01 Agustus, 2008

NILA SETITIK RUSAK SUSU SEBELANGA

Peribahasa ini menunjukkan pudarnya atau bahkan hilangnya nilai kebaikan seseorang, gara-gara orang tersebut berbuat sesuatu yang dianggap buruk.
Menurut saya jika peribahasa ini digunakan untuk melakukan suatu penilaian, maka peribahasa ini menggambarkan suatu ketidak adilan dalam menilai sesuatu.

Tidaklah bijak, ketika memvonis orang lain jelek hanya karena beberapa kesalahan yang pernah dia lakukan, padahal boleh jadi dia memiliki kebaikan yang lebih banyak dibandingkan kesalahannya. Allah memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil dalam hal apapun.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu berbakti karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS5: 8)

Selayaknya kita melakukan suatu pertimbangan sebelum menjatuhkan vonis menyalahkan orang. Ada sisi kebaikan dibalik kelemahan seseorang dan ada kelemahan di balik kebaikan seseorang. Hal ini sangat manusiawi sekali. Tetapi apakah daftar kebaikan yang sebenarnya sudah sangat banyak, bisa rusak hanya gara-gara sesuatu yang di mata kita adalah salah. Sesungguhnya manusia tempatnya khilaf dan dosa. Kita menilai orang lain salah, padahal boleh jadi kesalahan itu ada juga pada diri kita, bahkan mungkin saja lebih banyak. Buatlah suatu daftar kebaikan, dan bandingkan dengan daftar kesalahan yang ia buat, apakah benar kesalahan dia lebih banyak dari pada kebaikannya?. Apakah bukan karena ego diri kita, sehingga menganggap orang lain jelek?, jika ego itu telah menutup hati, maka akan sulit untuk dapat mengekspos seluruh kebaikan yang pernah dilakukannya.

Ketika melakukan penilaian, minimalkanlah subjektivitas anda. Memang jika harus 100% objektif, rasa-rasanya sangat sulit, tapi tetap harus berjuang agar dapat objektif Buka mata hati, luruskan niat saat mulai menilai. Marilah kita dudukan segala sesuatu secara proporsional, sehingga kita dapat berlaku adil dalam memberikan suatu penilaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar