Judul diatas adalah judul buku yang ditulis oleh Ustadz Anis Matta, berisi tentang makna, hakekat, contoh dan bagaimana menjadi pecinta sejati.........
Disebutkan bahwa cinta itu tak terdefinisikan. Cinta ditakdirkan sebagai kata tanpa benda, ia tidak terlihat tapi dapat dirasakan. Cinta adalah nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan.
Benar sekali, ketika seseorang jatuh cinta, maka tanda-tanda jatuh cinta itu dapat dirasakan, dapat dilihat ciri-cirinya, tapi si pelaku tak dapat mendefinisikannya..... yang terjadi adalah bayangan si dia yang dicintai selalu menyertai setiap langkah hidup kita......... di hati kita ada si dia..........di fikiran kita ada bayang-bayang si dia..........sampai ketika makan pun melihat nasi seperti melihat dia, ketika membuka buku ada lintasan si dia, pokoknya dalam setiap detik yang kita lewati, bayang-bayang si dia selalu mengintai..........kalau sudah gitu, sebagian orang bilang, kondisi seperti ini malah bikin tambah semangat, karena dengan selalu ingat si dia maka ia pun ingin sekali menghasilkan prestasi terbaik agar si dia menjadi bangga.....tapi ada juga yang bilang kalau sedang jatuh cinta, gara-gara ingat dia terus malah jadi gak konsen........
Jatuh cinta bisa membuat seseorang mendadak menjadi seorang penyair hebat, tiba-tiba ia bisa menulis kata-kata yang puitis and romantis, buku diary pun bisa cepat penuh, setiap pertemuan dengan si dia akan ditulis dengan detil, bagaimana senyumnya, sapanya, salamnya, dan tutur kata yang lainnya.............
Semua orang pasti merasakan jatuh cinta, jadi sangat manusiawi sekali karena cinta adalah fitrah........tapi kalau gak pandai memanage perasaan itu, bisa-bisa malah salah jalan...........bisa-bisa waktu kita habis gak karuan karena cuma ingin menghabiskan waktu dengan si dia atau karena sepanjang waktu ingat dia terus.........apalagi kalau belum halal, maka perasaan dan perbuatan yang berlebihan malah bisa menjerumuskan kita pada hal yang tidak di ridhai Allah...............tapi kalau sudah halal, maka mewujudkan rasa cinta kepada orang yang dicintai adalah suatu amal shaleh. Ada do’a yang sangat indah tentang mencintai dan dicintai yang tercantum dalam HR Tirmidzi, do’anya berbunyi sebagai berikut:
“Ya Allah, aku memohon curahan cintaMu dan kecintaan orang-orang yang mencintaiMu, serta memohon curahan amal yang dapat menghantarkan diriku mencintaiMu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan kepadaMu lebih tertanam dalam jiwaku melebihi kecintaanku kepada diri sendiri dan keluargaku.” (HR Tirmidzi)
Dari redaksi do’a tersebut terlihat bahwa puncak cinta tertinggi adalah ketika kita mencintai Allah sepenuh hati dan jiwa raga kita ……………….
Cinta adalah kebenaran, hati yang dipenuhi cinta akan mudah menerima kebenaran, karena cinta adalah cahaya mata hati kita. Cinta dapat meledakkan potensi kebaikan dan keluhuran dalam diri, dari mata air keluhuran itulah akan mengalir sungai-sungai kebaikan kepada semua yang ada disekelilingnya.
Cinta dapat membentuk watak yang baik, jiwa yang halus. Cinta dapat memanusiakan manusia dengan memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan yang tinggi.
Menurut Ibnul Qayyim, cinta adalah penggerak jiwa sang pencinta kepada yang dicintainya.
Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari, orang tua yang mendidik anak-anaknya dengan sentuhan cinta, akan menghasilkan anak-anak dengan keluhuran budi pekerti, anak-anak yang cerdas, anak-anak yang pemberani..........sangat berbeda dengan anak-anak yang dididik dalam aroma kekerasan, penghinaan, pelecehan, maka ia pun akan tumbuh sebagai seorang yang pendendam, keras hati, egois, rendah diri dan sifat-sifat negatif lainnya, seluruh potensi kebaikan sang anak seakan luruh terus menerus setiap orang tuanya menempelkan stigma negatif.........
Jika orang dipenuhi cinta, mungkin kita tidak akan mendengar majikan yang sangat kejam memperlakukan pembantunya, disiksa, dilecehkan, tidak dibayar gajinya bahkan sampai dibunuh......
Jika dunia dipenuhi cinta, mungkin gak akan ada perang yang sangat memilukan, perang yang membawa penderitaan bagi umat manusia. Peperangan dan penindasan hanya lahir dari jiwa-jiwa yang kotor, jiwa penuh dendam, jiwa yang penuh keserakahan...........dalam bukunya tersebut, ustadz Anis Matta menyebutkan bahwa perang adalah brutalisme, sadisme, dan kanibalisme.
Pecinta sejati adalah mereka yang selalu menginspirasi kekasih untuk meraih kehidupan yang paling bermutu yang mungkin ia raih sesuai potensinya. Seseorang yang dipenuhi rasa cinta, maka ia akan menjadi seorang pribadi yang selalu meng-up grade kualitas dirinya, karena ketika dia tahu salah maka ia pun akan cepat-cepat melakukan koreksi, ia ingin membentuk dirinya yang terus berubah ke arah yang lebih baik, senantiasa menjadi orang yang dinamis................tidak menjadi orang yang gagap, baik gagap teknologi maupun gagap sosial. Ustadz Anis Matta juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya ketidakharmonisan dalam keluarga, karena masing-masing pribadi dalam keluarga tersebut terdiri dari orang-orang yang stagnan, yang tidak mau berubah......dari sejak awal pernikahan sampai pernikahan yang sudah berjalanan tahunan bahkan puluhan tahun hanya begitu-begitu saja.............istri tidak tahu bagaimana menyenangkan suami dan anak-anaknya............suami pun tidak tahu bagaimana menyenangkan istri dan anak-anaknya.........dari dulu sampai sekarang masih suka gak nyambung kalau di ajak diskusi, masih tetap pemarah, pencemburu, masih tidak memiliki jiwa empati, tetap menjadi pemalas dan kebiasaan buruk lainnya yang masih terus dipelihara..........
Cinta dapat membawa suatu perubahan yang dahsyat, maka ketika ingin merubah sesuatu maka rubahlah dengan cinta. Tapi cinta pastinya membutuhkan kesabaran, keteguhan hati, kepercayaan.
Rasulullah SAW pun seorang pecinta sejati, ketika beliau SAW berdarah-darah karena dilempari orang-orang Thaif yang menolak dakwahnya, Jibril pun geram serta menawarkan bantuan untuk menghancurkan mereka, tapi karena Rasulullah SAW dipenuhi rasa cinta, beliau menolak tawaran jibril, beliau SAW malah mendo’akan agar orang-orang Thaif itu diberi hidayah dan melahirkan generasi yang ta’at dan beriman kepada Allah SWT. Karena pesona baginda Rasulullah SAW lah, pada akhirnya banyak orang yang tertarik dengan keindahan Islam dan mengukuhkan diri dalam rasa persaudaran karena kesamaan iman. Ajaran Islam memang sangat indah, tetapi apakah umat Islam sekarang sudah seindah ajarannya?
09 September, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar