06 Oktober, 2008

BUNUH DIRI DI ISTIQLAL

Berita tentang bunuh dirinya seorang pria setelah shalat Ied di Istiqlal, mungkin sudah rada basi. Tapi saya tetap berminat untuk menulis hal ini, karena ingin mengupas hikmah dibalik kejadian itu.

Kejadian ini sungguh ironis, lelaki itu melakukan aksi bunuh diri ditengah umat Islam yang sedang berbahagia karena menyambut hari raya Idul Fitri, menyambut kemenangan setelah melatih diri mengendalikan segala macam hawa nafsu.
Lelaki itu bunuh diri, setelah rombongan Presiden SBY meninggalkan mesjid Istiqlal. Sampai ada yang mengira bahwa aksi bunuh diri lelaki itu adalah suatu protes kepada pemerintah karena beban hidup di negeri ini sunggguh terlalu berat untuk ditanggung rakyat kecil, lelaki itu menjadi martir bagi jutaan rakyat yang hidup dalam keadaaan gundah gulana karena himpitan ekonomi yang mendera begitu kuat. Harga sembako menjulang tinggi, biaya pendidikan dan kesehatan sulit dijangkau masyarakat kecil, meski telah ada Askeskin dan sekolah gratis, tapi sepertinya tetap masih terbatas, sehingga belum dapat meng-cover seluruh orang yang memerlukannya.

Ditengah kebahagiaan umat Islam yang lain, ternyata ada saudara kita yang melakukan tindakan nekat dan sangat dimurkai Allah..... bunuh diri.........suatu gambaran keputusasaan dari rahmat Allah, padahal sebagai orang beriman kita harus yakin, bahwa Allah tidak akan pernah menurunkan cobaan di luar batas kemampuannya. Dan putus asa adalah suatu dosa besar.
“Katakanlah:” Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 39:53)
Ketika seseorang melakukan tindakan bunuh diri, maka pintu untuk bertobat telah di kunci rapat, ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bertobat, memperbaiki diri dan meraih kehidupan yang lebih baik.
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS 4:31).

Semua orang pasti bisa melalui setiap ujian yang ia terima, asal ia sabar dan tawakal. Ketika seseorang sabar, maka ia akan istiqamah dalam jalan kebenaran, tidak larut pada ajakan nafsu, jiwanya tidak pernah mengenal putus asa dan lidahnya tidak pernah mengeluh kecuali pada Allah SWT.

Terlepas dari tindakan lelaki tersebut, ada hal yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. Esok paginya saya melihat wawancara ustadz Yusuf Mansyur dan seorang psikolog di TV One. Ustadz Yusuf Mansyur mengingatkan kepada kita semua, bahwa sebagai manusia, kita jangan hanya puas dapat beribadah secara vertikal, kita bagus dalam hablumminallah tapi kurang bagus dalam hablumminannaas, kita kurang memiliki kepedulian sosial. Seharusnya orang yang hablumminallahnya baik, akan tercermin pada hablumminannaas nya yang juga baik. Kita harus berusaha memperluas ibadah dengan sesama, semampu kita. Apapun posisi kita, kita bisa menebar kebaikan pada siapapun. Tidak harus menjadi seorang ustadz, tidak harus selalu lewat harta, tetapi dengan ucapan-ucapan yang memotivasi, ucapan-ucapan yang membesarkan hati, wajah yang senantiasa berseri dan siap menerima keluh kesah.........semua itu sudah dapat membantu mereka yang didera rasa putus asa.

Katanya nih, ustadz Yusuf Mansyur juga dulunya (sebelum jadi ustadz), pernah dipenjara dan dililit hutang, sehingga pernah juga putus asa dan ada niatan untuk bunuh diri, tapi dengan motivasi dari sahabat-sahabatnya, niat itu akhirnya dibelokkan Allah. Jadi dengan sekadar sapaan, ucapan yang baik, malah bisa membangkitkan orang yang berputus asa, karena mereka merasa dihargai, merasa diperhatikan. Sehingga ketika melihat sahabat kita yang kelihatannya merasa sendiri ditengah keramaian, karena ternyata memang sedang ada masalah, maka sapaan kita, atensi kita dengan menanyakan kabarnya dan mungkin menawarkan diri untuk membantunya, mungkin akan memberikan secercah semangat, bahwa ia tidak sendiri.............

3 komentar:

  1. Bunuh diri adalah suatu gambaran keputusasaan seseorang dalam menghadapi masalah. Semoga kita termasuk orang yang dijauhkan dari itu semua amin.

    BalasHapus
  2. Ironis....
    ternyata msjid sebagai tempat ibadah, bahkan tidak mampu mengingatkan jiwa yang telah berputus asa....
    Semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan seperti itu.... amiin.

    BalasHapus
  3. Bunuh diri hukumannya kekal di dalam neraka jahannam yang pedih

    BalasHapus