09 Agustus, 2008

“PILIH PEMIMPIN YANG TIDAK MAU JADI PEMIMPIN..........”

Beberapa tulisan saya akhir-akhir ini, ternyata banyak berkaitan dengan masalah politik...........bagaimana tidak, setelah pilgub Jabar, pilwakot dan nanti pilpres, otomatis gema kampanye menghiasi berbagai sudut kota.........ketika menghadap kanan ada baligho parpol, menghadap ke kiri ada spanduk parpol, menghadap ke depan ada spanduk KPU..........

Last time i don’t care about this, tapi sekarang mau tidak mau harus ikut meng-up date informasi yang berkaitan dengan pilkada ataupun pilpres.......... banyak banget info perpolitikan yang lewat di otak saya, belum lagi, kalau adik saya ada di rumah, seringkali membawa misi promosi parpol dimana dia aktif berpartisipasi di dalamnya, sehingga perbincangan di keluarga kami pun terkadang ngebahas politik juga. Jadinya, saya sudah seperti dikondisikan untuk segera “melek” politik.........Ketika saya nonton berita di TV, ya politik lagi politik lagi. Ketika baca koran, informasinya juga banyak tentang politik. Ketika dengerin radio sepanjang perjalanan ke kantor, radio favorit saya seringkali ngebahas politik juga........bahkan ketika makan siang bareng temen kantor, juga ada bahasan tentang politiknya.........tapi bagus juga sih, otak saya dicekoki berbagai informasi perpolitikan, biar tambah cerdas dan enggak gagap politik........dalam Islam, politik adalah ibadah, politik adalah dakwah..............anggapan bahwa politik itu kotor boleh jadi benar, kalau orang-orang yang terjun di dalamnya memang juga “kotor”.............maka harus ada orang-orang yang memiliki niat yang lurus, hati yang ikhlas, track record yang bersih untuk ikut serta membenahi carut marut perpolitikan di negara ini, sesuatu yang memang sulit, perlu waktu untuk memperbaikinya tapi dengan tekad yang kuat, sedikit demi sedikit diharapkan ada perubahan ke arah yang lebih baik tentunya...............

“Pilih pemimpin yang tidak mau menjadi pemimpin”, meluncur dari seorang bapak yang ikut nimbrung dalam suatu acara talkshow yang membahas tentang kepemimpinan, di radio MQ.........saat itu saya yang sedang mendengarkan radio lewat telphone genggam, sekaligus membaca. Sejenak, saya segera menghentikan kegiatan membaca, agak-agak merhatiin percakapan si bapak dan sang penyiar...........hmmmm, menarik juga statement bapak itu. Apalagi kalau kita amati, saat ini kan lagi rame-ramenya gelaran pilkadal (pemilihan kepala daerah langsung)..........orang pada berburu untuk bisa menjadi penguasa, gimanapun caranya, mungkin bagi orang tertentu, dia bakalan menggunakan segala cara, sekalipun dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama, tapi peduli amat, yang penting kepilih.......

Pagi hari, sebelum saya berangkat ke kantor, saya melihat berita di televisi tentang seorang bapak yang akan bunuh diri karena ia terlilit hutang sekitar 2,9 M, uang itu digunakannya untuk pencalonan dan kegiatan kampanye dirinya sebagai calon bupati di suatu daerah....namun sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata bapak itu kalah, hingga setelah gelaran pemilihan bupatinya selesai, bapak itu tinggal menanggung hutang yang begitu besar, istrinya pun minta cerai, hal tersebut membuat dia akhirnya depresi berat dan harus masuk rumah sakit. Bapak itu telah berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. Dan pada tayangan di TV tersebut, merupakan usaha bunuh diri yang kesekian kalinya.

Ada dialog yang direkam oleh wartawan ketika bapak itu ditolong oleh pak polisi, bapak tersebut marah besar kepada pak polisi yang dianggapnya telah menghambat usaha bunuh dirinya....”saya ingin mati, saya ingin mati.....” teriaknya. Sungguh sangat memprihatinkan kondisi bapak itu. Teriakan yang memang timbul dari hati seorang yang sedang mengalami depresi berat, yang hidupnya begitu terhimpit, menjadi sempit karena tekanan hutang. Kasihan juga melihat bapak itu, semoga Allah segera menyembuhkan dan menyadarkannya kembali.....bahwa hidup ini tidak akan pernah menjadi sempit jika yakin bahwa Allah senantiasa bersama kita

Tapi ketika melihat kelakuan bapak itu, hati saya pun secara spontan berucap “untung juga bapak itu gak kepilih”, jangan-jangan tipe orang seperti bapak itulah yang akan menggunakan jabatannya untuk menutupi hutang-hutangnya, dengan menyelewengkan amanah yang diberikan kepadanya, misalnya dengan melakukan suatu tindakan korupsi..................dan satu lagi, bagaimana mungkin orang yang bermental pecundang seperti bapak itu mau dipilih...........(wah, suara hati saya ini rada-rada su’udzhan nih....)

Jadi benar, orang-orang yang memiliki keinginan kuat untuk jadi penguasa karena memiliki motif duniawi yang begitu besar, bisa melakukan cara apa saja, termasuk dengan cara berhutang. Kalau dalam Islam, yang saya tahu, kita jangan meminta untuk bisa jadi pemimpin (penguasa) tapi jangan menolak jika diberi amanah menjadi pemimpin.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar