22 Juni, 2008

PEMILIHAN WALIKOTA BANDUNG

Setelah sukses dengan pemilihan Gubernur Jabar, Agustus 2008 ini, warga kota Bandung akan mengikuti pemilihan walikota Bandung secara langsung. Sebagai warga yang baik, maka seharusnya kita memanfaatkan hak kita untuk memilih pemimpin yang terbaik.

Saya salah seorang warga negara yang senatiasa menggunakan hak pilih......tapi pernah juga sih tergoda untuk ikut-ikutan menjadi golput, gara-garanya sih karena agak pesimis terhadap kualitas pemimpin yang ada sekarang, benar gak sih mereka amanah dan dapat membawa perbaikan? .............tapi saya disadarkan oleh tausiyah ustadz dimana saya sering ikut pengajian, beliau mengingatkan bahwa manusia itu hidup dalam jamaah, kita gak mungkin bisa hidup sendirian, maka setiap jamaah harus memiliki imam. Jadi menggunakan hak suara adalah salah satu amanah yang harus ditunaikan. Alangkah tidak bertanggung jawabnya saya, jika saya tidak menggunakan hak suara saya, karena jika nantinya yang menjadi pemimpin adalah orang yang “bobrok”, maka sebenarnya saya sudah memberikan andil terhadap kebobrokan yang nantinya terjadi di masyarakat.

Agar tidak salah pilih, maka kita harus cerdas dalam mengamati calon-calon pemimpin yang akan kita pilih........ amati “track record” nya, pelajari visi misi nya.....
Sebenarnya bagi muslim/muslimah, kriteria pemimpin ideal adalah seperti yang ada pada sosok Rasulullah SAW, yaitu shidiq, amanah, fathanah, tabligh.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS 33:21)
Memang tidak ada manusia yang sesempurna Rasulullah SAW, maka pilihlah yang mendekatinya.

Selain sifat Rasulullah SAW diatas, maka menurut saya pemimpin yang layak dipilih adalah:
1. Yang amanah, kompeten dan mampu memimpin
jika merasa tidak mampu untuk memimpin, sebaiknya segera mengevaluasi diri, untuk kemudian mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, jika sudah siap baru deh maju.
“Bila amanah disia-siakan, tunggulah kehancurannya. Dikatakan bagaimana bentuk penyia-nyiaannya?, beliau bersabda, “Bila diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, maka tunggulah kehancurannya”. (HR Bukhari Muslim)
Kadang geli juga, melihat fenomena yang terjadi sekarang, dimana kaum selebritis beramai-ramai dicalonkan dalam pilkada, ya kalau memang benar-benar mampu, why not? Sah-sah saja, hanya prihatinnya, jika parpol menarik selebritis yang tidak punya latar belakang berorganisasi yang kuat hanya dijadikan sarana untuk “get votters” saja.
2. Memiliki komitmen terhadap kebenaran
Pemimpin yang baik adalah yang tidak gentar menghadapi kemungkaran yang ada disekelilingnya, senantiasa mendukung nilai-nilai kebaikan karena salah satu tugas pemimpin adalah amar ma’ruf nahi munkar.
3. Low profile dan bersahaja
Disaat pemimpin menyuruh rakyatnya untuk berhemat, apalagi pada kondisi negara yang serba krisis, krisis BBM sehingga uang transport jadi membengkak, krisis energi sehingga listrik di rumah dan di kantor sering mendapat pemadaman PLN secara bergilir, dan krisis-krisis lainnya........maka sesungguhnya pemimpinlah yang harus memberi contoh penghematan dan kebersahajaan itu, istilah kata, kalau rakyat kecil mah udah gak tahu lagi apa yang harus dihemat karena memang kesehariannya juga sudah sangat pas-pasan. Sudah seharusnya-lah, pemimpin menjadi orang yang paling banyak berkorban.
4. Bebas dari skandal
Intinya pemimpin yang dipilih harus memiliki “track record” yang bersih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar