dinikmati, karena jihad utamanyanya seorang ibu dan istri ada di rumah ...........semoga Allah selalu memberikan curahan rahmat, keberkahan, kebahagiaan dunia akhirat untuk para muslimah yang telah menegakkan jihadnya di rumah..............

[+/-] Baca Selengkapnya...

23 September, 2008

BAHAGIAKAN DIRI DENGAN SATU ISTRI

Buku yang ditulis oleh Ustadz Cahyadi Takriawan ini sungguh elegan dipaparkan oleh seorang suami, bapak, dan tentunya laki-laki. Jadi tulisannya adalah tulisan dari prespektif laki-laki, sosok yang sering dijadikan “tersangka” sebagai pelaku poligami. Meskipun tulisan Ustadz Cah adalah tulisan prespektif beliau sebagai laki-laki, tapi tulisannya banyak dilandaskan ilmu, dipandang dari segi syar’i maupun aspek kehidupan yang lainnya. Karena memang, ketika kita berargumen terhadap sesuatu, maka argumen-argumen itu adalah argumen yang harus dilandaskan pada ilmu, bukan argumen yang didasarkan perasaan belaka.

Buku ini memang tidak membahas hukum poligami, karena hukum poligami tidak usah menjadi perdebatan, karena secara nyata dan jelas telah tertulis dalam kitab suci AL Qur’an, bahwa poligami adalah mubah.
Buku ini lebih membahas praktek poligami yang terjadi di masyarakat kita

Issue poligami, memang sangat sensitive untuk dibicarakan. Kalau sudah menyangkut poligami, seolah-olah kemuliaan seorang lelaki menjadi berkurang. Seperti, ketika saya mendengarkan suatu perbincangan di salah satu radio di Bandung yang akan menghadirkan salah satu kandidat wakil walikota, ada seorang ibu yang menelpon dan menanyakan kepada penyiar, kebenaran issue bahwa salah satu calon wakil walikota itu memiliki istri 4 ? Dari pertanyaan itu, tersirat bahwa ibu tersebut tidak ingin memiliki pemimpin yang melakukan poligami…..

Ustadz Cah, di dalam bukunya tersebut mengkritisi pelaksanaan dari poligami itu sendiri. Image poligami menjadi negatif, karena pada kenyataannya, banyak pelaku poligami yang tindakannya itu tidak membawa kemaslahatan, malah lebih banyak mudharatnya. Jadi jangankan bernilai dakwah, apa yang mereka lakukan justru mencoreng keindahan hukum Islam itu sendiri, dan malah terjadi demarketing dalam dakwah. Secara umum, masyarakat Indonesia sendiri tampaknya masih “berat” menerima aturan poligami. Orang menjadi antipati terhadap para pelaku poligami, bahkan ketika yang berpoligami adalah public figure yang di hormati, terlebih seorang ustadz, para jama’ah pun dengan serta merta menjauh dari sang ustadz.

Kalau menurut pendapat saya pribadi, karena poligami memang diperbolehkan, maka sah-sah saja jika ada orang yang melakukan poligami, karena itu memang pilihan hidupnya. Kita tidak boleh berburuk sangka kepada para pelaku poligami, karena kita tidak mengetahui sedikit pun kondisi keluarga mereka yang sebenarnya. Karena boleh jadi, mereka yang melakukan poligami, telah mempersiapkan diri dan keluarganya secara baik. Sang suami telah memperlakukan istri dan anak-anaknya secara ma’ruf, telah memenuhi semua kebutuhan lahir batin secara layak dan baik, selalu mengajak diskusi istri dan anak-anaknya dalam setiap tindakan yang akan ia lakukan. Dan ternyata istri dan anak-anaknya pun selalu mendukung setiap keputusan suami dan ayah yang mereka cintai………tapi yang jadi masalah, model keluarga seperti ini ada tapi prosentasenya mungkin masih sangat sedikit. Justru yang nampak di permukaan adalah, model-model keluarga poligami yang gagal………..gagal karena suami telah sewenang-wenang menggunakan otoritasnya sebagai pemimpin dalam rumah tangga, sehingga dengan seenaknya, tanpa mengajak peran serta istri dan anak-anak untuk ikut terlibat dalam keputusan yang dibuatnya, dan setelah membuat keputusan sendiri, ia pun berbuat dzhalim karena benar-benar tidak dapat berlaku adil dalam menjalankan kehidupan poligaminya, …ada yang terdzhalimi baik dari segi lahir maupun batin….

Pro maupun kontra terhadap pelaksanaan poligami pastinya akan terus ada. Biasanya para wanita akan berkomentar “kok tega amat sih, si bapak anu menduakan istrinya, mana ada wanita yang ikhlas dimadu, semua wanita juga pasti sakit jika cintanya di bagi”. komentar seperti ini boleh jadi benar, tapi boleh jadi juga kurang tepat, karena umumnya orang berkomentar dari prespektif dirinya pribadi, dirinya tidak rela jika di madu, sehingga ketika menilai orang lain, maka ia menggunakan logika berfikir untuk dirinya.
Dari beberapa info yang saya dapat, ternyata ada juga sang istri yang justru meminta sang suami berpoligami.. Mungkin orang akan menilai bahwa tindakan istri tersebut adalah suatu tindakan bodoh. Tapi bagaimana bisa menilai itu suatu tindakan bodoh, sementara sang penilai tidak pernah tahu latar belakang dan frame of thinking dari seorang istri yang memperbolehkan suaminya berpoligami. Boleh jadi, istri tersebut adalah seorang muslimah yang memang sudah terbina dan memiliki motif ibadah yang mulia, misalnya sebagai bentuk ladang amalnya dalam membantu sesama muslimah yang belum memiliki suami, atau para janda yang membutuhkan pelindung maupun pengayom di kehidupannya.. Memang dibutuhkan keluasan hati, kesabaran yang luar biasa untuk menerima poligami, terlebih bagi pihak istri yang sering menjadi “korban”, dan tentunya sikap dan kepribadian ini tidak dapat diciptakan secara instant. Sikap ini muncul dari niat yang bersih, riyadah yang terus menerus sehingga memiliki keyakinan hati yang mantap dan tentunya muncul dari seorang yang berakhlak mulia.

Tapi saya pun sangat sependapat dengan ustadz Cah, ketika kita melakukan suatu ibadah, maka jangan hanya menilai ibadah tersebut dari satu sudut saja, misalnya karena secara fiqih poligami diperbolehkan, maka para suami dengan seenaknya melakukan poligami tanpa perhitungan. Menurut saya, ketika seorang suami akan melakukan poligami, maka ia harus melakukan suatu evaluasi mendetil tentang kesiapannya untuk berpoligami. Kesiapan yang tidak datang dari diri suami seorang, tapi kesiapan itu (seperti yang saya ungkapkan diatas) juga harus ada pada diri istri, anak-anaknya, keluarga besar seperti orang tua atau mertua, bahkan kesiapan dari istri berikutnya beserta keluarga besarnya. Setiap orang yang nantinya akan terlibat dalam kehidupan poligami harus disamakan dulu visi, misi, tujuannya atau frame of thinking-nya harus diselaraskan terlebih dahulu. Jangan sampai terjadi kekacauan di tengah perjalanan. Karena pernikahan hakekatnya untuk menyatukan keluarga, memperluas silaturahmi. Kalau pernikahan yang berikutnya dilakukan secara diam-diam, bagaimana mau memperluas silaturahmi? Yang ada, mungkin malah saling benci.

Pernikahan harus dilakukan untuk kemaslahatan dan tentunya kebahagiaan, tidak hanya untuk dirinya pribadi yang melakukan pernikahan, tetapi juga untuk seluruh keluarga. Termasuk jika para suami melakukan pernikahan berikutnya, maka pernikahan berikutnya tersebut adalah pernikahan yang harus membawa kemaslahatan yang lebih besar lagi, dan tentunya harus bernilai dakwah. Tidak boleh ada yang terdzhalimi, tidak boleh melakukan ibadah diatas dusta dan diam-diam. Ada banyak kasus, dimana suami menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertama. Atau ada yang terang-terangan menyatakan akan menikah lagi, padahal di satu sisi, sang istri, anak dan keluarga besarnya belum siap menerima keputusan poligami tersebut. Akibatnya timbulah perasaan sakit hati, merasa tidak dihargai, merasa dihianati. Kalau sudah begini, berarti telah terjadi suatu kedzhaliman. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan pesan sebagai berikut:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan yang paling berlemah lembut terhadap istrinya.” (HR Tirmidzi)

Yang menarik dari apa yang dituturkan oleh Ustadz Cah adalah bahwa monogami merupakan sunah Rasul juga. Rasulullah SAW berpoligami setelah Siti Khadijah ra wafat, beliau SAW melaksanakan monogami selama 25 tahun pernikahan beliau SAW dengan Sita Khadijah ra, sedangkan kehidupan poligami dijalankan selama 10 tahun. kehidupan poligami Rasulullah SAW memiliki misi untuk kepentingan dakwah, sosial, budaya.

[+/-] Baca Selengkapnya...

21 September, 2008

JODOH ADALAH REZEKI

“Sesungguhnya setiap orang dari kalian diciptakan dalam kandungan ibunya 40 hari sebagai nutfah (sperma), 40 hari sebagai segumpal darah, 40 hari segumpal daging, kemudian diutuslah malaikat padanya dan ditiupkanlah kepadanya ruh. lalu malaikat itu diperintahkan untuk menetapkan empat kata, rezeki, umur, amalnya, senang atau susah.” (Mutafaq Alaih)

Salah satu rezeki yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah pasangan hidup. Ada orang yang dikaruniai kemudahan untuk mendapatkan pasangan hidup, sehingga dapat segera menggenapkan dien nya pada usia belia, di sisi lain tidak sedikit juga orang yang “agak kesulitan” untuk segera menggenapkan setengah dien nya sehingga dianggap telat nikah….tapi dalam pandangan saya, tidak ada kata terlambat untuk hal apapun, selama kita terus berikhtiar, tetap berdo’a, tetap memiliki niat yang lurus…..

Menyandang gelar “jomblo” memang suatu yang agak “menggerahkan”…….. setiap orang pastinya ingin memiliki pendamping hidup, apalagi pernikahan adalah sunah Rasul yang memiliki nilai ibadah yang tinggi…..tapi sekali lagi, kalau ternyata Allah belum berkenan untuk mempertemukan dengan pasangan hidup terbaik, ya nikmati saja masa penantian ini… yang penting Allah selalu ridha……..

Menjadi “jomblo” bukanlah suatu kelemahan atau kegagalan hidup. karena dengan status “jomblo” pun, masih dapat berprestasi dan meningkatkan amal shaleh, justru di tengah masa penantian, produktifitas amal shaleh harus senantiasa ditingkatkan. Seperti halnya, beberapa ulama besar yang tidak menikah sampai akhir hayatnya, ulama-ulama tersebut, diantaranya:
1.Abu Nashir Bisyr bin Al-Harits
2.Abu Ja’far Ath-Thabari
3.Abu Qasim Az-Zamakhsyari
4.Imam An-Nawawi
5.Syaikul Islam Ibnu Taimiyah
6.Karimah binti Ahmad Al-Marwaziyah
7.Syaikh Al-Badawi
8.Sayyid Qutub

Tapi bukan berarti kita harus mengikuti langkah para ulama tersebut yang memutuskan untuk tidak menikah, tauladan yang harus kita ikuti adalah Baginda Rasulullah SAW, RAsulullah SAW adalah orang yang paling beriman kepada Allah SWT, tapi beliau pun menikah, maka kita sebagai ummatnya pun harus mencontoh sunah beliau SAW. Para ulama diatas, yang semoga Allah senantiasa memuliakannya, memutuskan untuk tidak menikah karena waktunya dihabiskan untuk menuntut ilmu, membina ummat, menghasilkan karya-karya monumental yang hingga kini bisa dinikmati oleh ummat…dan seperti hadist diatas, bahwa jodoh adalah hak prerogative Allah SWT……..yang penting pada saat di dunia, terus memperbaiki diri untuk bisa menjadi orang yang di rahmati Allah, sehingga kalaupun seseorang tidak mendapatkan pasangan hidupnya di dunia, maka Allah sediakan bidadari/bidadara Nya di surga……..ingat, asal jadi orang yang shaleh/shalehah……..karena Allah tidak akan pernah ingkar akan janjiNya
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Ruum: 21)

Apakah kita memiliki kualitas keimanan, keshalehan, kecerdasan seperti para ulama diatas?………jika kita tidak memilikinya, maka niat untuk menikah harus senantiasa dipancangkan dengan kuat, karena menikah akan menyempurnakan agama, Yang paling penting untuk diingat adalah jangan sampai berniat untuk menjomblo seumur hidup, karena kalau tidak berkeinginan menikah, maka ia bukan termasuk ummat Rasulullah SAW. Kalau ternyata belum nikah-nikah, itu lain soal, karena memang belum waktunya atau belum ada yang “klik”. Karena menikah bukan untuk sehari dua hari. Jadi pernikahan juga tidak bisa dipaksakan, tidak bisa diburu-buru. Mentang-mentang injury time, maka tanpa pilih-pilih menikah dengan siapa saja. Ketika akan menentukan pasangan hidup, bagaimanapun juga harus memilih, memilih pasangan hidup yang punya komitmen terhadap pelaksanaan ajaran Islam, dan tentunya “klik” dengan diri kita…….

Saya sering mendengar tausiyah Ustadz Aam yang seringkali membesarkan hati para jama’ahnya yang masih pada nge-jomblo, ……..beliau selalu mengatakan, “belum tentu ketika anda menikah, anda akan bahagia, saya seringkali menerima sms dari jama’ah yang mengatakan, “paka Aam, kok rasa-rasanya saya lebih bahagia ketika saya masih sendiri”……..Ustadz Aam selalu menekankan, bahwa orang yang belum menikah selalu memandang indah pernikahan, tapi setelah dijalani ternyata tak seindah yang diimpikan dan dibayangkan, maka anda harus realistis memandang persoalan pernikahan, bahwa ketika memasuki kehidupan berumahtangga, selain kebahagian yang akan anda raih, anda pun harus siap dengan segala pengorbanan, mengisi ruang hati anda tidak hanya untuk kebahagian, tapi boleh jadi, anda harus mengisi ruang hati anda untuk penderitaan, perjuangan dan pengorbanan…..maka untuk para jojoba (“jomblo-jomblo bahagia”), hadapi kondisi ini dengan penuh kesabaran dan senantiasa berdo’a agar kelak diberi pendamping hidup yang terbaik. Boleh jadi, status jomblo yang sekarang tengah dijalani, merupakan bentuk kasih sayang Allah, Allah tidak ingin melihat anda menderita ketika mendapatkan pasangan hidup yang ternyata sering mendzhalimi anda, sampai-sampai anda merasa, bahwa anda lebih bahagia ketika masih single……

So, untuk para jojoba, tetap semangat dalam penantian, tetap optimis, manfa’atkan masa penantian untuk meraih ilmu, meningkatkan kualitas diri sebaik mungkin……..semoga Allah segera menganugerahkan pasangan hidup yang dapat menuntun kita untuk lebih mencintai Allah dan Rasulnya, serta menganugerahkan keturunan yang kelak dapat menjadi penegak syiar agama Allah di muka bumi………

[+/-] Baca Selengkapnya...

SAYA JUGA MANUSIA

Ketika melihat berita di TV One, ada karikatur Bang One yang menceritakan kasus salah tangkap pembunuhan Asrori oleh tersangka Ryan, banyak fihak yang mempertanyakan kinerja aparat penegak hukum. tapi masing-masing tidak mau disalahkan, polisi dan kejaksaan merasa sudah melakukan tugasnya dengan benar. Singkat cerita, bang One teriak “jangan bilang polisi juga manusia”

Wah, jadi kesindir deh......soalnya saya pun seringkali berusaha untuk menutupi kesalahan dengan berucap “saya juga manusia” , tapi dengan teriakan bang One yang seperti itu, saya jadi merenung, kalau kita memiliki mental seperti ini, selalu menggunakan alasan bahwa kita manusia yang bisa saja melakukan kesalahan, manusia yang tidak bisa 100% sempurna tanpa cacat dan kelemahan, niscaya akan menjadikan kita sebagai pribadi yang tidak profesional, karena sedikit-sedikit berlindung dibalik alasan “saya juga manusia’, maksudnya bahwa orang lain tidak dapat menunutut kita sempurna .....maka mental seperti ini harus dikikis sebersih-bersihnya.......... oke, memang benar no bodies prefect, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan yang terbaik, mengerjakan tugas kita dengan penuh tanggung jawab....

Seharusnya ketika tahu bahwa kita memang salah, bukannya nyari pembelaan diri, tapi justru harus membuktikan diri, bahwa jika saat itu memang melakukan kesalahan maka seharusnya dengan cepat, sigap, cekatan segera memperbaikinya dan berjanji untuk tidak mengalami kesalahan serupa. Bukannya sibuk mencari alasan..........

Memang perlu waktu dan usaha yang melibatkan segenap kekuatan pada diri kita agar menjadi orang yang sportif, berani bertanggung jawab atas kesalahan yang pernah diperbuat, untuk kemudian menindaklanjuti dengan tindakan yang lebih baik dan lebih bermutu.....

[+/-] Baca Selengkapnya...

16 September, 2008

DUKA KAUM DUAFA, DUKA KITA SEMUA

Miris……… sedih sekali melihat 21 orang meninggal di Pasuruan Jawa Timur ketika kehabisan oksigen akibat berdesakan……..berjuang, berdesak-desak demi uang zakat 30 ribu…….. bagi kita mungkin mudah saja untuk mengatakan uang itu tidak seberapa, tapi mungkin tidak bagi mereka kaum duafa.
Dalam suatu wawancara dengan metro TV, DR Sarlito mengatakan “jangankan buat mereka yang sangat kesulitan mendapatkan uang, bagi orang-orang yang telah bekerja keras saja masih ada yang pendapatan perharinya dibawah 30 ribu”.
Jadi, memang wajar sekali jika mereka sampai berbondong-bondong untuk mendapatkan uang itu……….

Sedih, karena boleh jadi kejadian tersebut merupakan salah satu indikator bahwa Negara yang mayoritas muslim ini masih terpuruk dalam kubangan kemiskinan yang luar biasa…

Kejadian itu mengandung ibrah yang luar biasa besar……..
Pertama, sebagai umat Islam yang dititipi kelebihan harta oleh Allah, jangan pernah melalaikan kewajiban untuk menunaikan zakat. Kalau ternyata, kita tidak bisa ikut serta dalam scope yang besar untuk memberantas kemiskinan di Negara ini, maka (kalau kata Aa Gym, 3 M) mulai dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari hal yang kecil…..mulai lah memiliki kepedulian, bersihkan harta kita…... Kata para ahli ekonomi, sebenarnya Indonesia memiliki potensi zakat yang luar biasa, dan jika pengelolaannya baik, mungkin dapat membantu membebaskan umat dari lubang kemiskinan yang umumnya turun temurun…..

Kedua, umat Islam harus mulai memanfa’atkan badan amil zakat yang professional, terpercaya, auditable. Karena badan amil yang professional, tentunya memiliki pemetaan kantong-kantong kemiskinan, mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan zakat, memiliki program-program yang dapat memberikan kemaslahatan jangka panjang….sehingga amanah harta yang dititipkan akan lebih tepat sasaran dan memberi nilai manfa’at yang tinggi. Jika dibagikan langsung seperti kasus diatas, maka boleh jadi ada saja orang yang sebenarnya tidak berhak mendapatkannya tapi ikut antri juga……..
Meskipun, memberikan langsung kepada orang yang berhak juga tidak di larang, tapi kalau jumlahnya ribuan gitu, maka prosedur pembagiannya harus benar-benar disiapkan sedetil mungkin……..rasanya sulit untuk mengatur massa dalam jumlah banyak….

Apakah Negara ini benar-benar miskin? Bagaimana dengan uang Negara yang banyak masuk ke dalam kantong para koruptor. Maka pelajaran ketiga yang sangat penting untuk dievaluasi dan segera dilaksanakan adalah penegakkan hukum dinegara kita harus benar-benar dijalankan tanpa tebang pilih, tanpa pandang bulu. Terlebih orang-orang yang tahu hukum, jika mereka melakukan kejahatan itu, maka hukumannya harus benar-benar memberikan efek jera.
Pantas saja kalau Gubernur Jawa Barat, pak Ahmad Heryawan pernah mengatakan bahwa koruptor itu psikopat. Jadi ingat apa yang dipaparkan oleh dr Tauhid Nur Azhar di acara majelis Percikan Iman, bahwa seorang psikopat itu tidak harus seperti Ryan (yang nampak innocent meski telah menghabisi 11 nyawa), psikopat itu adalah orang yang tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Maka boleh jadi semua orang, memiliki potensi untuk menjadi psikopat ketika kita sudah tidak lagi bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan.

Saya sependapat dengan pak Ahmad Heryawan, bahwa koruptor itu psikopat……menurut saya psikopat sejati, coba saja anda lihat tampang-tampang mereka ketika menghadiri persidangan dan ketika disorot kamera, tidak ada sedikit pun rasa malu, bahkan dengan pe-de nya datang dengan dandanan aduhai, rada-rada tebar-tebar pesona dengan selalu memberikan senyum sana sini, ….
Benar sekali sabda Nabi SAW, bahwa malu adalah salah satu cabang iman, ketika seorang sudah tidak memiliki rasa malu, pada saat itu juga mereka sudah tidak punya lagi iman ….

[+/-] Baca Selengkapnya...

14 September, 2008

JURU KAMPANYE YANG BURUK

Cerita ini saya dengar dari ceramahnya Ustadz Budi Prayitno di Daarut Tauhid, yang saat itu sedang mendengarkan kisah para mualaf keturunan tionghoa, para saudara-saudara kita yang memang dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga non muslim, berjuang keras agar dapat mempertahankan hidayah yang telah mereka genggam. Begitu banyak ujian menerpa ketika keluarga besar mengetahui berubahnya aqidah anak mereka, saudara mereka, sampai ada seorang ayah yang merasa aib dan malu memiliki anak yang berubah menjadi seorang muslimah dengan busana yang sudah prefect, bergamis dan berjilbab besar. Salahkah mereka ketika mempunyai perasaan terhina ketika salah seorang anggota keluarganya memeluk Islam? ataukah kita umat Islam lah yang salah, karena strategi dakwahnya belum menyentuh orang-orang non Islam? karena kelakuan kita, umat Islam belum mencerminkan indahnya Islam?

Ustadz Budi bertutur......Di suatu kota yang mayoritas non muslim, ada seseorang yang suka adzan tapi suaranya jelek, hanya ia “keukeuh’ untuk jadi muadzin setiap kali waktu shalat tiba.
Suatu hari, seorang pendeta terkenal di kota tersebut, telihat oleh orang-orang disekitar membawa oleh-oleh yang banyak, ketika ditanya oleh-oleh itu untuk siapa, sang pendeta menjawab untuk si tukang adzan, sebagai bentuk rasa syukur dia, karena selama ini dia selalu resah dan gelisah.
Suatu saat, ketika ia sedang berkhotbah digereja, terdengar kumandang adzan, sampai suara adzan itu masuk ke dalam ruang gereja. tiba-tiba anaknya bertanya “ayah, suara apakah itu?”, sang ayah menjawab “itu suara adzan”. “adzan itu apa?” tanya sang anak. “adzan adalah panggilan bagi umat Islam untuk menghadap Tuhan nya”, papar sang ayah. “kok, panggilan untuk menghadap Tuhan jelek, kalau begitu saya gak jadi masuk Islam ”
Ternyata pendeta tersebut gundah gulana, resah gelisah, karena anaknya berkeinginan untuk masuk Islam, tapi karena mendengar suara muadzin yang jelek, sang anak membatalkan dirinya untuk memeluk Islam, pendeta itu pun bersyukur.

Ustadz Budi bertanya kepada jama’ah “siapakah muadzin itu?”
“Muadzin itu adalah kita, karena boleh jadi kita adalah juru kampanye yang buruk bagi Islam. tingkah laku kita, gaya hidup kita, tutur kata kita, mungkin sangat jauh dengan ajaran Islam, sehingga orang di luar Islam pun tidak tertarik terhadap Islam”

Dari uraian Ustadz Budi tersebut, saya pun merenung, ya boleh jadi apa yang dikatakan Ustadz Budi benar, ketika bercermin pada diri sendiri, maka pertanyaan terbesar dalam diri saya adalah “apa yang telah engkau kontribusikan terhadap agamamu?

[+/-] Baca Selengkapnya...

HATI SELUAS SAMUDERA

Kalau pagi hari sekitar jam 6.30, jalan Ciwastra biasanya padat, macet, merayap, kadang sedikit bikin stress, khawatir telat masuk kantor. Tapi di pagi hari bulan Ramadhan, jalanan berubah menjadi sepi, lenggang, sehingga kendaraan pun akan bebas melaju tanpa hambatan………
Apakah karena memang bulan Ramadhan sehingga orang-orang memundurkan aktivitasnya menjadi lebih siang?

Pagi itu, angkot yang saya naiki, berhenti dan dinaiki sekelompok anak-anak sekolah, hingga angkot pun nyaris penuh, padahal sekitar 8 meter di depannya sudah ada angkot yang nyaris kosong sedang ngetem. Melihat hal itu, pak supir yang sudah sepuh, yang angkotnya saya tumpangi segera tersadar, dan ketika sebagian anak sekolah menaiki angkotnya, pak supir pun berkata “neng, itu yang di depan aja…”, tapi tampaknya anak-anak sekolah itu malas turun, sehingga keukeuh pada berebutan untuk duduk, pak supir akhirnya membiarkan mereka untuk duduk……angkot pun melaju, dan ketika berpapasan dengan sang supir yang sedang ngetem, pak supir sepuh itu membunyikan klaksonnya…………… teeeeetttttt………….. pak supir sepuh pun menyapa supir yang sedang ngetem tersebut, seorang supir muda

Saya kira sang supir akan marah besar karena “jatah” penumpang yang harusnya menaiki angkotnya, malah naik angkot lain, itu yang biasanya saya lihat, para supir akan saling mengomel ketika penumpangnya ada yang merebut. Tapi subhanallah, kejadian yang saya temui sungguh indah, ada pembelajaran disana. Sang supir muda malah membalas pak supir sepuh, sambil menganggukkan kepalanya dan memberikan senyum manis, tangannya pun mempersilahkan pak supir sepuh untuk berjalan duluan………..
Saya fikir tidak mudah untuk bersikap seperti itu, ditengah situasi yang amat kompetitif, cari uang amat sulit, dapat menjadikan orang lebih agresif, dan mungkin juga emosional……… sang supir muda itu tampaknya memiliki keluasan hati, luas seperti samudera, sang supir memiliki kemampuan untuk menerima kejadian itu dengan lapang dada………

Saya menilai, apa yang dilakukan sang supir adalah sebagai wujud menghormati orang yang lebih tua, dan sang supir pun tampaknya tidak takut kehilangan rezeki. Ya, salayaknya kita pun dapat mencontoh nilai kebaikan dari siapapun orang yang kita temui. Rezeki setiap orang memang sudah ditentukan Allah. Kalaupun pada saat itu sang supir kehilangan beberapa penumpangnya, semoga Allah segera menggantikan dengan rezeki yang berlipat ganda.

[+/-] Baca Selengkapnya...