16 September, 2008

DUKA KAUM DUAFA, DUKA KITA SEMUA

Miris……… sedih sekali melihat 21 orang meninggal di Pasuruan Jawa Timur ketika kehabisan oksigen akibat berdesakan……..berjuang, berdesak-desak demi uang zakat 30 ribu…….. bagi kita mungkin mudah saja untuk mengatakan uang itu tidak seberapa, tapi mungkin tidak bagi mereka kaum duafa.
Dalam suatu wawancara dengan metro TV, DR Sarlito mengatakan “jangankan buat mereka yang sangat kesulitan mendapatkan uang, bagi orang-orang yang telah bekerja keras saja masih ada yang pendapatan perharinya dibawah 30 ribu”.
Jadi, memang wajar sekali jika mereka sampai berbondong-bondong untuk mendapatkan uang itu……….

Sedih, karena boleh jadi kejadian tersebut merupakan salah satu indikator bahwa Negara yang mayoritas muslim ini masih terpuruk dalam kubangan kemiskinan yang luar biasa…

Kejadian itu mengandung ibrah yang luar biasa besar……..
Pertama, sebagai umat Islam yang dititipi kelebihan harta oleh Allah, jangan pernah melalaikan kewajiban untuk menunaikan zakat. Kalau ternyata, kita tidak bisa ikut serta dalam scope yang besar untuk memberantas kemiskinan di Negara ini, maka (kalau kata Aa Gym, 3 M) mulai dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari hal yang kecil…..mulai lah memiliki kepedulian, bersihkan harta kita…... Kata para ahli ekonomi, sebenarnya Indonesia memiliki potensi zakat yang luar biasa, dan jika pengelolaannya baik, mungkin dapat membantu membebaskan umat dari lubang kemiskinan yang umumnya turun temurun…..

Kedua, umat Islam harus mulai memanfa’atkan badan amil zakat yang professional, terpercaya, auditable. Karena badan amil yang professional, tentunya memiliki pemetaan kantong-kantong kemiskinan, mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan zakat, memiliki program-program yang dapat memberikan kemaslahatan jangka panjang….sehingga amanah harta yang dititipkan akan lebih tepat sasaran dan memberi nilai manfa’at yang tinggi. Jika dibagikan langsung seperti kasus diatas, maka boleh jadi ada saja orang yang sebenarnya tidak berhak mendapatkannya tapi ikut antri juga……..
Meskipun, memberikan langsung kepada orang yang berhak juga tidak di larang, tapi kalau jumlahnya ribuan gitu, maka prosedur pembagiannya harus benar-benar disiapkan sedetil mungkin……..rasanya sulit untuk mengatur massa dalam jumlah banyak….

Apakah Negara ini benar-benar miskin? Bagaimana dengan uang Negara yang banyak masuk ke dalam kantong para koruptor. Maka pelajaran ketiga yang sangat penting untuk dievaluasi dan segera dilaksanakan adalah penegakkan hukum dinegara kita harus benar-benar dijalankan tanpa tebang pilih, tanpa pandang bulu. Terlebih orang-orang yang tahu hukum, jika mereka melakukan kejahatan itu, maka hukumannya harus benar-benar memberikan efek jera.
Pantas saja kalau Gubernur Jawa Barat, pak Ahmad Heryawan pernah mengatakan bahwa koruptor itu psikopat. Jadi ingat apa yang dipaparkan oleh dr Tauhid Nur Azhar di acara majelis Percikan Iman, bahwa seorang psikopat itu tidak harus seperti Ryan (yang nampak innocent meski telah menghabisi 11 nyawa), psikopat itu adalah orang yang tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Maka boleh jadi semua orang, memiliki potensi untuk menjadi psikopat ketika kita sudah tidak lagi bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan.

Saya sependapat dengan pak Ahmad Heryawan, bahwa koruptor itu psikopat……menurut saya psikopat sejati, coba saja anda lihat tampang-tampang mereka ketika menghadiri persidangan dan ketika disorot kamera, tidak ada sedikit pun rasa malu, bahkan dengan pe-de nya datang dengan dandanan aduhai, rada-rada tebar-tebar pesona dengan selalu memberikan senyum sana sini, ….
Benar sekali sabda Nabi SAW, bahwa malu adalah salah satu cabang iman, ketika seorang sudah tidak memiliki rasa malu, pada saat itu juga mereka sudah tidak punya lagi iman ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar