30 Agustus, 2008

MEMA’AFKAN DAN MELUPAKAN

Ketika seorang tersakiti, boleh jadi ia mema’afkan orang yang menyakitinya, tetapi kenapa sulit sekali untuk melupakannya. Sehingga ketika ia berinteraksi kembali dengan orang yang pernah menyakitinya, maka kemungkinan ada suatu psychological barrier, mutu interkasi mengalami degradasi, interaksi itu tidak seantusias dulu lagi, ada sedikit pengalaman traumatis yang bisa muncul ketika ia melihat kembali orang yang pernah menyakitinya. Menurut pendapat Ustadz Aam, jika hal itu terjadi, “anda mema’afkan tapi tidak bisa melupakan, anda tidak lagi bisa “klik” dengan dia, maka hal itu adalah sesuatu yang wajar”.
Menurut Ustadz Aam, mema’afkan tapi tidak bisa melupakan, bukan urusan hati, tapi itu sudah urusan memori. Memori dapat mempengaruhi frame of thinking seseorang, dan frame of thinking dapat mempengaruhi kerangka perilaku. Sehingga jika di kepala masih ada file peristiwa yang menyakitkan, maka wajar saja interaksi dengan seseorang yang telah menyakiti menjadi terhambat.....

Menurut saya, benar juga sih, kalau kita pernah disakiti, maka memori menyakitkan, orang yang menyakiti dan rasa sakit itu terkadang masih terekam, susah untuk di delete.......
Saya rasa semua orang pernah mengalami hal menyakitkan, dan ia tidak bisa melupakannya 100%, jika ada pemicu, hal menyakitkan itu bakal muncul lagi tanpa kita perintah, tanpa kita minta, muncul kembali walaupun dalam bentuk silhoutte (.....wajar...amat wajar, kecuali kalau orang tersebut amnesia, baru bisa 100% lupa)....kalau udah kayak gitu, harus banyak-banyak istighfar deh, soalnya kalau tidak di manage, jangan-jangan secara psikologis akan mempengaruhi perilaku kita sendiri, dan yang lebih parah lagi, dapat membentuk pribadi yang pendendam. Perlu riyadah dan memanage perasaan sebaik-baiknya, sekuat tenaga, yakini diri bahwa kita tidak boleh menghabiskan energi hanya untuk mengingat-ngingat peristiwa menyakitkan, yang sebenarnya sudah lama terjadi....ambil saja hikmah dari semua kejadian yang telah menimpa diri kita, jika kita berhasil menemukan hikmah itu, pasti kita akan merasa bersyukur..........jadi pasanglah mindset positif dalam cara pandang kita atas segala hal yang menyakitkan kita, dan ingatlah pesan Baginda Rasulullah SAW, yang mengingatkan ummatnya agar senantiasa membalas setiap keburukan dengan kebaikan.

Ada suatu pengalaman pribadi yang sungguh menghujam ke dasar hati, ke alam fikiran saya sebagai manusia yang dhaif........saya merasa bahwa saya telah melakukan kesalahan berat bin fatal kepada seorang muslimah. Maka ketika saya menyadari bahwa saya memang salah, saya memohon ma’af kepada beliau..........saya sudah berprasangka duluan, bahwa beliau mungkin akan ketus dalam menerima permohonan ma’af saya, tapi ternyata prasangka saya, sangat berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Kalimat yang muncul dari beliau justru kalimat-kalimat indah yang penuh bobot tausiyah. Beliau menanggapi permohonan ma’af saya dengan kalimat “justru saya yang harus memohon ma’af dan bla...bla...bla....(bla..bla...bla-nya off the record, rahasia perusahaan)...”.
Saya kaget juga, saya yang meminta ma’af tapi beliau juga malah minta ma’af, padahal jelas sekali, kesalahan ada di posisi saya.........point penting yang ingin saya garis bawahi adalah sungguh indah ketika kita justru berlomba untuk meminta ma’af dan mema’afkan. Saya yakin, sikap seperti itu tidak akan muncul pada orang biasa, tapi sikap ini muncul pada pribadi seorang yang memiliki kehalusan budi, kebeningan dan kerendahan hati, kemuliaan akhlak.........ya Allah, sampai sekarang saja saya masih mengingat beliau, meskipun saya tidak mengenal sosok beliau secara mendalam, tapi saya sangat menyanyaginya dan menghormatinya,. Hanya do’a yang bisa saya berikan kepada beliau, semoga Allah senantiasa mencintai, menyayangi, melindungi, memberikan kebahagiaan dan mencahayai dunia-akhirat beliau dan tentunya keluarganya. Semoga saya bisa mencontoh kebaikan beliau untuk bisa menjadi muslimah yang tangguh, tidak cengeng dan selalu optimis dalam menghadapi semua masalah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar